Prologueeee
“Pelan-pelan.” Suara serak terdengar, sebuah tangan besar masuk ke sela baju gadis itu dan membuat gadis itu menjelma jadi seorang gadis nakal yang penuh dengan Hasrat.”
“Kamu ternyata gadis kecil yang hebat,,” bisik pria itu.
“Jika aku hebat, bukankah kamu menyukainya? Ayoo, manjakan aku!"
“Hushh. Kamu memang suka menggodaku!" Pria itu menyeringai di atas tindihan gadis itu.
Frenada Cahya Malika, seorang gadis cantik yang kini berada dibawah tindihan seorang pria gagah dengan ketampanan diatas rata-rata. Mereka melakukan hubungan itu, hubungan ranjang yang harusnya hanya dilakukan dengan pasangan yang sah.
Namun, mereka sudah 2x melakukan hubungan terlarang itu.
Frenada yang sering dipanggil Fre, adalah anak tunggal dari Helena dan Ilyas. Kini kuliah di salah satu universitas di Jakarta dengan nilai yang cukup tinggi.
Pria yang kini menindihnya dan menikmati setiap jengkal tubuhnya adalah pria yang menyelamatkannya dari sorotan media. Sebelum terjadi hubungan terlarang ini, mereka juga tak dekat, mereka juga real orang asing, namun entah sejak kapan cinta itu hadir, hubungan terlarang pun terjadi.
Beberapa minggu yang lalu, ia berlutut didepan ayahnya untuk meminta ampun, namun sang Ayah tersulut emosi hingga menamparnya untuk pertama kalinya. Ia menangis terus menerus, namun itu tidak membuat sang Ayah luluh.
Ketika berada di barclub bersama teman-temannya untuk merayakan ulang tahun salah satu teman kampusnya, bar itu dikepung kepolisian karena ada pesta Narkoboy yang terjadi malam itu.
Media menyorot wajah Fre hingga di tonton oleh sebagiannya adalah rekan bisnis dan juga kerabat sang Ayah dan Ibu, bahkan tetangga menjadikannya bahan cerita disetiap kesempatan, bukan hanya Fre, namun kedua orangtuanya mengalami hal yang sama, dimanapun mereka berada, orang yang mengenal mereka akan menjadikan mereka sebagai bahan cerita yang cukup seru.
Karena beritanya viral dan ditonton banyak kalangan, akhirnya keluarga Fre bangkrut, semua investor mencabut investasi mereka karena tak ingin terlibat dengan keluarga Fre. Semua itu membuat Ilyas dan Helena jatuh sakit.
Fre harus mengalami banyak hal salah satunya memenuhi panggilan kepolisian dan menjalani proses hukum, hingga beberapa hari kemudian, ia dinyatakan tidak bersalah, namun rasa malu tetap sama, tidak ada yang berubah, semua orang sudah percaya dengan apa yang mereka lihat di media.
Impian Fre seolah hancur begitu saja, ia juga dikuasai rasa bersalah karena menjadi penyebab keluarganya bangkrut.
Awalnya, Fre tak tahu siapa pria yang datang menyelamatkannya dan menutupi bagian tubuhnya yang tersorot, akhirnya mereka berakhir di sebuah kamar hotel.
Fre tidur dengan orang asing, namun anehnya itu menyenangkan dan membuatnya bisa merasakan hal luar biasa pertama kalinya, walau dalam setengah sadar melakukan hubungan itu, namun Fre menikmatinya.
Lalu pagi hari Fre cukup terkejut ketika melihat tubuhnya tanpa busana, ia lalu menoleh melihat pria yang kini duduk dihadapannya dengan mengisap satu batang rokok yang wangi mintnya menguar.
Fre mendekati pria itu, pria yang bernama Stenly, pria tampan yang memukai dan berhasil membuat jantungnya berdetak kencang.
Fre menggodanya hingga junior milik pria itu menjulang dan akhirnya terjadi lagi pertempuran, mereka melanjutkan pertempuran semalam.
Mereka orang asing, namun Fre merasa Stenly pria yang baik, dewasa dan mapan. Mungkin bisa menolongnya bangkit dari keterpurukan.
"Kamu gadis kecil yang genit," geleng Stenly masih menggoyangkan pinggulnya.
"Ahh, kamu hebat," jawab Fre mengalungkan kedua tangannya dileher jenjang Stenly. "Namamu?"
"Stenly."
"Ahh, ahh, ouhh."
Stenly menyeringai kembali, tatapannya begitu m***m, seolah ia ingin menjilat seluruh tubuh inti Fre. Pria itu memang memiliki hasrat yang terpendam selama ini, dan ia cukuo dewasa. Ternyata ia bermain dengan gadis kecil yang mungil.
"Maukah kamu menjadi teman tidurku?" tanya Fre.
"Usiamu masih muda."
"Tapi, kamu sudah mengambil keperawananku."
"Ya aku akui, kamu memang perawan, tapi semudah itu kamu berikan kepada orang asing sepertiku?"
"Tidak. Aku suka hal ini," bisik Fre. "Ahh, ouhh."