Aku mempercepat langkah kakiku untuk menghampiri suamiku yang kini tengah menatapku seolah ia mengandalkanku. Saat sudah mendekat, wangi parfum yang tak asing untukku merasuk ke dalam hidungku. Aku pun bertanya-tanya, siapa sosok wanita dengan wangi parfum yang tak asing itu? Namun aku menghempaskan jauh-jauh rasa keingintahuanku. Sekarang, yang terpenting adalah aku harus menunjukan pada wanita itu dan pada Ben jika aku adalah istri yang menyayangi suaminya. “Sayaaaang.” Aku memanggil Gabe dengan nada bicara yang manja. Oh, sial! Apa suaraku terdengar aneh barusan? “Lho? Kamu disini?” Kenapa suamiku berpura-pura terkejut seperti itu? Bukankah tadi ia yang menyuruh Ben untuk mengantarku kesini jika aku sudah selesai berbelanja? Atau ... jangan-jangan dia sedang berpura-pura karena ada w

