Fabian menggelengkan kepala melihat mata Bianca yang berbinar melihat deretan toko-toko pakaian brand luar di salah satu pusat perbelanjaan ekslusive. Ia berusaha mengerti bahwa setiap wanita mendambakan untuk menggunakan pakaian mahal dari brand terkenal dunia itu.
Senyum Fabian tercetak jelas. Ia sudah biasa meladeni wanita penggila belanja, namun tak pernah sekalipun ia menyukai aktivitas ini selain dengan Bianca. Matanya melirik dompetnya yang sudah berada di dalam tas tangan Bianca. Ia akan bersenang hati jika Bianca ingin menghabiskan semua uangnya, jika itu bisa membuat Bianca tersenyum seperti ini.
“Ayo!” Bianca kembali menarik tangannya memasuki salah satu butik ekslusive yang menyediakan pakaian pria. Sedikit tersentak saat Bianca melepaskan genggaman tangannya dan berjalan m
