(04) ingat kembali

680 Words
Ingat kembali | alone 'I hate situation' CHAPTER EMPAT, SELAMAT MEMBACA! ***** Dihari minggu pagi ini, tak seperti biasa Ela tertidur pulas dikasurnya, jika dipagi-pagi biasanya ia akan memilih tidur dan berangkat sekolah setengah delapan, maka khusus hari minggu Ela akan bangun pagi-pagi sekali "Huft... gerahnya!", Ela mengelap wajahnya yang berkeringat dengan tissue yang ia bawa 06.00-08.12 Ela memberhentikan lari paginya dan segera membawa motornya pergi meninggalkan lapangan, dengan keringat yang masih bercucuran "Selamat pagi!! Mana red carpet nya orang cantik mau lewat!", Ela berteriak memasuki rumah yang ia anggap lebih nyaman dari rumahnya "Oma!", panggil Ela dan segera memeluk Omanya dari belakang "Ehh--cucu Oma", kaget Oma sedangkan tangannya sibuk dengan adonan yang ia buat "Lagi buat apa ma?" "Ada deh", jawab wanita paruh baya yang disebut Oma itu "Ish, dasar pelit", Ela pura-pura ngambek dan melepaskan pelukannya "Cup cup, gak usah ngambek. Nih, kamu aja yang bentuk", ucap Oma dan memberikan adonan yang siap dibentuk kepada Ela "Huwa! Oma ih tau aja kesukaan Ela!", senang Ela setelah menyadari Oma membuat adonan perkedel "Yaudah cepet bentuk yang bener, entar kalo udah tarok aja dimeja, biar Oma yang goreng" perintah Oma kepada Ela "Siap captain", ucap Ela sambil hormat dengan Oma dan segera melakukannya dengan telaten "Siap!" Seru Ela setelah semua adonan telah dibentuk "Sini biar Oma yang goreng kamu mandi gih abis itu makan bareng Oma oke", ucap Oma dan mengambil perkedel yang siap digoreng. "Yaudadeh Ma Ela mandi dulu" jawab ela lembut. Ela membuka pintu rumah yang lebih besar dari rumah sebelumnya "Mah, pah", panggil Ela dan berniat bersalaman Tidak ada yang menghiraukan Ela, ia pun hanya tersenyum miris melihat, papah dan mamah nya yang sibuk dengan aktivitas masing-masing, sama sekali tidak melirik Ela, seolah olah Ela makhluk tak kasat mata. Raka berada diruangan yang sama, menatap iba kakaknya yang selalu diasingkan dirumah alexander "Ehh! Kak Ela!", panggil Raka memecah keheningan, merubah atmosfer ruangan sedikit hangat bagi Ela, hanya sedikit. Ela tersenyum kearah Raka, bukan senyuman manis bukan senyuman bahagia, melainkan senyuman benteng agar air mata tak jatuh sembarangan, Raka melihat senyuman itu hatinya ter-iris melihat kakak nya yang selalu terasingkan, sekali lagi Raka melihat kearah orangtuanya dan menatap tak suka atas perilaku papah dan mamah yang selalu acuh terhadap Ela. Setelahnya, Ela buru-buru menaiki tangga, sedikit berlari kearah kamar setelah mengunci pintu ia membanting tubuh di kasur queen size miliknya. "Sampai kapan tuhan? Kenapa selalu aku yang melulu disakiti, ini tidak adil! Hiks maaf tuhan, aku selalu menyalahkan takdir darimu...", Ela menenggelam kan wajahnya dibantal dan kembali menangis, mengingat mamah yang selalu membenci nya sedari kecil, juga papahnya yang selalu acuh dengan tatapan penuh iba, kenapa? Kenapa Ela dilahirkan jika hanya kesedihan yang membelegu hati terus menerus •Flashback on• Seorang bocah perempuan tengah asik dengan boneka barbie, tiba-tiba bocah perempuan lain datang menghampiri bersama mamahnya yang ditarik tarik bocah itu "Mahh... Eca mau itu mau Belbi yang Kaya Ela..." rengekk bocah perempun bernama Eca "Jadi Eca narik mamah karna mau itu?" Eca mengangguk polos, membuat mamahnya menghela nafas "Yaudah ayuk kita ke mall, beli yang lebih bagus dari boneka Ela!", ajaknya, membuat Eca buru-buru menggeleng dan merengek ia hanya ingin boneka yang Ela pegang. Valen mamah kedua bocah itu lagi-lagi menghela nafas. "Bentar yaa.." "iyamahh.." Valen segera mendekat kearah Ela, membuat bocah itu takut dan segera memeluk erat bonekanya "Siniin!" Perintah Valen dan menarik boneka barbie itu dari pelukan Ela "Gamauu mahh.. Ini punya Ela, dibeliin abang iell!!", rengek Ela yang masih mempertahankan barbienya dan terjadilah aksi tarik-tarikan Kesal karna Ela tak kunjung melepas boneka barbie membuat Valen refleks mendorong Ela kecil kuat dan tanpa aba-aba Ela terdorong sangat keras juga barbie nya yang ikut terpental dan langsung dirampas Valen, dan memberikannya kepada Eca yang sudah lompat-lompat senang. Sedangkan Ela kecil, masih meringis sakit merasakan bagian belakangnya yang terbentur tembok dan itu sangat sakit. "Kak Alen, abang iel, badan Ela sakit!", gumam Ela dan menangis kecil diruangan itu sendiri, karna mamah dan Eca telah pergi entah kemana •Flashback off• Ingatan itu kembali muncul membuat Ela memukul keras-keras dinding kamarnya membuat tangan Ela terluka dan itu menenangkan bagi Ela.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD