bc

doa ibu yg menembus langit dan bumi

book_age16+
1
FOLLOW
1K
READ
serious
like
intro-logo
Blurb

Perjuangan seorang diri seorang ibu

Aku bernama ardiansyah ( bukan nama asli ) , aku lahir dari seorang ibu asal jakarta dan ayah jawa timur , aku memiliki 7 bersaudara 4 lelaki dan 3 perempuan , kami berasal dari kalangan yg biasa biasa saja , terlihat berada disaat ayah masih bersama sama berkumpul dalam keluarga kita .

Ayah ku seorang driver taxi offline yg mungkin angkutan pertama kali debutnya dijakarta , entah kenapa seiringnya waktu ayah ku jarang pulang kerumah dan aku selalu menyusul nya di pangkalan taxi offline tersebut dengan berjalan kaki , diumur ku yg masih beranjak 4 tahun , aku berjalan bersamaan dengan lalu lalangnya kendaraan yg jarak yg harus aku tempuh dengan berjalan kaki sekitar +/ 4 km dari rumah .

Tak lain dan tak bukan aku menghampiri ayah ku yg sedang bekerja di jasa angkutan semata karena ayah jarang pulang dan hanya meminta sedikit buat jajan aku , tapi usaha yg selalu aku lakukan tidak pernah berjalan mulus karena tidak pernah bertemu dengan ayah , ada seseorang diantara temen ayah yg selalu iba dan memberikan sedikit rejekinya untuk aku pulang .

Singkat cerita , disaat ayah pulang setelah beberapa minggu tidak pulang , didepan mata aku sendiri ayah di jemput seorang wanita yg aku sendiri tidal mengerti di umur ku yg masih menginjak 4 tahun tersebut , dan disaat itu pula ayah tidak pernah pulang ,sesekalipun kerumah .

Kehidupan keluarga ku amat sangat mengenas kan , perjuangan seorang ibu yg hanya berdiri sendiri menafkahi ke 7 anak nya , ibu bekerja sebagai pencuci baju dikampung ku , bukan 1 tempat ibu ku menjalanin nya ,, sehari bisa 3 sampai 5 rumah yg ibu ku kerjakan , kakaku pertama kedua dan ketiga diumuran smp berjuang di tempat kelahiran ibu di jakarta menyemir dan mengamen yg hanya bisa didapatkan untuk makannya saja ,

Ibu ku selalu berjuang tanpa kenal lelah mencuci dan membersihkan rumah tetangga demi mencukupi kebutuhan kita sehari” , dalam sehari hari terkadang kami makan telor bulat yg sengaja ibu potong menjadi 8 bagian untuk kita makan . Dan apabila tidak menfapatkan uang ibu meminta di warung untuk menhutang beras. Dan makan nasi dengan garam , Tidak seperti yg di gambarkan , warung yg sering dihutangi ibu melontarkan kata” yg amat sangat merendahkan dan terkadang kita mendapat cacian dan makian dan tidak di berikan hutangan ,

Bukan hanya diwarung kami mendapatkan cacian dan makian , tetangga pun selalu memandang dan merenfahkan keluarga kami dengan sebelah mata , selalu mendapatkan kiriman makanan sisa yg sudah tidak layak atau tidak enak untuk di konsumsi , walaupun seperti itu , ibu selalu mengolahnya agar bisa untuk dimakan bersama sama , tidak jarang tangisan ibu di sepanjang malam nya dan selalu berdoa agar keluarga kami terlepas dari cercaan dan hinaan yg menjadi makanan kami sehari hari .

Perjuangan seorang ibu yg tidak bisa digambarkan bagaimana cara kita membalas semua perjuangannya demi anak anaknya , harta yg mengunung dan mengendong ibu dari jakarta ke mekkah pun , hanya setetes dari perjuangan ibu membesar kan kita ,

Tak ayal kami diperlalukan dalam kehidupan bermasyarakat sebagai sampah dan selalu menjadi gunjingan dan bullian dimasyarakat banyak , salutnya ibu hanya menahan semua dan tidak pernah membalas semua yg dilakukan padanya , ajaran yg amat luar biasa yg di ajarkan untuk kami semua menjalani kejamnya hidup ini ,

>>>>>>>>>>>> Bersambung

chap-preview
Free preview
doa ibu menembus langit dan bumi
Perjuangan seorang diri seorang ibu Aku bernama ardiansyah ( bukan nama asli ) , aku lahir dari seorang ibu asal jakarta dan ayah jawa timur , aku memiliki 7 bersaudara 4 lelaki dan 3 perempuan , kami berasal dari kalangan yg biasa biasa saja , terlihat berada disaat ayah masih bersama sama berkumpul dalam keluarga kita . Ayah ku seorang driver taxi offline yg mungkin angkutan pertama kali debutnya dijakarta , entah kenapa seiringnya waktu ayah ku jarang pulang kerumah dan aku selalu menyusul nya di pangkalan taxi offline tersebut dengan berjalan kaki , diumur ku yg masih beranjak 4 tahun , aku berjalan bersamaan dengan lalu lalangnya kendaraan yg jarak yg harus aku tempuh dengan berjalan kaki sekitar +/ 4 km dari rumah . Tak lain dan tak bukan aku menghampiri ayah ku yg sedang bekerja di jasa angkutan semata karena ayah jarang pulang dan hanya meminta sedikit buat jajan aku , tapi usaha yg selalu aku lakukan tidak pernah berjalan mulus karena tidak pernah bertemu dengan ayah , ada seseorang diantara temen ayah yg selalu iba dan memberikan sedikit rejekinya untuk aku pulang . Singkat cerita , disaat ayah pulang setelah beberapa minggu tidak pulang , didepan mata aku sendiri ayah di jemput seorang wanita yg aku sendiri tidal mengerti di umur ku yg masih menginjak 4 tahun tersebut , dan disaat itu pula ayah tidak pernah pulang ,sesekalipun kerumah . Kehidupan keluarga ku amat sangat mengenas kan , perjuangan seorang ibu yg hanya berdiri sendiri menafkahi ke 7 anak nya , ibu bekerja sebagai pencuci baju dikampung ku , bukan 1 tempat ibu ku menjalanin nya ,, sehari bisa 3 sampai 5 rumah yg ibu ku kerjakan , kakaku pertama kedua dan ketiga diumuran smp berjuang di tempat kelahiran ibu di jakarta menyemir dan mengamen yg hanya bisa didapatkan untuk makannya saja , Ibu ku selalu berjuang tanpa kenal lelah mencuci dan membersihkan rumah tetangga demi mencukupi kebutuhan kita sehari” , dalam sehari hari terkadang kami makan telor bulat yg sengaja ibu potong menjadi 8 bagian untuk kita makan . Dan apabila tidak menfapatkan uang ibu meminta di warung untuk menhutang beras. Dan makan nasi dengan garam , Tidak seperti yg di gambarkan , warung yg sering dihutangi ibu melontarkan kata” yg amat sangat merendahkan dan terkadang kita mendapat cacian dan makian dan tidak di berikan hutangan , Bukan hanya diwarung kami mendapatkan cacian dan makian , tetangga pun selalu memandang dan merenfahkan keluarga kami dengan sebelah mata , selalu mendapatkan kiriman makanan sisa yg sudah tidak layak atau tidak enak untuk di konsumsi , walaupun seperti itu , ibu selalu mengolahnya agar bisa untuk dimakan bersama sama , tidak jarang tangisan ibu di sepanjang malam nya dan selalu berdoa agar keluarga kami terlepas dari cercaan dan hinaan yg menjadi makanan kami sehari hari . Perjuangan seorang ibu yg tidak bisa digambarkan bagaimana cara kita membalas semua perjuangannya demi anak anaknya , harta yg mengunung dan mengendong ibu dari jakarta ke mekkah pun , hanya setetes dari perjuangan ibu membesar kan kita , Tak ayal kami diperlalukan dalam kehidupan bermasyarakat sebagai sampah dan selalu menjadi gunjingan dan bullian dimasyarakat banyak , salutnya ibu hanya menahan semua dan tidak pernah membalas semua yg dilakukan padanya , ajaran yg amat luar biasa yg di ajarkan untuk kami semua menjalani kejamnya hidup ini , >>>>>>>>>>>> Bersambung

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Secretly Rejected My Alpha Mate

read
17.1K
bc

Dominating the Dominatrix

read
52.5K
bc

Inferno Demon Riders MC: My Five Obsessed Bullies

read
152.4K
bc

In Love With My Alpha Triplet Brothers

read
3.1K
bc

The Luna He Rejected (Extended version)

read
551.3K
bc

The Slave Mated To The Pack's Angel

read
378.2K
bc

Claimed by my Brother’s Best Friends

read
783.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook