Lelaki berkumis tipis itu terlihat menghela napasnya gusar dengan memandang jauh langit t*******g di atas sana. Kelopak matanya menyendu dengan bahunya yang melemas membuat sosok di sebelahnya menolehkan kepala ke arahnya cemas. “Apa gak sebaiknya kamu ke rumah sakit aja dulu? Daripada dibiarin begini nanti malah makin memperburuk kesehatan kamu.” Kata Arseno menasehati namun sahabatnya di sebelahnya itu kembali menggelengkan kepalanya menolak. “Terlalu berlebihan kalau aku ke rumah sakit hanya karena penyakit begini, mending uangnya dipakai buat keperluan anak-anak aku kuliah nanti.” Arseno mendecak kasar mendengar penjelasan dari ayah tiga anak itu. “Jangan terus-terusan keras kepala, penyakit kamu bukan kayak sakit demam yang minum obat di warung aja bi

