(07) Please

576 Words
Please | alone I'm sorry, please stop I'm tired of myself, please love me. Once again, I'm sorry! CHAPTER TUJUH, SELAMAT MEMBACA PLAK! Satu tamparan keras lolos dipipi mulus Ela "Dasar anak gak tau diuntung, gatau diri kamu!", bentak Valen setelah berhasil menampar Ela "Kamu kan tau Eca baru hari ini masuk sekolah, apa susahnya kamu nganterin adik kamu huh!? Kamu malu sama Eca!? Heh Sadar diri kamu! Harusnya yang malu itu Eca bukan kamu dasar anak kurang ajar!!" Hening beberapa detik, dengan muak Ela berjalan kearah tangga berniat meninggalkan ruangan yang penuh sesak ini "ADELA! MAU KEMANA KAMU!? KURANG AJAR! TIDAK PUNYA ETIKA KEMBALI KAMU KESINI!", bentak Valen teriakkannya menggelegar membuat Eca yang juga berada diruangan itu kaget, ia tidak tau jika mamahnya akan semarah itu kepada Ela Melihat Ela yang tidak memperdulikan ucapan Valen dan malah melanjutkan langkah membuat Valen semakin tersulut emosi. Dengan kasar Valen menarik rambut Ela kebelakang gadis itu kaget dan menahan kesakitan yang menjalar sampai kedalam otaknya Plakk! Plakk! Dua tamparan cepat lolos dikedua pipi Ela. Kini Ela telah berhadapan dengan Valen, wajah Ela telah lebam akibat tamparan 3 kali dari Valen, tetapi gadis itu tak kunjung memberikan ekspresi kesakitan dihadapan Valen. Bagaikan kesetanan Valen ingin menampar Ela terus menerus, emosi semakin memuncak tak kala wajah Ela berada tepat dihadapannya, bola mata Ela terlihat menantang Valen, entah setan apa yang merasuki diri Valen jika saja ia seorang psycho maka tak segan segan Valen sudah membunuh Ela sedari dulu. Kesekian kalinya Valen ingin melayangkan tamparan diwajah Ela tetapi seseorang mencekal tangannya kuat "Udah ma udah, jangan dilanjutin kasian Kak Ela!", ucap Raka ia baru saja pulang dari sekolah, dan alangkah terkejutnya melihat Ela yang terus-terusan ditampar sedangkan gadis itu hanya diam dengan tampang datar, itu sakit Raka bisa melihat air mata dibalik wajah datar kakaknya itu. "Ngapain kamu belain anak kurang ajar seperti dia! Sialan, seharusnya kamu itu tidak terlahir di dunia ini, jalang sialan!" "Mama!!!", bentak Raka tidak terima, mamahnya sudah kelewat batas. Tak seharusnya Valen mengatakan hal itu kepada anak nya sendiri "Jaga batasan anda nyonya Alexander!", ucap Ela dingin dengan menekankan kata terakhirnya "Apakah dirumah ini tidak ada kaca agar nyonya alexander bisa berkaca? Haha", tawa hambar memilukan Ela tunjukan didepan mamah dan kedua adiknya, juga beberapa pelayan yang menyaksikan "Apa yang anda katakan? Tidak tau diri? Jalang? Kurang ajar? Dan satu lagi, jika saya boleh memilih lebih baik saya tidak terlahir dari rahim wanita seperti anda! Kesalahan apa yang sebenarnya saya lakukan sehingga anda terlihat begitu panas? Apa Eca selemah itu? Apa Eca penyakitan? Sehingga Eca mengadu hanya karena tidak saya antarkan? Hahaha lemah!", cukup sudah Ela muak bersikap manis, kini ia tak ingin menyiksa dirinya agar terus menerus menuruti perintah orang rumah ini, Ela juga manusia ia bukan robot "Pelayan!", panggil Ela dan satu pelayan yang Ela tunjuk menghampirinya dengan ketakutan "Berikan nyonya kalian minuman dingin, drama ini sudah selesai, dan untuk semua yang berada diruangan ini. Terimakasih telah menonton dengan tenang, dan Eca, kamu pantas menjadi antagonis." Ela pergi meninggalkan ruangan menaiki tangga dan segera masuk kedalam kamar tak lupa menguncinya, sedangkan seluruh orang yang tersisa membeku akan perkataan Ela, Raka yang melihat itu mengumpat dan masuk kekamar membanting keras pintu kamar membuat semua orang kaget dan tersadar dari lamunan Maaf la, gua terpaksa, maaf!- batin Eca Didalam kamar Ela kembali menyiksa dirinya, air mata tak bisa ia bendung lagi, penyakit mental menguasai dirinya. Terus terusan membuat ia semakin terluka, dan sekali lagi, itu menenangkan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD