Aku terlonjak kaget saat terbangun dari tidurku karena Gabe mendorongku kasar. "Gabe? Ada apa?" tanyaku sambil mengucek mata. Suaraku saja masih terdengar serak. "Kamu ngapain?!" Suara Gabe yang meninggi itu membuat kesadaranku kembali sepenuhnya. "Aku enggak ngapa-ngapain!" sanggahku. Tidak mungkin kan, aku bilang padanya kalau semalam aku menidurinya yang tengah mabuk? Tidak, tidak. Tidak akan aku permalukan diriku sendiri. "Kenapa aku enggak pake baju? Kamu juga!" Gabe mengusap kasar wajahnya. Maafkan aku Gabe. "Ka-kamu lupa?" Aku akan membalikkan semua fakta yang kutahu. "Kamu ... kamu kan semalam mabuk terus maksa aku buat ... sama kamu." "Enggak! Enggak mungkin!" Kenapa Gabe terlihat frustasi? Ohh, aku tahu. Aku tersenyum getir memandangnya. "Gabe? Ada apa?" Suaraku melembut.

