Cerita Tentang Nyai Dasima 1

1038 Words
Dasima adalah anak seorang kepala desa di desa Batu Tungku. Desa tersebut dipanggil batu tungku karena rata-rata penghuni desa tersebut merupakan pengrajin batu. Ayah Dasima sosok pemimpin yang bijaksana dan juga welas asih bernama Pak Karmo. Banyak warga yang sangat menghormati keluarga pak Karmo. Sedangkan ibu Dasima bernama bu Midah. Bu Midah pun juga dikenal sebagai sosok istri yang lemah lembut serta perhatian. Tidak hanya perhatian kepada keluarganya namun juga sangat mempedulikan kehidupan para warganya. Namun, adik bu Midah yang bernama Mirna iri dengan kebahagiaan keluarga bu Midah. Walaupun Midah sering menolongnya, tapi Mirna masih merasa tidak puas dan merasa bantuan Midah tidak tulus. Mirna menjadi janda sejak diceraikan oleh suaminya karena perempuan lain. Suami Mirna tidak suka dengan perangain Mirna yang kasar dan juga jahat sehingga memutuskan menceraikannya dan menikahi perempuan lain dikampung sebelah. Mirna merasa hidupnya dan hidup Midah tidak adil. Kenapa kebahagiaan selalu datang kepada Midah bukan kepada dirinya. Dia merasa lelah harus membesarkan putri tunggalnya yang bernama Dinar. Dasima dan Dinar hanya terpaut selisih dua tahun. Hubungan mereka juga terbilang baik dan juga akrab. Sekarang umur Dasima sudah memasuki usia delapan belas tahun, sedangkan Dinar berusia enam belas tahun. Entah datang pikiran dari mana, Mirna berpikir untuk merebut posisi Midah sebagai istri Karmo. Dia berniat untuk menyingkirkan Midah. Dia begitu iri ingin menikmati kabahagiaan yang dimiliki Midah. "Mba, nanti siang aku bisa minta tolong jagain Dinar. Soalnya aku ada kerjaan buat nari diacara hajatan dikampung sebelah"kata Mirna kepada kakanya Midah. Mirna dan Midah dahulunya adalah seorang penari tradisional yang biasa tampil dari kampung ke kampung. Namun Midah berhenti setelah diperistri oleh Karmo. Sedangkan Mirna tetap menjadi seorang penari meskipun telah bersuami. Tidak hanya berprofesi sebagai penari, Mirna juga memberikan layanan kepuasan kepada pria yang menginginkannya. Midah yang sangat menyayangi Mirna sangat percaya kalau Mirna itu adalah perempuan baik-baik seperti dirinya. Padahal niat Mirna ke kampung sebelah bukan karena ada hajatan melainkan ingat menemui seorang dukun. Dia berencana untuk memikat Karmo agar jatuh cinta kepadanya dan meninggalkan kakanya Midah. Memang licik sifat Mirna, jauh bertolak belakang dengan Midah. Sepulang nya dari kampung sebelah, Mirna merasa sangat kalau susuk yang dia pasang pasti benar-benar memikat Karmo. Buktinya saja selaman perjalanan pulang, banyak mata para lelaki tidak bisa berpaling untuk menatapnya. "Tunggu aku bang Karmo, aku akan mendampingi kamu bang"ucap Mirna dalam hati sambil tersenyum sendiri. Ketika Mirna ingin menjemput anaknya, sayangnya Karmo tidak ada di rumah melainkan sedang ada di kampung sebelah. Sungguh kecewa hati Mirna, namun mata Yadi terus memandangi Mirna dengan penuh nafsu. Yadi orang kepercayaan Karmo, karena urusannya tidak terlalu lama makanya dia menyuruh Yadi istirahat di rumah saja. Mirna langsung pulang ke rumahnya, yakni rumah peninggalan orang tuanya yang tidak jauh dari rumah Midah. Sepulang Karmo dari kampung sebelah, ternyata dia membawa berita kalau anak orang terpandang dikampung sebelah ingin meminang Dasima. Dasima hanya tersenyum malu tak menjawab apa-apa, namun Karmo berkata kalau besok mereka akan datang untuk menemui Dasima. Pada pagi harinya Midah ke rumah Mirna berniat untuk mengundang Mirna yang merupakan bibi Dasima untuk diperkenalkan kepada calon besannya. Midah dengan suka cita menceritakan Dasima yang akan dilamar sedangkan Mirna yang mendengar seperti merasa seolah-olah Midah sedang mengejeknya kalau anaknya belum ada juga yang ingin meminangnya. Kepala Mirna berisi kenegatifan semata atas kebahagiaan yang sedang Midah rasakan. Mirna mengiyakan akan datang nanti malam, sekaligus dia ingin menarik perhatian Karmo agar bertekuk lutut kepadanya. **** Keluarga calon suami Dasima datang dan membawa banyak sekali buah tangan sebagai tanda lamaran. Ternyata Dasima menyukai calon suaminya, pria itu bernama Syarif. Dasima malu-malu untuk melihat Syarif dia hanya menunduk malu. Namun Syarif terus memandangi Dasima karena benar-benar mengagumi betapa cantiknya wajah Dasima. Hal ini berbanding terbalik dengan Dinar, dia sedari tadi memandangi Syarif. Dia merasa dia telah jatuh cinta kepada Syarif pada pandangan pertama. Mirna menyadari hal ini dan merasa kalau keberuntungan selalu berpihak kepada Midah bukan kepada dirinya ataupun anaknya Dinar. Tanpa berlama-lama kedua belah pihak sepakat kalau rencana pernikahan Dasima dan syarif akan dilangsungkan satu bulan mendatang. Semuanya merasa senang namun tidak dengan Dinar, wajahnya berubah masam seolah tidak terima dengan keputusan tersebut. Setelah semua rombongan keluarga Syarif pulang, Mirna mulai melancarkan aksinya untuk memikat Karmo. Walaupun sebenarnya dari tadi Karmo selalu melirik ke arah Mirna. Namun belum sempat Mirna menghampiri Karmi, Yadi sudah menghampiri Mirna terlebih dahulu. Mirna tampak begitu menghindarinya tapi Yadi tak kunjung berhenti berusaha mendekati Mirna. Ternyata memang manjur susuk ini, ucap batin Mirna. Tiba-tiba saja pikiran Mirna berubah untuk mendekati Yadi saja untuk saat ini. "Iya bang Yadi" kata Mirna lembut. "Abang liat kok dek Mirna tambah cantik, jadi pengen abang menikahi dek Mirna. Liat neng Dasima dilamar tadi. Abang jadi pengen ngelamar dek Mirna juga" ujar Yadi terus terang. "Mirna mikir dulu ya bang. Bang besok mas Karmo sibuk nggak? "tanya Mirna lembut namun tangannya membelai pundak Yadi mesra. "Besok tuan katanya mau ke ladang mencek sawah. Tapi perginya sendirian karena saya disuruh ke kampung sebelah untuk menemui pak Rojo mengurus acara pernikahan neng Dasima nanti. Memangnya kenapa dek?" tanya Yadi sambil memandangi wajahnya Mirna. Hasratnya menggebu ingin memiliki Mirna, wajah yang cantik serta lekuk tubuh yang menggoda. Melihat sorot mata Yadi yang penuh nafsu membuat Mirna mencoba memancing birahinya. Dia yakin suatu saat bisa memanfaatkan Yadi jika dia berhasil menjerat Yadi dalam pelukannya. Mirna sengaja membuka kakinya dan memperlihatkan kemulusan kakinya, serta perlahan membuka bagian atas baju kebayanya sehingga terlihat belahan dadanya. Panas dingin tubuh Yadi bergetar tak mampu menguasai hasratnya. Matanya melirik ke kiri dan kanan, dilihat tidak ada orang dia langsung memeluk Mirna dan menciumi bagian lehernya dan menjilatinya hingga ke bagian dadanya. "Dek abang udah nggak kuat sama dek Mirna" ucapnya sambil menciumi bibirnya dengan ganas. Tangan Mirna bermain-main di area sensitif milik Yadi, membuat si pemilik semakin merintih. Dengan kasar Yadi membuka lebar kaki Mirna dan melepaskan bagian bawah Mirna, tidak ada penolakan dari Mirna dengan perbuatan Yadi tadi. Yadi pun langsung menggenjot tubuh Mirna dengan penuh nafsu. Rintihan demi rintihan keluar dari mulut mereka berdua. Tanpa mereka ketahui ada sepasang mata yang tengah mengintip perbuatan dosa mereka. Sesekali dua tampak gusar dan meraba tubuhnya yang kini tengah menjalar hawa panas dalam dirinya ketika melihat adegan erotis tersebut. Hingga akhirnya mereka berdua berhenti melakukan aktifitas yang membara setelah mencapai puncak kenikmatan bersama.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD