Semenjak kejadian di pondok Mirna dan Karmo diam-diam selalu mencari kesempatan untuk memuaskan hasrat mereka. Tak hanya berhubungan dengan Karmo, Mirna juga melakukan hubungan badan dengan Yadi. Dia merasa sangat bahagia karena kedua laki-laki itu kini sudah benar-benar jatuh dalam pelukannya. Dinar yang melihat keliaran ibunya, juga memiliki hasrat untuk melakukan hal yang serupa. Semenjak dia memergoki ibunya bercinya dengan Yadi pertama kali, hasrat Dinar ingin di setubuhi oleh laki-laki begitu kuat. Apalagi dia selalu mengintip ibunya setiap kali berhubungan badan, entah saat bersama Yadi ataupun Karmo.
Naasnya seminggu sebelum acara pernikahan Dasima, Midah dan ke rumah Mirna untuk meminta tolong membantu dia mempersiapkan segala hal keperluan acara Dasima nanti. Tapi kenyataan mengejutkan dirinya, dia melihat suaminya Karmo sedang menggahi adiknya Mirna. Keduanya sama-sama dalam keadaan tanpa sehelai benang pun di tubuh mereka.
"Apa yang sedang kalian lakukan? " teriak Midah yang syok melihat kejadian yang memalukan di depan matanya.
"Maaf mba" kata Mirna tertunduk lesu.
"Aku tidak menyangka kalau kalian akan melakukan hal yang keji seperti ini".
"Akan aku perlihatkan kelakukan b***t kalian kepada warga" ucap Midah kemudian berlari keluar. Meninggalkan pasangan m***m tersebut di dalam rumah.
"Jangan dikejar mas, biarkan saja dia pergi. Kan masih ada aku" bujuk Mirna saat Karmo berniat untuk mengejar istrinya.
Lagi-lagi Karmo tunduk dan patuh pada Mirna, sentuhan lembut dan ciuman liar yang diberikan oleh Mirna membuat Karmo terangsang kembali. Mirna tidak ingin menghentikan permainan yang belum usai tadi. Kenikmatan yang harusnya mereka nikmati harus terhenti karena dipergoki istrinya Karmo. Seolah hilang akal dan tidak memiliki hati lagi terhadap istrinya, Karmo tidak ada merasa bersalah atau penyesalan atas apa yang dilakukannya. Karmo kembali memasuki tubuh Mirna, dia kembali menggempur tubuh sintal tersebut dengan penuh nafsu. Memang tubuh Mirna jauh lebih menggiurkan dari pada Midah. Karmo sebagai laki-laki merasa jauh terpuaskan ketika melakukannya dengan Mirna.
Setiap desahan dan rintihan yang keluar dari mulut Mirna membuat Karmo semakin semangat untuk menghujamnya lebih cepat dan lebih dalam lagi. Hingga permainan mereka usai setelah mencapai kenikmatan yang mereka inginkan. Karmo bergegas memakai bajunya dan berniat menemui Midah untuk membujuknya.
"Aku harus menyusul Midah dulu sayang" kata Karmo mengecup pipi Mirna.
"Kalau mba Midah nggak bisa terima, ceraikan saja mas. Setelah mas nikahi aku" ucap Mirna dengan tatapan yang membuat Karmo tidak bisa berkata tidak. Dia mengangguk seoalh menyetujui.
Saat Karmo berjalan menuju ke rumahnya dia terkejut melihat sesosok mayat terkapar di atas tanah. Dia mengenali pakaian yang melekat pada mayat tersebut langsung datang menghampiri. Benar seperti dugaannya, itu adalah istrinya Midah. Dia coba mencek kondisi Midah, ternyata
dia sudah meninggal dunia. Karmo langsung membopong tubuh istrinya dan berteriak minta tolong kepada warga yang dia temui. Karmo menjelaskan kalau istrinya itu terpeleset saat ingin pergi menuju ke rumah Mirna dan kepalanya langsung menghantam sebuah batu besar. Hal itulah yang menyebabkan kematiannya.
Tidak ada satu orang pun yang curiga terhadap Karmo ataupun Mirna, semuanya ikut membantu proses pemakaman Midah termasuk calon besannya juga datang ikut berbela sungkawa. Dinar cemburu kepada Dasima yang sedang berada dalam pelukan calon suaminya. Dinar merasa sangat kesal kepada Dasima yang selalu bisa mendapatkan apa yang dia inginkan. Setelah dibicarakan kembali oleh kedua pihak, pernikahan Dasima dan Syarif akan dilakukan secara sederhana saja. Untuk pelaksanaannya dimajukan tiga hari lagi. Hal ini sontak membuat Dinar menjadi syok kalau Dasiam akan segera memiliki Syarif,pria yang disukai oleh Dinar.
Dinar memikirkan rencana apa yang harus dia lancarkan untuk menggagalkan pernikahan Dasima. Dia tidak bisa melakukan hal ini sendiri, harus ada orang yang membantu dia agar rencana dia berhasil. Akhirnya dia menemukan cara yang tepat, pastinya ini tidak mungkin gagal. Dinar tersenyum bahagia setelah mendapatkan ide yang sempurna untuk mendapatkan Syarif.
Dinar mencari Yadi dan mengajaknya untuk bekerjasama. Awalnya Yadi menolak untuk melakukan apa yang Dinar suruh, namun karena imbalan yang menggiurkan dan memang pantas untuk dia dapatkan membuat dia menyetujui kerjasama Dinar. Hal ini membuat nya tidak sabar untuk melihat kehancuran Dasima dan akhirnya dia yang akan memiliki Syarif. Licik, memang Dinar jauh lebih licik dari ibunya Mirna.
Satu hari sebelum acar pernikahan, Dasima akan melakukan ritual mandi kembang yang memang biasa dilakukan oleh para pengantin wanita. Acara mandi pengantin dilaksanakan di bawah pancuran air terjun yang ada di desa mereka. Para tetua yang melakukan ritual pemandian tersebut melakukan tugas mereka hingga selesai. Namun, mereka pergi lebih dahulu sehingga meninggalkan Dasima sendirian disana yang masih mengganti pakaian di bilik yang terbuat dari bambu. Saat dia keluar dia terkejut karena tidak ada seorang pun yang ada disana menunggunya. Tapi saat dia mulai melangkahkan kakinya ternyata ada seseorang yang menunggu dirinya.
"Eh, le Yadi. Ada apa le Yadi disini? " tanya Dasima tanpa curiga.
"Nungguin neng, soalnya yang lain tadi pulang duluan karena masih melakukan ritual yang lain dirumah" jawab Yadi membuat Dasima percaya. Dasima tidak menaruh rasa curiga sedikitpun karena dia menganggap Yadi sudah seperti keluarga, jadi tidak terbersit pikiran buruk terhadap dirinya. Saat Dasima melangkah beberapa langkah, tubuh Dasima dipeluk erat oleh Yadi dari belakang.
"Le Yadi, apa yang le lakukan? " kata Dasima sambil berontak saat Yadi mencoba menciumnya. Dasima terus melakukan pemberontakan saat Yadi ingin memperkosanya hingga sebuah tamparan mendarat di pipinya. Dengan leluasa Yadi melepaskan pakaian Dasima, hingga akhirnya Yadi berhasil memperawani Dasima.
Dasima menjerit saat Yadi memasukinya, dia memohon agar Yadi menghentikan aksinya dan membiarkan dia pergi. Semua itu hanya sia-sia belaka, karena Yadi tidak menggubris sama sekali. Dengan penuh nafsu Yadi menghujam daerah kewanitaan Dasima dengan keras dan ritme yang cepat hingga akhirnya dia mencapai kenikmatan. Dia sangat puas karena berhasil merenggut keperawanan Dasima. Setelah dirinya puas, dia memanggil beberapa orang lagi yang dia suruh menjaga tempat tersebut agar todak ada yang kesana. Mereka dijanjikan untuk ikut serta menikmati tubuh sang bunga desa mereka.
Setelah keempat pria yang membantu Yadi tadi puas dengan tubuh Dasima, mereka semua meninggalkan tubuh Dasima yang telanjang di bebatuan air terjun. Hingga waktu hampir sore,Karmo terkejut anaknya belum juga datang. Semuanya panik karena Dasima belum pulang, akhirnya para warga mencari Dasima. Tidak ada yang mengatakan kalau Dasima ditinggal sendirian di air terjun. Hingga ada salah seorang gadis remaja berlari memberitahukan kalau Dasima tergeletak dibatu dalam keadaan telanjang. Semua warga mengevakuasi Dasima yang dalam keadaan pingsan. Banyak warga yang berbisik-bisik mengenai kejadian yang dialami oleh Dasima. Sungguh tragis memang keadaan dirinya sekarang.
Pihak pengantin pria langsung membatalkan pernikahan karena malu memiliki menantu korban pemerkosaan. Dasima tidak mampu mengatakan siapa saja yang telah mencicipi tubuhnya. Mulutnya membisu tak bisa berkata-kata, ayahnya merasa frustasi karena harus menanggung malu. Hingga akhirnya Mirna mengusulkan untuk menikahkan Dinar dengan Syarif sebagai gantinya. Pihak dari keluarga Syarif sebenarnya menolak, namun akhirnya mereka menyetujuinya. Syarif pun mau dinikahkan dengan Dinar, karena sebelumnya Mirna sudah memelet Syarif agar menyukai anaknya. Dasima sangat terpukul karena impiannya ingin memiliki sebuah keluarga kecil sirna, namun dia juga harus menerima kenyataan jikalau sepupunya yang akan menikah dengan pria yang diidamkannya.
Dasima tidak pernah keluar kamar lagi setelah kejadian yang mengerikan itu. Dinar pun telah sah menjadi istri Syarif. Namun satu hal yang tidak pernah dia ketahui, jikalau Mirna telah menikah dengan ayahnya. Saat Dasima mencoba menerima semua kejadian sulit yang ada dalam hidupnya. Dia harus menerima kenyataan kalau dirinya tengah mengandung, entah anak siapa yang ada dalam tubuhnya dia tidak tau.