Tak sampai setengah jam kemudian Tyo sudah mendapatkan panggilan telpon dari Brahma. Pasti tentang laporan akan tugas yang tadi dia berikan kepada anak buah kesayangan itu.
"Halo, Pak Tyo. Saya sudah mendapatkan informasi tentang Renata yang anda cari. Sebentar lagi akan saya kirimkan filenya. Untuk lokasi keberadaan dia saat ini masih saya cari."
Tyo tersenyum mendengar ucapan Brahma, paling tidak rasa penasarannya kepada Renata dapat terjawab sebentar lagi. Namun tetap saja Tyo merasa kerinduannya kepada gadis itu harus segera diobati. Sebelum dirinya menjadi semakin gila. Karena itu, dia memberikan perintah tambahan kepada Brahma.
"Cepat cari dia sekarang berada di mana. Aku tunggu secepatnya!"
"Agak sulit, Pak. Gak bisa buru-buru nyarinya, karena yang namanya mencari lokasi itu harus melibatkan satelit dan beberapa hacking CCTV. Kalau untuk di luar negeri, apalagi kota metropolitan seperti Paris pengamannya lumayan ketat, Pak." Brahma menggambarkan prosedur ruwet yang akan dia lakukan demi memenuhi permintaan si Bos besarnya.
"Sulit bukannya gak mungkin kan? Aku gak mau tahu pokoknya cepat kamu kerjakan. Kalau terlambat, tahu sendiri hukuman kamu!" Ujar Tyo mengancam.
"Okey, Bos!" Brahma cepat-cepat menjawab sebelum menutup panggilan telponnya. Dalam hati dia sudah mengumpat dan ngomel gak karuan sambil mulai mengutak-atik keyboard komputer di hadapannya. Untuk memulai proses hacking demi mencari si nona Renata.
"Nasib jadi jongos gini amat sih? Kerja lembur dengan tenggat waktu kebut-kebutan begini." Brahma hanya bisa menggerutu, ngeri dengan ancaman Tyo. Dia tahu benar bahwa bosnya itu tak akan ragu untuk memotong gajinya sebagai hukuman.
Tyo membuka email laporan yang dikirimkan Brahma tak lama kemudian. Sebuah data lengkap tentang seseorang bernama Renata.
Tyo mengamati foto yang disertakan Brahma dalam laporan itu. Tersenyum bahagia demi melihat wajah dan senyuman Renata yang menyejukkan jiwa. Gadis itu nampak sangat manis dalam balutan sweater oranye yang sedang dikenakannya.
"Renee, aku kangen kamu ... " Gumam Tyo sebelum mulai membaca laporan itu.
[Renata Archambeau, wanita cantik yang memiliki nama asli Renata Merry Sudibyo. Lahir di Jakarta Indonesia, 3 November 19XX, berusia 27 tahun. Seorang model profesional dengan tinggi 170 Cm dan berkulit putih yang memiliki darah keturunan Prancis, Jawa, Latin dan Italia.]
"Gila pantesan cantik dan seksi banget kamu, Renee. Blasteran berbagai bibit unggul begini." Tyo semakin berdecak kagum membaca biodata Rena.
[Ayah Renata bernama Hari Sudibyo merupakan keturunan Jawa, Perancis. Sementara ibunya Lili Sudibyo merupakan keturunan Latin, Italia.]
[Sejak kecil sampai lulus SMA, Renata tinggal di Jakarta, lalu meneruskan pendidikan ke Universitas New South Wales di Sydney, Australia. Dia mengambil jurusan Sastra Bahasa Inggris. Setelah lulus Renata kembali ke Indonesia, namun tak lama kemudian dia pergi ke Paris untuk melanjutkan studi strata dua sekaligus mendalami bidang modeling. Kini dia telah menyelesaikan gelar masternya di Universitas Sorbonne, Paris.]
"Wow lulusan luar negeri untuk kuliah sarjana dan paska sarjana? Secanggih apa prosesor otak kamu, Renee?"
[Renata kini memilih tinggal dan berkarier sebagai model di Paris. Ia bergabung dengan modelling management professional bernama Wilhelmine.]
"Kamu benar-benar Renata, Renee. Sesuai dengan nama yang kau sandang, kamu adalah sosok gadis yang teguh dalam melakukan sesuatu. Penuh gairah, kreatif, jujur, cerdas, berjiwa petualang, dan dinamis." Tyo dapat menebak sifat dan karakteristik Renata dari data yang dibacanya.
Seorang gadis dari negara berkembang seperti Indonesia yang mau berjuang sendirian untuk menjadi seorang model di kota Paris. Tentu saja bukan perkara yang mudah dan sederhana. Apalagi dia juga telah merantau bertahun-tahun di luar negeri, serta menyelesaikan kuliahnya di Aussie dan Paris sekaligus sampai mendapat gelar magister. Sudah jelas isi kepala gadis itu sangat encer dan satu lagi, keadaan finansial keluarganya jelas cukup mumpuni.
"Keluarga Sudibyo ya ... Pantas saja." Tyo yang seorang bisnisman tentu sudah hapal dengan nama-nama keluarga yang berpengaruh dari negara Indonesia. Dan nama keluarga Sudibyo juga termasuk ke dalam jajaran keluarga terpandang itu.
Lamunan Tyo tentang Renata terpaksa buyar, karena bunyi notifikasi dari ponselnya. Mendapati sebuah pesan masuk, dari Brahma. Tentang lokasi keberadaan Renata yang ingin dia datangi.
[Renata saat ini sedang berada di Boulevard de Clichy 2. The Moulin Rouge Bar.]
Tyo mengerutkan dahinya demi membaca pesan singkat dari Brahma itu. The Moulin Rouge Bar adalah tempat yang dikenal sebagai tempat khusus untuk melihat pertunjukan kabaret di Paris. Moulin Rouge juga dikenal sebagai teater yang mempertunjukkan hal-hal vulgar dan membangkitkan gejolak birahi.
"What the hell are you doing there, Renee?" Umpat Tyo kesal. Mau tak mau ada rasa tidak nyaman yang menghampiri Tyo demi mengetahui tempat Renata berada saat ini.
Tyo segera membayar tagihan makannya dan beranjak dari restoran itu. Berjalan dengan langkah cepat menyusuri Boulevar ke arah hotel tempatnya menginap. Dalam perjalan dia menekan beberapa tombol di ponselnya untuk menghubungi Yasmin.
"Ya Pak? Ada yang bisa saya bantu?" Tanya Yasmin dengan sigap. Tak biasanya bosnya itu menelpon di luar jam kerja kalau bukan untuk urusan penting. Sepertinya sore ini akan ada pekerjaan tambahan baginya, tak akan ada waktu bebas lagi.
"Yas, aku ingin datang ke The Moulin Rouge Bar malam ini. Kamu tolong siapkan segala sesuatunya untukku." Tyo memberikan perintah tanpa basa-basi.
"The Moulin Rouge Bar, Pak?" Yasmin menelan air ludahnya demi mendengar nama bar yang sudah terkenal dengan reputasi negatif itu.
"Aku dalam perjalanan kembali ke hotel. Setelah ini aku aku akan bersiap-siap, kamu carikan aku tiket masuk ke sana bagaimana pun caranya."
"Apa harus malam ini, Pak? Bagaimana kalau besok saja? Pasti akan saya pesankan fasilitas terbaik untuk bapak." Yasmin sedikit memberikan penawaran.
"Bisa kamu lakukan, apa nggak?" Tyo bertanya dengan nada lebih mendesak. Tak ingin penolakan dari sekretarisnya itu.
"Bisa! Akan saya usahakan, Pak." Yasmin tentu tak berani menolak kalau bosnya sudah memberikan perintah dengan nada serius begitu. Jika seorang sultan sudah berkehendak, maka harus dituruti semua keinginannya. Jika tidak, nasib bonus dan insentifnya bisa dalam bahaya.
Tyo melanjutkan langkahnya ke hotel Shangri-La Paris. Membersihkan diri dan bersiap untuk mendatangi The Moulin Rouge Bar. Memakai setelan mahal dari merk Hugo Boss berwarna dark grey. Outfit yang yang mampu memancarkan pesona ketampanan dan maskulinitas Tyo Sampoerna dengan sempurna.
"Ini passing card untuk bisa masuk ke Bar. Saya sengaja mengambil yang VIP agar bapak bisa mengakses segala fasilitas di sana." Ujar Yasmin saat Tyo sudah bersiap dan menghampiri di kamar hotelnya.
"Good job!" Puji Tyo pada sekertaris cantiknya itu. Yasmin meski masih muda memang cukup cekatan untuk bisa menjalankan peranannya sebagai sekretaris pribadi Tyo. Baik untuk urusan bisnis maupun urusan pribadi seperti ini.
"Ini kunci mobil anda, Aston Martin warna hitam yang sudah siap di depan lobi hotel sekarang." Yasmin juga menyerahkan kunci mobil mewah yang sudah dia persiapkan untuk si bos. Tahu benar kalau bosnya itu mau ke bar, artinya ingin show off dan ujung-ujungnya pasti bakal berurusan dengan wanita.
"Okey, nanti kamu bakal dapat bonus. Aku pergi dulu." Tyo merasa puas dengan pelayanan Yasmin. Dan sang sekretaris pun langsung sumringah mendengar kata bonus dari mulut bosnya itu.
"Baik, Pak. Hope you enjoy the nigh." Yasmin mengantarkan kepergian Tyo dengan senyuman indah. Tak sia-sia perjuangannya selama beberapa puluhan menit terakhir untuk menelpon dan menghubungi banyak sekali pihak demi mempersiapkan akomodasi untuk si bos.
Tentu bukan perkara mudah mengingat mereka sedang berada di negara lain. Dan ini adalah kali pertama Yasmin pergi ke Paris menemani bosnya itu. Akan tetapi dengan kekuatan finansial Sampoerna Group yang seakan unlimited, tentu saja Yasmin dapat mewujudkan kehendak sang bos besar dalam waktu relatif singkat.
"Dasar Bos sableng, berapa Uero tadi terbuang sia-sia hanya demi bersenang-senang di klub malam? Ah sudahlah yang penting Bos senang dan bonus untukku lancar." Yasmin bergumam sambil terus mengamati langkah Tyo yang berjalan menuju lift.
Dengan berbekal super car dan VIP card yang sudah disiapkan oleh Yasmin, Tyo langsung disambut dengan pelayanan istimewa oleh petugas Bar. Diantarkan menuju chair set yang sudah dibooking oleh Yasmin untuknya.
Hinggar bingar musik modern bergabung dengan nuansa klasik namun elegan yang dilengkapi dengan kerlap-kerlip lampu khas dunia malam adalah hal pertama yang menyambut Tyo di dalam Bar. Sebuah sofa panjang nan empuk yang tepat menghadap ke panggung hiburan adalah tempatnya bertahta malam ini untuk menikmati setiap tontonan.
Berbagai sajian mewah lengkap dengan anggur mahal langsung pula disediakan di atas meja Tyo. Serta tak ketinggalan sang petugas Bar menwarkan 'teman minum' untuknya. Siapa lagi kalau bukan para kupu-kupu malam yang sudah biasa menjamu para kumbang kelaparan.
"No thanx. I have someone to wait." Tolak Tyo pada tawaran itu. Mengatakan bahwa dia sedang menunggu seseorang.
Dalam keadaanya yang biasa tentu Tyo tak akan melewatkan kesempatan untuk bisa berkencan dengan wanita-wanita cantik khas Paris ini. Namun kali ini, segala hasrat dan pikirannya seakan telah terkunci, tak bisa untuk memikirkan wanita lainnya. Hanya Renata saja yang terus berkelebat di dalam sana. Kerinduan akan sosok gadis itu yang seakan bisa membuat gila dan harus diobati segera.
Segala kebisingan dan hentakan musik berhenti tak lama kemudian. Menandakan dimulainya pertunjukan dan acara utama yang akan digelar di atas panggung hiburan. Beberapa wanita cantik dengan berbagai macam gaun pesta glamour nan elegan berjalan berlenggak lenggok di atas sana. Memamerkan kecantikan wajah dan bentuk tubuh mereka yang terpahat sempurna serta tinggi semampai.
Jantung Tyo seakan berhenti berdetak untuk sesaat saat melihat sosok yang sudah dicarinya. Sosok yang sangat dia rindukan dan idamkan serta tak dapat beranjak dari benaknya selama beberapa hari ini. Renata, dia ada di sana bersama dengan belasan model wanita lainnya.
Renee, I finally found you!