Kisah Sanggara - 30

1263 Words
Arra pun sontak merasa begitu terkejut ketika ia juga mendapati shyam yang entah mungkin dengan kesengajaan menyunggingkan senyuman nya kepada arra dan juga gara. Gara ingin mengejar nya , Tapi ia di kalahkan dengan banyak nya mobil yang sudah membunyikan suara klaksonnya , Sebab sekarang lampu rambu sudah menunjukkan warna hijau. Kemudian ia melajukan mobilnya lagi untuk melanjutkan apa yang sudah menjadi rencananya , makan malam bersama arra. Dan arra sendiri hanya mampu terdiam , Ia sama sekali tak mempercayainya jika shyam pun juga ada di waktu yang sama seperti arra. Karena arra pikir shyam ikut terkurung juga seperti uraga dan juga erlang , sampai-sampai arra tak menyadari jika saat ini gara sudah memarkirkan mobilnya tepat di depan restoran yang di maksud oleh gara. Suara lirih gara sama sekali tak membuyarkan lamunan arra , Dan akhirnya lun gara mencoba untuk menggoyangkan tubuh arra yang sontak memang dapat menyadarkan arra. “ sudah sampai , ayo turun. “ Pungkas gara lirih dalam senyum tulusnya. “ oke , gaa. “ Jawab arra sambil menunjukkan tanda OK dengan jari tangannya. Setelah itu arra yurun dari mobil gara dan sang empunya juga melakukan hal sama seperti arra. Namun lagi-lagi ia masih menjumpai arra yang seakan sedang tak fokus dan sedang bergelimut dengan pikiran nya sendiri. “ raa. “ Gara menarik pelang pergelangan arra agar arra menghentikan langkahnya dan tidak asal melangkahkan kakinya tanpa melihat di sekitaran nya. “ iya. “ “ ada lubang. “ “ astaga , aku kenapa gak konsen gini sih. “ Ujarnya dengan menepuk pelang keningnya dengan telapak tangannya. Namun gara sangat yakin jika saat ini pikiran arra sedang tak ada bersama dia , karena ini baru pertama kalinya gara melihat hal yang nampak aneh dari arra. Apalagi kediaman nya semakin membuat gara yakin jika memang ada sesuatu yang di sembunyikan arra kepadanya , Sebab ia selalu menampakkan salah tingkah nya ketika gara berucap tentang sesuatu yang berhubungan dengan apa yang sudah di ceritakan oleh gara tentang mimpi itu , Mimpi yang dimana ia menemukan sesuatu yang sangat mengganjal tentang kehidupan yang juga sudah menyeretnya ke dalam pikiran tersulit. “ kamu beneran gak apa-apa? “ Arra mengangguk antusias dan setelahnya mereka masuk ke dalam restoran yang sudah ada di hadapan mereka. “ aku sama sekali tak mengerti dengan apa yang kamu rasakan raa , Namun aku paham jika saat ini kamu memang menyembunyikan sesuatu kepadaku. “ Gumam gara dalam hatinya , Ia masih begitu penasaran dengan banyaknya kejadian aneh yang sudah ia lalui. ⋆ ⋆ ⋆ Edward menepati apa yang sudah menjadi janjinya kepada luna , Bahkan saat ini Edward sudah membawa ayah luna untuk segera melakukan operasi di rumah sakit terbesar di eropa , Luna sedikit terkejut saat mendapati Edward yang sudah dengan rapi menyiapkan semuanya dan bahkan ia tak melalui proses yang sangat lama untuk mendapatkan peluang operasi besar tersebut. Tatapan luna tak pernah terlepas dari Edward , Ia pikir Edward adalah orang yang sangat tak memiliki hati seperti ketika ia sedang berada di dalam perusahaan nya , apalagi jika sudah memberikan konsekuensi untuk para karyawan nya. Sama seperti luna yang sekarang sedang mendapatkan konsekuensi itu. Dan betapa pedulinya Edward dengan ayah luna hingga kini mereka sedang duduk bersebelahan samba; membahas sesuatu yang sepertinya sangat membuat ayah luna begitu senang. Bukan hanya itu saja , Adik luna pun juga di ajaknya untuk ikut ke eropa. Dalam hitungan menit saja Edward sudah bisa mengambil hati ayah dan juga adik luna , namun seketika luna tersadar jika apa yang sedang ia lihat adalah sebuah hubungan palsu yang akan membawanya menjadi seorang nona besar , istri dari pemilik perusahaan nomer satu di Wroclaw. Setelah lelah mengobrol dengan Edward , Ayah luna yang kelelahan akhirnya pun tertidur dengan sendirinya , dan adik luna pun juga sama memilih untuk memejamkan matanya. Tapi tidak dengan Edward yang begitu siaga menjaga ayah luna bahkan luna melihat dengan mata kepalanya sendiri jika Edward menaikkan selimut untuk menutupi tubuh ayah nya agar tidak kedinginan. Luna hanya bisa memandangnya dari kejauhan , Ia takut jika keputusan nya untuk menikah kontrak dengan Edward akan melukai perasaan sang ayah , tapi jika luna tak menerima tawaran itu pasti saat ini ayahnya tidak akan mendapatkan kesempatan untuk melakukan operasi jantungnya. Entah harus bersyukur atau memelas , Tapi luna merasa jika kehidupannya kali ini sedang di dukung oleh dewa langit yang mau membantunya menemukan seseorang malaikat penolong untuk keluarga kecilnya. Hanya saja luna sering berharap jika kakak nya yang brandalan itu tak pulang lagi ke rumahnya hanya untuk meminta uang. Terbesit perasaan malu ketika edward sendiri yang menceritakan masalah kehidupan luna yang sama sekali tak pernah luna publikasikan ke semua orang. Baru saja luna memikirkan kakaknya , dan seketika sang kakak menghubunginya melalui  sambungan telponnya. Luna tak mau menerima nya tapi seketika Edward mengarahkan pandangan nya kearah luna lalu menganggukkan kepalanya. Mungkin itu juga seperti suatu syarat yang menandakan jika Edward menyetujui jika luna menerima samabungan telpon mereka. Setelah menerima panggilan tersebut , Luna mendapatkan begitu banyak  cacian dan maikian dari kakaknya dan kemudian ia pun pergi ke toilet untuk meredakan bulir airmatanya yang sudah tidak mampu ia tahan. Luna sadar jika dirinya bukan lah anak kandung dari ayah nya , ia hanya anak yang di temukan di jalan oleh kedua orang tua nya sekarang ini. Namun setidaknya luna merasa lega karena Edward tidak tau menau persoalan ini , jika Edward tau pasti ia akan membatalkan niatan nya untuk mempersunting luna dan membiayai operasi ayahnya. Setelah di rasanya sedikit lumayan membaik , Luna keluar dari dalam kamar mandi dan ketika ia sudah membuka knop dan menariknya ia sontak terkejut dengan adanya Edward yang tepat berada di depan pintu kamar mandi. Rasanya sangat begitu canggung bagi luna karena mungkin saat ini matanya terlihat sedikit membengkak akibat tangisan nya yang tertahan. “ bapak mau ke kamar mandi? “ Tanya luna mencari alibi. Namun Edward hanya menggeleng pelan tapi ia masih menatap luna dengan sorot pandangan yang sangat sulit untuk di artikan. Dan luna pun memilih untuk pergi dari hadapan Edward sekarang. Tapi seketika lengannya di tahan oleh Edward hingga membuatnya sedikit tersentak karena tubuh Edward yang begitu kekar. Luna hanya mampu menundukkan kepalanya , ia sendiri sebenarnya kurang tau kesalahan apalagi yang sudah ia perbuat hingga membuat Edward seperti orang yang ingin mengumpat. “ siapa yang menelpon? Kekasih mu? Hingga bisa membuatmu menangis seperti ini? “ Tanya nya kaku , dan luna pun menjawabnya dengan gelengan kepalanya saja. “ lalu? “ Tuntutnya lagi. “ kakak , Ia marah karena tak mengikut sertakan dirinya untuk menemani ayah yang akan melakukan operasi. Ia tak terima sebab ia adalah anak pertama di keluarga kami. “ Jelas luna yang masih sedikit menahan sisa isakan tangisnya. “ ayah sendiri yang tak ingin kakak mu ikut , bukan kah kau juga tau itu. “ “ iya aku tau , Dan mungkin karena itulah kakak marah. “ “ aku sendiri belum tau seperti apa dirimu lun , Satu sisi kamu terlihat begitu kejam dan di sisi lain ternyata kamu juga bisa lemah dan bahkan menangis. Tapi disini aku hanya ingin memperingatkan mu. Jangan pernah meneteskan airmata mu lagi , sebab di keluarga ku akan lebih begitu kejam dengan pendatang baru. Aku percaya kamu bisa mengatasinya nanti , aku hanya meminta kepadamu lun jadilah seperti luna saat kau memiliki banyak cara untuk menghancurkan gara dan carlie ketika kamu nanti sudah berada di rumah besar keluarga ku. “ Jelas Edward yang seketika membuat luna menelan paksa salivanya yang seakan terasa terhenti di tengah tenggorokan nya. Bahkan sebelum ia maju ke medan perang , Ia sudah di hadapkan dengan banyaknya boomerang yang di tanam dengan samar-samar.     _             Bersambung           _
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD