Kisah Sanggara - 25

1099 Words
Setelah melakukan panggilan telpon nya dengan carlie yang juga menaruh rasa curiga kepada orang yang sama , Akhirnya gara memutuskan untuk pulang ke rumah nya terlebih dahulu dan ia akan melanjutkan percakapan nya dengan carlie esok hari setelah ia berada di kantor lagi. Gara memarkirkan mobilnya tepat di halaman rumah nya. Kemudian setelah nya gara pun memasuki rumahnya yang di dalam nya sudah ada arra disana. “ sudah pulang gaa? Tumben cepet banget. “ Ucap arra yang masih menikmati snack dan juga tontonannya. Gara hanya melayangkan senyuman nya dan kemudian duduk di samping arra. Nampak wajah nya yang sangat letih sekali , Hingga membuat gara sedikit memgerutkan keningnya karena mendapati sikap gara yang sedikit berbeda. “ ada masalah? Hmm... “ Tanya arra sambil melahap snacknya. “ biasa raa , Masalah pekerjaan lah. Terkadang ada yang merasa begitu syirik sama apa yang di dapetin orang lain. “ “ siapa? Temen sekantor? “ Tanya nya penasaran. Gara hanya mengangguk saja menanggapi pertanyaan arra , seketika ia mengalihkan pandangan nya kearah gara untuk menatapnya sesaat. Melihat dengan saksama , Mata yang sangat begitu lelah namun masih di paksakan untuk tetap kuat dan bertahan. Hingga tak terasa gara memejamkan matanya , Ia berusaha menstabilkan pikiran nya sendiri dengan kekalutan yang sudah bergelamut di dalam otak nya. “ mau kopi? “ Tawar arra yang mencoba menyadarkan gara dari pejaman matanya. Gara memandang lirih wajah arra yang membuat rasa semangatnya muncul kembali. Dan gara hanya melayangkan senyuman nya sambil mengangguk tanda bahwa ia menyetujui apa yang di tawarkan oleh arra. Dengan penuh semangat arra bergegas untuk mengarahkan lanhkahnya kearah dapur. Untuk membuat kan minuman yang ia tawarkan kepada gara tadi. Perlahan pandangan nya terarah pada gara yang terlihat begitu serius saat mengotak-atik laptop nya. Arra pun juga menyiapkan cemilan untuk di santap oleh gara yang bisa di perpadukan dengan kopi panas tersebut. Senyum gara kembali merekah saat arra sampai di sampingnya dan menyajikan makanan. Serasa mendapatkan jamuan dari seseorang yang begitu sangat berarti untuk gara. Ia sangat nampak bahagia , Walaupun ia sama sekali tak menampakkan jika apa yang membuatnya bahagia adalah kehadiran arra di samping nya. Gara seperti menemukan sosok inarra dalam diri arra. Terkadang gara juga masih bselum bisa memahami apakah perasaan nya ini karena benar adanya atau hanya kemiripan yang gara dapatkan melalui mimpi di setiap malamnya. Mimpi yang dimana dirinya selalu  menjadi seorang sanggara , sosok yang begitu berbeda dengan dirinya saat ini. “ ehm , gaa. Bolehkah aku kerja? “ Tanya arra dengan cengiran nya dan seketika di tanggapi gara dengan pandangan yang sangat sulit untuk di artikan. Bukannya ingin melarang arra , Tapi gara sendiri masih menyelidiki siapa yang sudah membuat arra terluka waktu itu. Misi nya itu pun masih belum ia dapati jawaban dari semua itu. Banyak perasaan takut dalam hati gara jika harus membiarkan arra kembali menjalani aktifitas keseharian nya. Gara sama sekali tak keberatan jika ia harus menghidupi semua kebutuhan arra , sebab ia sama sekali tak ingin kecolongan seperti waktu itu. “ maafkan aku raa. Aku belum bisa mengijinkan mu. Dan pasti kamu tau kan apa yang menjadi alasan ku , aku mohon sama kamu raa. “ Jelas gara yang semakin membuat arra tak mampu berkutik lagi. Sebab arra sendiri juga paham mengapa gara melakukan ini kepada dirinya , dan sebenarnya arra sendiri sudah tau siapa dalang di balik penyerangan nya waktu di rumah kemarin. Tapi ia masih tak bisa memberitahu gara , Arra takut gara akan melakukan hal yang sangat fatal kepada teman nya itu , dan arra sendiri juga tak mau mencari banyak masalah dengan perempuan itu. Kehidupan masalalu nya sudah membuat dirinya harus kehilangan sosok gara dan apakah saat ini juga harus kehilangan gara lagi setelah penantian lama nya. Arra pun bisa bertahan juga karena sesuatu hal yang berharga dari gara , yang sudah gara serahkan kepadanya di saat ia hampir saja kehilangan nyawa berharganya. Karena suatu pengorbanan nya yang membuat gara memberikan sesuatu yang berbentuk mustika kecil dalam tubuh arra. Dan itulah yang membuat arra mampu bertahan hingga sekarang dengan wajah yang tak sama sekali bisa menua. Kekuatan gara sangat berpengaruh untuk kehidupan arra sampai sekarang ini. Tapi ada juga sesuatu hal yang sangat berpengaruh besar jika arra mengungkapkan semua kenyataan nya kepada gara. Perasaan takut yang masih tak bisa arra hindari lagi jika sampai gara murka atas kebohongan nya. “ baiklah gaa , aku akan menuruti semua katamu. “ Jawab arra lagi dengan gaya cengengesan nya. Dan kemudian senyuman gara mengembang lagi ketika melihat dan mendengar tanggapan arra. Entah mengapa hati gara begitu damai saat melihat senyum tersirat pada kedua sudut bibir arra yang tertarik ke atas. ✿ Waktu pun kini berganti menjadi malam , Gara memilih untuk membaringkan dirinya di tempat tidur miliknya. Apalagi saat ini arra sudah tertidur dengan pulas di kamarnya sendiri , gara masih terus mengarahkan pandangan nya pada langit-langit kamarnya. Ia bertumpuan dengan kedua tangan nya yang menyangga kepalanya , dan kemudian ia teringat dengan sesuatu hal yang sudah ia tulis pada kertas pagi tadi. Gara beranjak dan mengambil kembali kertas itu , Tapi seketika keningnya mengerut saat mendapati kertas itu berada di bawah lampu , ia tersadar jika letak awal kertas itu bukan nya disini. Tapi apakah arra yang memindahkan nya agar tidak berterbangan dan hilang. Gara mengenyahkan pikiran nya itu , Dan ia kembali melihat dan membaca satu persatu nama yang ia dapati dalam mimpi aneh nya itu. Ia terhenti pada nama uraga yang sangat ia hafal sekali jika nama itu adalah nama sang ayah , tapi di saat gara membayangkan wajah uraga laggi seketika hatinya pun mulai terasa tenang. Dan lagi-lagi peti kecil yang di milikinya pun menunjukkan cahaya yang begitu terang dari arah dalam hingga membuat gara sedikit terkejut ketika melihat ada sekelebat cahaya. Gara segera melangkahkan langkah nya menuju ke tempat dimana peti itu berada , gara mengambilnya dan kemudian membolak-balik kan peti itu lagi. Ia masih berpikir bagaimana cara untuk membuka peti tersebut tapi lagi-lagi gara tak menemukan titik temu untuk membuka peti tersebut. “ gimana coba cara bukanya , sial. “ Gumam gara yang sedikit merasa sangat kesal atas apa yang sudah ia lihat , peti yang sudah hampir lima tahun berada bersama nya masih sama sekali tak bisa di buka. Semua masih begitu terbungkus rapi seperti teka-teki yang ia sama sekali tak mengerti dengan apa yang ia dapat dan bahkan beberapa dari orang yang di kenal nya begitu tak asing untuk gara sendiri. Rahasia yang semakin membuat gara yakin jika semua yang di alaminya memang lah kehidupan yang pernah ia alami dulu kala. Tanpa gara tau , Kapan semua itu terjadi di dalam kehidupannya.     _             Bersambung          _
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD