Akhir Hidup Nyai Dasima

798 Words
Selama Dasima mengurung dirinya di dalam kamar, berita buurk tentang dirinya ramai dibicarakan warga desa. Tentang kehamilannya juga para warga desa mengetahuinya. Semenjak dia ketahuan hamil, Yadi selalu mendatanginya. Hampir setiap malam Yadi menggagahi Dasima. Tapi Dasima tidak berdaya dan pasrah menerima perlakuan yang dilakukan oleh Yadi. Jika dia memberontak dan memberitahukan siapa yang telah memperkosa dirinya, maka Yadi akan membunuh ayah Dasima. Demi ayahnya Dasima rela dijadikan pemuas nafsu Yadi. Selama Dasima mengurung diri di kamar Karmo tidak pernah menjenguk anaknya sekalipun. Bukan karena dia tidak mau melainkan karena selalu dihalang-halangi oleh Mirna. Dengan berbagai alasan dia buat, agar Karmi tidak melihat kondisi anaknya. Dilain pihak, Mirna bersikap sok perhatian kepada Dasima, dan berkata kalau ayahnya merasa malu memiliki anak seperti Dasima. Mirna sebenarnya ingin membuat mental Dasima rapuh hingga akhirnya dia mengakhiri hidupnya. Namun ternyata Dasima tetap kuat dan bertahan demi bayi yang ada dalam tubuhnya, karena dia memiliki hak untuk tetap hidup. Akhirnya proses kelahiran untuk anak Dasima datang, dibantu dukun beranak yang ada dikampung serta mbok Jum yang selama ini merawatnya dengan sabar proses persalinan anak Dasima berjalan lancar. Dasima begitu sangat bahagia saat melihat wajah putranya itu. Dia tidak peduli siapa ayahnya, dia tidak membenci bayi tak berdosa itu. Dia sangat mengasihinya dan menyanyanginya dengan sepenuh hati. Dia memberi nama putranya dengan nama Raja. Setelah seminggu melahirkan, Dasima mencoba untuk menemui ayahnya dan berniat untuk meminta maaf. Dia berharap ayahnya akan menerima anak yang dilahirkannya sebagai cucunya. Namun dia mendengar suara gaduh di dalam kamar ayahnya. Suara teriakan ayahnya dan juga tawa seorang perempuan. Dasima mendobrak pintu kamar dan terkejut melihat penampakan ayahnya yang bersimbah darah. "Dasima, lari" ucap ayahnya pelan namun dia masih tetap berusaha merangkak ke arah Dasima. "Apakah kamu ingi tahu siapa pemerkosa anakmu itu? Dia adalah aku" kata Yadi dengan lantang dan tertawa nyaring. "Kakak ku tersayang tidak meninggal karena terpeleset, melainkan dipukul dengan batu oleh Dinar" ucap Mirna membuat Karmo dan Dasima tak percaya kepada bibinya yang tega membunuh ibunya yang tidak lain kakaknya sendiri. "Aku tidak suka melihat keluarga kalian bahagia, aku tidak suka melihat dirinya hidup bergelimang harta". "Sedangkan aku, harus merayu dulu untuk mendapatkan apa pun yang aku ingini" teriak Mirna marah. "Kalian semua harus mati" kata Mirna menunjuk ke arah Dasima dan Karmo. "Lari nak, lari nak Selamatkan bayimu nak" kata Karmo kepada anaknya. Dasima pun berlari menuju ke kamarnya dan menggendong bayinya. Terdengar teriakan ayahnya yang begitu sangat kesakitan. Kejam, benar-benar kejam perbuatan yang mereka lakukan. Dasima berlari ke belakang rumah, dia berlari ke gubuk mbok Jum. Dasima menggedor dan memanggil mbok Jum, tidak berapa lama mbok Jum pun membukakan pintunya. Dasima langsung memberikan bayinya ke pangkuan mbok Jum. "Mbok tolong selamatkan anakku mbok, jaga dia ya mbok". "Aku tidak bisa menjelaskannya mbok Jum, tapi secepatnya mbok jum harus segera meninggalkan kampung ini sekarang juga. Ayahku sudah dibunuh mbok" kata Dasima sambil menangis dan menyeka air matanya. "Siapa yang membunuh tuan neng?" tanya mbok Jum. "Pak Yadi mbok sama bibi Mirna". "Aku akan alihkan mereka, biar mbok bisa selamatkan anakku" kata Dasima sambil mengelus pipi mungil bayinya yang tengah tertidur dengan lelap. Kemudian menciuminya dengan penuh sayang. Dia memberikan sebuah kalung yang dia pakai sebagai peninggalannya. "Bi, simpan gelang ini buat biaya hidup kalian nanti". "Untuk kalung ini tolong simpan sebagai kenang-kenangan untuk keturunanku nanti mbok" ucap Dasima membuat mbok Jum merasa pilu. Dia yang merawat Dasima sejak kecil, sekarang dia hari melihat kesedihan di wajah Dasima. Kini dia juga yang akan membesarkan putra Dasima. Dia sungguh tidak menyangka jika hidup Dasima kan tragis seperti ini. Terdengar dari kejauhan suara Yadi tengah memanggil nama Dasima. Mbok Jum dan Dasima pun menjadi panik. "Mbok, cepat pergi kesana. Bawa pergi anakku mbok, tolong selamatkan dia mbok" kaya Dasima kepada mbok Jum. "Iya neng, neng Dasima harus menjaga diri neng ya". "Cari si mbok kalau neng selamat ya neng" ucap mbok Jum sedih menitikkan air mata. Dasima dan mbok Jum pun segera berlari dengan jalan yang berbeda. Dasima berlari menuju ke arah air terjun. Sedangkan mbok Jum berlari ke arah desa sebelah. Yadi dan Mirna melihat Dasima yang berlari menjauh dari arah mereka. Kini Dasima terpojok tidak dapat berlari lagi, dia sudah berada di pinggiran puncak air terjun. "Jangan mendekat atau aku akan melompat" ancam Dasima. "Kalau kau melompat pun aku tidak rugi sedikit pun" kata Mirna sambil tertawa. "Lebih cepat kau mati dan aku akan menikmati harta milik ayahmu. Hahaha" Mirna seolah merasa begitu bahagia, dirinya akan menjadi seorang yang kaya nantinya. Dasima tidak bisa membiarkan mereka menang begitu mudah dari dirinya, dia harus bisa menang melawan mereka. Namun naas, saat Dasima berniat untuk menyerang Mirna dia terpeleset dan terjatuh langsung ke bawah air terjun. Dilihat dari ketinggian air terjun tidak mungkin Dasima selamat. Yadi dan Mirna bahagia bisa hidup bersama untuk menikmati harta Karmo.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD