bc

Playmate

book_age18+
1.6K
FOLLOW
10.6K
READ
BDSM
sex
one-night stand
forced
dominant
drama
bxg
city
actor
brutal
like
intro-logo
Blurb

21+

Tara Mayers adalah seorang model majalah dewasa. Namun suatu hari ia harus terjerat dengan seorang pornstar ternama bernama Dave karena kesalahan konyol temannya.

Dave memanfaatkan hal itu untuk mengikat Tara kedalam sebuah kontrak kerja yang tak lain adalah membuat video porno bersama.

© 2020 kkenzobt

chap-preview
Free preview
01
Suara sepatu hak tinggi yang mengetuk lantai terdengar begitu indah, mengiringi setiap langkah wanita yang sedang memasuki sebuah studio. High heels abu-abu yang melekat di kakinya, sebuah jaket hitam dan kaca mata hitam, sukses membuatnya menjadi tontonan. Tapi bukan hanya itu yang membuatnya menjadi tontonan. Wajah bak malaikat yang turun ke bumi-lah yang menjadi factor terbesar dari pesona seorang Tara Mayers. “Hari ini berapa?” tanya Tara tanpa melihat wanita di belakangnya yang tak lain adalah managernya. “Total ada 10 bikini untuk hari ini.” Mereka menaiki lift dan tak lama tiba di lantai studio tempat dimana pemotretan berlangsung. Tepat ketika mereka memasuki studio, beberapa lampu flash kamera menyorot seorang model yang sedang melakukan pemotretan dengan model Luna, salah satu saingan Tara di industri permodelan. “Kau sudah datang, cepat bersiap kita mulai 15 menit lagi.” ucap seorang staff dan Tara langsung masuk ke ruang makeup. Wanita itu segera mengganti bajunya dengan bikini hitam dan menggunakan handuk berbentuk kimono untuk menutupi tubuhnya. Tara hanya bermain ponselnya saat tim rias mulai memoles wajahnya dengan sangat apik. Seorang staff menghampiri Tara. “Bersiaplah, sebentar lagi giliranmu.” “Setelah ini tak ada jadwal lagi kan?” tanya Tara, menyimpan ponselnya. “Yeah begitulah. Tapi kau harus bertemu dengan majalah Next untuk membicarakan kontrak.” “Kau saja yang urus. Aku akan pergi sore ini.” Tara keluar lebih dulu dari ruang makeup. Ia menghampiri sang fotografer yang tampak masih memotret Luna yang sekarang sedang telanjang di sana. Dua kali flash menyala dan pemotretan Luna selesai. Wanita itu langsung mengambil handuk yang diberikan staff untuk menutupi tubuh telanjangnya. “Seperti biasa, kau sangat sempurna.” puji sang fotografer pada Luna. Oh lihatlah wanita yang sekarang terlihat genit dengan James, fotografer dalam pemotretan kali ini. “Jika sudah, pergilah. Aku tak punya banyak waktu.” sinis Tara karena wanita itu ingin segera menyudahi sesi pemotretannya. Luna tersenyum remeh melihat kehadiran Tara. “Lihatlah siapa ini?” Luna mendekati Tara dan berdiri di hadapan wanita itu. “Cover kali ini, aku yang akan menang.” “Aku tidak peduli.” Tara segera melepas handuk bajunya dan menuju titik pemotretan meninggalkan Luna yang menggerutu. “Seperti biasa kau tak basa-basi Tar.” James mulai menotret Tara karena wanita itu sudah berpose. Lampu flash terus bersautan seiring dengan pose Tara yang berubah. “Nice,” James tampak puas dengan hasilnya. Tara memang tak perlu diragukan lagi. “Sekarang ganti.” Tanpa basa-basi, Tara langsung mengganti bikini lain dan kembali berpose sexy di depan kamera. “Ya, busungkan dadamu sedikit lagi.” Tara membusungkan dadanya dan menatap kamera dengan pandangan menggoda. Sebuah pandangan yang jika dilihat langsung dapat membuat libido naik. “Yes.” beberapa kali flash kembali menyala, mengabadikan makhluk tuhan yang indah itu. Pemotretan berlangsung cepat hingga saat ini telah memasuki bikini terakhir. Namun Tara tampak menggeram karena bikini terakhir itu terlihat tipis dan hanya menutupi p****g serta area sensitifnya. “Sudah kubilang aku tak mau jika terlalu terekspos.” protesnya pada penata rias yang memberinya bikini biru itu. “Ayolah, itu yang terakhir. Toh masih tertutup.” Sahut Berta, manager Tara. “Aku tak mau. Kau saja yang pakai.” “Mana mungkin. Sudah jangan protes dan pakai saja.” Berta mengambil bikini itu dan memberikannya pada Tara. “Cepat ganti.” Tara kembali menggeram namun akhirnya ia memakai bikini tersebut. Para staff terus memperhatikan sesi pemotretan Tara yang terakhir karena wanita itu tampak begitu indah di pandang. Apa lagi dengan bikini transparan berwarna biru muda yang sangat pas melekat di tubuh Tara. “Geser sedikit. Nice.” Tara segera mengambil baju handuknya tepat setelah pemotretan selesai. “Kau bagus hari ini.” puji James. “Kau mengatakan itu pada semuanya.” acuh Tara karena ia tau kata itu selalu terucap dari bibir James setelah pemotretannya selesai. “Aku serius. Kau mau ikut memilih foto?” “Tidak. Kalian saja. Dan satu lagi, jangan beri aku bikini ini lagi.” James tampak tertawa. Ya ia begitu tau sifat Tara dan apa keinginan wanita itu. “Hei kau harus merubah prinsipmu jika ingin tetap di industri ini. Sekarang banyak model pendatang baru yang jauh lebih berani.” “Aku tidak peduli. Jika kalian memberiku bikini seperti ini lagi, aku tak akan melakukan pemotretan.” ancam Tara dan pergi meninggalkan James, membuat pria itu berdecak. James tak habis pikir dengan Tara. Sudah dua tahun wanita itu berada di industri permodelan, terkhusus untuk majalah dewasa namun Tara selalu menolah menggunakan pakaian yang diluar batas normalnya. Padahal Tara terlihat sangat sexy dan memiliki peluang yang sangat besar. “Kurasa ini cocok untuk menjadi cover.” James menoleh dan melihat ke layar monitor yang menampilkan foto Tara dengan berbagai pose indahnya dan satu foto ukuran besar. Foto Tara yang sedang duduk manis menghadap kamera dengan tangan di lantai. Oh lihatlah wajah menggodanya itu. “Keep ini.” ucap James. Tara mengemudikan mobil putihnya pergi meninggalkan studio. Saatnya mencari hiburan, karena Tara akhir-akhir ini sedang suntuk dengan pekerjaannya. Setelah mengganti bajunya dengan sebuah dress berwarna hitam, Tara memasuki night club yang cukup terkenal di kota itu. Belum terlalu ramai, karena memang terlalu dini untuk berpesta. Tara menghampiri meja bar dan memesan sebotol minuman. “Kau datang?” sapa Shela, salah satu teman Tara yang bekerja di club. Tara tau jelas apa pekerjaan temannya itu, namun ia tak pikir panjang toh pekerjaannya juga tak bisa dibilang lebih mulia daripada menjual diri ke p****************g. Tara menuang minumannya dan langsung menegaknya. “Kau tidak bekerja?” tanya Tara karena biasanya temannya sibuk menggoda pria. “Nanti, aku memiliki target malam ini.” Shela memesan sebuah minuman dan duduk santai di samping Tara. “Kaya huh?” Shela tampak berpikir, membayangkan pria yang menjadi targetnya malam ini. “Sexy?” jawabnya sembari tertawa kecil. “Kau pasti mengenalnya.” Alis Tara memincing. “Siapa?” “Bintang porno terpanas tahun ini.” jawab Shela santai. “Dave?” “Yup.” Tara tersenyum tipis. “Kau pasti mendapatkannya.” “Kudengar dia sedikit pemilih. Jadi aku penasaran. Btw, kau tak ingin mencoba melakukannya?” “Apa?” Tara kembali meneguk minumannya. “Sex.” “Tidak.” “Aku tidak percaya kau bisa bertahan di industrimu tanpa melakukannya.” “Aku menjual penampilan, bukan tubuh.” Shela mendesis. “Kau menyindirku?” Tara tersenyum tipis. “Ayolah kita bukan manusia suci.” Shela mengedarkan pandangannya dan matanya terfokus pada satu titik. Targetnya baru saja datang dengan segala pancaran pesonanya. “Dia datang.” gumam Shela.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

TERNODA

read
198.4K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.7K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
29.9K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.2K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.5K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
47.7K
bc

My Secret Little Wife

read
132.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook