HAPPY BIRTHDAY, KILLER!

1435 Words
Mungkin semuanya tidak bisa ditulis oleh kata-kata, Tapi Ela gadis itu sangat bahagia, Ela ingin mengucap kan kepada tuhan Ucapan TERIMAKASIH sebanyak-banyak nya dan Menanyakan kepada diri nya. ini kah indah pada waktu nya? Widya... Gadis yang tak lain adalah Sahabat Ela kini memegang sebuah Kue Tart dengan ukuran Big Widya, Rara, dan Dina berjalan menghapiri Ela yang masih mematung Dengan Raka yang berada dibelakang Ela karna dia ditugaskan untuk menutup mata Ela "Happy Birthday To you... Happy Birthday To you... Happy Brithday, Dear Ela.... Happy Brithday Too Youuu.." Nyanyi Mereka serempak membuat Ela menutup Mulut nya dengan mata yang Berlinang "Selamat Ulang Tahun Ela!"Teriak widya lalu menyodorkan Kue ditangannya Untuk di tiup oleh Ela "E-ehh Make A wish dulu geh" Tahan Rara, membuat yang lain terkekeh termasuk Ela Gue harap Kita akan selalu bareng-bareng dan gue harap semua yang gue sayang mereka juga sayang sama gue Dan widya rara dan dina semoga kita selalu bareng-bareng Tuhan- Doa Ela "Satu dua tiga hufttttt..." Tiupan Ela membuat semuanya Teriak bahagia dengan Ela yang terus menerus tersenyum dengan manis nya Gue harap lo gak minta buat kita terus sama-sama La- Batin Widya yang tersenyum kecut saat menyadari bahwa waktunya tidak lama lagi "Potong Kue nya dong" Teriak Dina "Ee--Ehh tunggu!" Teriakan seseorang membuat semuanya menengok ke-asal suara yang tak lain adalah Axsa "Lah Bro! Dari mana aja lo dari tadi gue telponin" Tegur Gerry sahabat Axsa "Tadi gue--" "Tadi Axsa gue suruh beli makanan iya kan Axsa.!" Ucap Ela memotong ucapan Axsa dengan menekan Nama Axsa agar Axsa mengiyakan Ucapan nya, Ela sedang tidak mau membahas kejadian tadi, ia tak ingin menghancurkan suasana yang bahagia ini "Oh iya-iya jadi gue sedikit telat"Ucap Axsa yang mengerti kode dari Ela "Yaudah Lanjut dong motong kue nya" ucap Raka yang tak sabar melihat kue di depan nya "Iya-iya Sabar, makanan aja pada gak sabaran"Omel Ela yang menerus kan potong memotong kue Potongan Pertama pun kini sudah ada di tangan Ela yang dilanjutkan dengan lontaran dari Dina "Potongan pertama nya buat siapa nih" Goda Dina sambil melirik Axsa dan Ela bergantian Ela yang di beri pertanyaan begitu pun tidak ambil pusing dengan santai nya dia menyuapkan potongan pertama nya ke mulut nya sendiri lalu tersenyum tanpa dosa ke semua orang membuat Rara dina Dan Raka pun berdecih kesal melihat kelakuan Ela "Gue cinta diri gue sendiri jadi potongan pertama gue, Gue persembahkan Untuk Ela seorang My self" Cengir Ela tanpa dosa nya Sedangkan Widya ia tersenyum dari ucapan Ela barusan Gue harap lo gak akan nyakitin diri lo lagi la- batin Widya lalu tersenyum manis ke arah Ela 1 jam 24 menit 30 detik Semua yang di rencanakan Widya berhasil Dengan sempurna ia harus berterima kasih kepada Rehan dan kawan-kawan nya yang sudah membantunya untuk melakukan semua ini Widya berjalan ke arah Rehan yang sedang bercanda dengan ketiga teman nya. "Hmn Rehan gua mau ngomong sebentar sama lo" Ucap Widya membuat Rehan dan kawan-kawan nya yang berada disitu pun menengok lalu Rehan memberi kode ke Gerry, dan Gerry pergi bersama yang lain Setelah itu, Rehan menatap Widya, sedangkan yang di tatap bingung mau mulai dari mana ucapan nya "Ehm, Makasih."cuman itu yang bisa Widya ucapkan ia bingung harus gimana lagi ia bukan Gadis yang pintar mengucapkan sesuatu dengan lawan jenis "Ah, itu bukan apa-apa gua seneng kok bantuin lo, lagi pula ini memang harus kita lakuin buat Ela," "Haha, iya sekali lagi makasih, yang lo lakuin bener-bener bikin gua semangat akhir-akhir ini" "Itu bukan apa-apa Wid, gua sayang lo dan gua gak mau elu ngerasain semua nya sendirian," Ucap Rehan dan meng-genggam tangan Widya, membuat gadis itu merasakan kehangatan yang sudah lama tak ia rasakan "Gua bener-bener gak bisa ngomong apa apa lagi, karna gua juga sayang elu han,"balas Widya lalu memeluk Erat Rehan, yang disambut senang oleh Rehan. Jam menunjukan pukul 14.30 WIB Dan Ela gadis tengah bercanda gurau dengan teman-teman nya juga Axsa yang ada di samping nya "Kak, bentar lagi kita harus pulang kita harus siap-siap buat entar malem," ucap Raka membuat Ela sadar, bahwa ia ada pesta lain yang harus ia hadiri, meskipun itu adalah pesta Eca tapi Ela juga harus merasakan nya bukan? "Ok, sipp deh pokok nya kalian jangan lupa dateng oke!"Seru Ela yang dibalas anggukan dan acungan jempol oleh mereka. Ela dan Raka sudah sampai di depan rumah mereka, terlihat sudah rumah Alexander yang indah dan rapi, bukan nya keluarga Alexander tidak mampu menyewa gedung hanya saja Eca langsung yang meminta untuk acara dilangsung kan di rumah. Ela dan Rehan masuk kerumah yang masih separuh di dekor, Ela menaiki tangga untuk menuju kamar nya sedangkan Raka mempunyai kamar di bawah dan tidak perlu lagi menaiki tangga, saat akan melewati kamar Eca, Ela pun tersenyum miris melihat betapa indah nya kamar Eca dengan segala dekoran-dekoran mewah Yang sama sekali tidak ada di kamar nya, sangat berbeda melihat kamar Eca yang penuh dengan segala macam aksesoris dekor, sedangkan kamar nya kosong tidak ada apa pun yang spesial di kamar nya hanya ada gaun putih dengan pita berwarna pink, yang dipajang di kamar nya, bahkan tulisan HBD dikamar Eca membuat Ela cukup iri karna ingin riasan itu juga ada di kamarnya. Karna cukup sadar dengan apa yang dipikir kan nya Ela pun memasuki kamar dan mengunci nya, saat akan Ela membersihkan badan nya, tak sengaja Ela melihat Tulisan di kaca jendela. Lebih tepat nya ada orang yang usil menulis kan sesuatu di jendela Ela menggunakan lipstik Merah dengan tulisan HAPPY BIRTHDAY KILLER. "Hap-pyy B-irtd--day, ki-killer?", eja Ela satu persatu dengan suara yang sedikit gemetar membaca tulisan yang mempunyai arti SELAMAT ULANG TAHUN PEMBUNUH. Ela menggeleng-gelengkan kepala nya tidak mungkin ada orang lain, yang tau dengan kejadian 3 tahun lalu, karna kejadian itu benar-benar tertutup, Bahkan keluarga Alexander mengunci semua mulut orang-orang yang berada di tempat kejadian itu dengan uang "Gak, gak mungkin!" Tegas Ela lalu beralih ke kotak yang juga berada di dekat jendela itu dengan ukuran sedang dan didominasi warna merah dengan stiker Balon hitam ditengah nya Ela meraih kotak tersebut, perlahan Ela membuka kotak itu dengan hati-hati Setelah kotak itu di buka Ela tak bisa untuk tidak menutup mulut nya dengan tangan nya sendiri, Isi kotak itu benar-benar membuat hati Ela hancur kembali, membuat semua kenangan 3 tahun lalu, berputar kembali di otak nya Kotak yang berwarna merah dengan isi yang sangat mengejutkan didalamnya, di kotak tersebut terdapat foto Alen yang sedang tersenyum dan juga foto Ela yang juga tersenyum namun, Dipoto Ela sudah sangat tidak bisa di jelaskan dengan kertas foto Alen yang indah sedangkan Ela. Seluruh sisinya tertusuk jarum dan selain foto tersebut juga terdapat pistol benda yang membuat kejadian 3 tahun lalu teringat kembali, tidak itu bukan pistol sungguhan, itu hanya gantungan pistol biasa tapi cukup membuat kejiwaan Ela tertekan setiap Melihat sesuatu yang berkaitan dengan pistol. Kejutan apa lagi ini, kejutan yang bisa di bilang lebih mirip dengan teror seseorang yang sangat membenci nya "Hiks, kenapa semua nya hadir dengan tiba-tiba hiks!" Tangis Ela pecah dengan kaki yang tertunduk di lantai tangan yang memeluk diri sendiri dan kotak yang masih berada di depan nya. "HADIAH MACAM APA INI HAH,!" Teriak Ela tanpa sadar dan menendang kotak itu jauh-jauh dari hadapan nya "HIKS KALO GUA PEMBUNUH APA GAK BISA GUA HIDUP BAHAGIA SEHARI AJA HAH!? Hikss!"teriak Ela tak peduli ia tengah berada dikediaman Alexander Penyakit itu kambuh lagi, Salah satu hal yang sangat membuat Keluarga Alexander sangat malu menganggap Ela bagian dari keluarga. Penyakit mental, dan mental nya itu dapat berpengaruh dengan benda seperti pistol, Ela tidak akan bisa mengontrol jiwa saat mental nya juga sedang bermain-main dengannya Dengan kaki gemetar Ela berjalan gontai menuju meja belajar, seluruh badan Ela gemetar terasa sedikit kaku, ia meremas kuat rok sekolahnya, Ela mengobrak-abrik mencari sesuatu yang dapat membuat ia tenang, benda yang di cari itu pun dapat ia rasakan meskipun ia tidak bisa melihat karena mata mendadak buram. Ela mendapatkan benda kubus itu dengan segala sisa tenaga ia menekan kuat-kuat benda itu dengan jiwa yang masih tidak bisa di sinkronkan Ela masih sedikit dengan tangis nya, Ela menggegam benda itu yang sudah mulai membuat diri nya kembali terkendali. Perlahan Ela mulai tenang dengan benda itu, benda yang berada di tangan nya, benda yang dapat membuat nya tenang dan kembali mengontrol sedikit mentalnya, sebelum keluarga Alexander mengetahui dan mereka akan membawa Ela ketempat itu lagi Rumah sakit jiwa! Setelah sedikit tenang, Ela mengambil nafas dalam-dalam dan membuang nya perlahan lalu mencoba untuk berdiri dan menaruh kembali benda kubus itu ditempat semula, dengan langkah gontai Ela menuju kekamar mandi, tanpa perduli dengan keadaan kamar nya, dia harus me-refresingkan dulu pikiran yang sempat kacau sebelum acara dimulai!
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD