Alex memasuki kamar Diana istrinya, hari ini ia ingin menginap di rumah mertuanya semenjak diperbolehkan tidur sekamar oleh mertua dan orangtuanya, sebenarnya Diana istrinya belum siap namun tak bisa menolak permintaan suami dan orangtuanya. Jadilah Alex sepulang sekolah ia langsung ke rumah mertuanya tanpa menjemput istrinya karena yang ia tahu istrinya libur kuliah hari ini.
“Assalamualaikum.”
“Waalaikumussalam tumben kesini?” Alex mengangguk menghampiri istrinya yang ternyata baru saja selesai sholat karena terlihat Diana yang melipat mukena.
“Sudah makan?” tanya Diana basa-basi setelah ia mencium tangan suaminya itu
“Sudah makan tadi disekolah, aku mau tidur dulu ya kak, capek banget hari ini.” Keluh Alex membuka seragam putihnya mengganti dengan kaos yang diambil dari tas sekolahnya. Diana berbalik badan membelakangi Alex.
“Kalau mau ganti baju di kamar mandi dong, enggak malu apa?” oceh Diana membuat Alex sedikit tertawa.
“Sudah belum ganti bajunya?”
“Sudah kok, memang kenapa ka? Aku kan suami kakak, enggak apa-apa dong kalau kakak lihat.” Ujar Alex lalu duduk diranjang samping Diana. Diana tak menjawab ia lebih memilih mengambil ponselnya.
“Kak.” Panggil Alex Diana hanya berdehem masih asyik dengan ponselnya.
“Kak aku boleh enggak panggil kakak Didi?” Diana menengok
“Didi? Kaya nama cowok masa, kenapa panggil aku itu?”
“Aku suka saja Didi, pokoknya aku panggil kakak Didi”
“Terserah lo saja, gue oke saja”
“Oke tapi Didi bisa enggak kalau ngomongnya pakai aku kamu, kan kita suami istri masa panggilnya lo gue” ujar Alex menatap Diana.
Diana berpikir sejenak
“Oke gue emmhh aku coba ya bonyu.”
“Oke Didi.” mereka saling tersenyum, pasangan yang baru menikah itu sudah saling menerima satu sama lain.
**
Tidak terasa hari berlalu begitu cepat, Minggu depan tanggal 17 adalah ulang tahun Alex.
Selama 3 minggu ini Diana dan Alex saling mendekatkan diri, mereka dekat layaknya sepasang kekasih, tidak terlihat seperti pasutri.
Alex rajin menjemput istrinya di kampus setelah pulang sekolah, jadwal kuliah Diana sampai jam 2 siang, sedangkan Alex sudah pulang jam 1 siang, jarak sekolah Alex dengan kampus Diana cukup bertolak alias jauh, tapi Alex selalu tepat waktu menjemput istrinya dengan motor scoppy milik kakaknya.
Dengan PD nya Alex menunggu Diana di depan kampus masih memakai seragam sekolahnya, Diana sudah berulang kali mengingatkan kalau mau menjemput dirinya harus berganti baju dulu tapi diabaikan Alex
"Didi." teriak Alex ia sudah tak menggunakan embel-embel kakak lagi saat memanggil Diana
"Cie dijemput calon, brondong uyy." goda Cindy teman satu bimbingan skripsi Diana, ada lagi teman lain yang ikut meledek dan menggodanya.
Semenjak Indah memposting video lamaran di restaurant semua teman kuliah Diana tahu kalau Diana telah dilamar adiknya Indah, dan Diana habis dibully karena akan menikah dengan brondong dan menjadi ipar sahabatnya sendiri
"Ya iya lah adik gue sudah standby saja, enggak bisa nongki dong kita, lu mau kemana si Na?" tanya Indah yang baru saja berlari kecil menghampiri Diana dan teman lainnya.
"Tau tuh tanya saja sama adik lu." jawab Diana
Diana dan Indah sudah berada di depan motor Alex, sedangkan teman-teman lainnya pamit duluan
"Assalamualaikum kakak cantik dan istriku yang manis," ucap Alex dengan senyumannya
"Waalaikumussalam, Bonyu aku kan sudah bilang, kalau mau jemput tuh ganti baju." ujar Diana mencubit lengan Alex
"Aw iya maaf Di, aku buru-buru tadi."
"Oy dek lu mau bawa Diana kemana?" tanya Indah pada adik satu-satunya.
"Biasa kak, antar jemput istri ."
"Oh gue pikir mau kemana, kalau gitu gue saja yang anter Diana, hus sana lu pulang saja, gue ada kepentingan sama Diana, Bye!" ucap Indah lalu menarik Diana ke arah mobilnya yang sudah terparkir di luar kampus.
"Kaakk, yahh." teriakan Alex tak dihiraukan padahal hari ini ia ingin mengajak Diana ke suatu tempat, dengan lesu Alex menyalakan motornya lalu pulang meninggalkan kampus tempat belajar kakak dan istrinya.
Indah membawa Diana ke cafe langganan mereka, ada hal serius yang ingin disampaikan Indah.
"Ada apa si Ndah sebenarnya?" tanya Diana bingung karena melihat Indah yang seperti memikirkan sesuatu
Mereka sampai di cafe mengambil tempat duduk favorit mereka. Setelah memesan minuman dan makanan ringan Indah mulai berbicara.
"Na dengarkan gue, ini gawat sangat gawat, entah lu percaya apa enggak."
"Kenapa sih Ndah kok kayanya lu khawatir banget?"
"Oke gue to the point, kemarin tanpa sengaja gue bertemu Revan mantan elu, enggak ketemu sih cuma gua yang liat dia." ujar Indah memulai ceritanya.
"Ya terus?"
"Lu harus hati-hati sama dia Na, gue dengar Revan bicara sama temannya dia enggak terima lu tolak ajakannya."
"Terus.." ucap Diana santai sambil menyeruput minumannya yang baru diantar
"Ihh terus-terus terus, gue serius Na,"
"Iya sayang gue juga serius gue dengarin kok."
"Revan dia mau membalas dendam sama lu, dia mau culik elu." Diana tertawa terbahak membuat Indah kesal, menurutnya Indah terlalu berlebihan mana mungkin Revan seperti itu?
"Sial, gue seriusan Diana, lu harus hati-hati, ternyata Revan itu enggak sebaik yang elu kira." Diana kesedak minumannya
"Oke oke Ndah gue percaya, makasih sudah kasih tau gue, gue pasti hati-hati." ucap Diana menatap Indah serius.
"Pasti lah elu kan sohib dan adik ipar gue, semaksimal mungkin gue bakal jaga lu."
"Tengkyu beb so sweet deh, btw gue mau tanya sesuatu."
"Apa?"
"Gue belum punya kado nih buat Alex, lu tau enggak Alex suka apa atau dia lagi menginginkan apa gitu?" Diana mencoba mengalihkan pembicaraan ia malas membicarakan laki-laki seperti Revan mantannya.
Indah tersenyum lalu memberitahukan apa yang diinginkan Alex adiknya kepada Diana.
**
Saat ini Diana sedang menginap di rumah suaminya, dalam 3 minggu ini memang terkadang mereka saling menginap terkadang Alex menginap di rumah Diana atau sebaliknya.
"Didi sayang." panggil Alex di depan pintu kamar kakaknya Indah. Didi adalah panggilan sayang yang dibuat Alex.
Diana menoleh melihat suaminya yang berdiri di depan pintu sudah memakai baju tidur, sungguh pertama kali Diana tidur ingat hanya sekedar tidur tak ada hal lainnya dengan suaminya Diana sempat kaget karena melihat laki-laki itu senang memakai baju tidur bergambar tokoh kartun seperti Tayo, ScobbyDoo, Nemo, Tom and Jerry, Spongebob bahkan Doraemon juga ada, sumpah seperti anak kecil sekali.
Diana sempat tak percaya laki-laki yang biasanya terlihat cool dengan pakaian yang fashionable banget saat tidur memakai baju tidur seperti itu Diana sempat geli sendiri melihat Alex yang terlihat makin lucu dan menggemaskan.
"Woy dek, Diana bobo sama kakak ya." bukan Diana yang menjawab panggilan Alex siapa lagi kalau bukan Indah.
Alex berjalan masuk ke kamar kakaknya,
"Janganlah kak, aku kan mau diboboin Didi." ucap Alex manja, sebenarnya Alex sebelum nikah dengan Diana ia selalu bermanja dengan orangtua dan juga kakaknya.
"Yailah biasa diboboin mama juga ptffttttt upps." Indah langsung menutup mulutnya menahan tawa,
Diana menengok apa tidak salah dengar dia? Diana menggelengkan kepala, Alex memang masih kecil dan sangat manja, astaga ini hal yang baru ia ketahui, nanti ada apa lagi kejutan dari suaminya ini
"Sstttt kakak ih, Didi enggak usah dengarkan kak Indah, ayo kita pindah." ucap Alex menarik Diana ke kamarnya
Diana mengikuti suaminya ke kamarnya, untung saja kamar Alex terlihat laki, kamar bernuansa abu-abu itu cukup luas dan rapi dengan sprei dan bedcover bermotif sepakbola.
Alex duduk diranjang sambil menarik istrinya duduk di sampingnya
Alex berdehem
“Ekhemm”
"Didi please jangan percaya sama kak Indah." ucap Alex Diana menaikkan alisnya menatap Alex.
Sungguh Diana tak bisa tahan ketawanya melihat wajah Alex.
"Hahahahaha aduh Bonyu beneran deh aku tuh terkejut ternyata kamu anak kecil banget ya, manja lagi." Diana tertawa, menurutnya sangat lucu di luar Alex terlihat seperti laki-laki yang terlihat cool walau wajahnya imut, siapa sangka dibalik ke coolannya Alex adalah seorang anak manja yang masih dikeloni mamanya.
Alex cemberut ia kesal melihat istrinya menertawakannya, oke memang dia anak manja tapi apa salahnya bermanja dengan orangtua selagi masih bisa.
"Didi diam enggak, oke jujur aku memang manja tapi anak manja ini sudah dewasa besok aku sudah 18 tahun."
"Aduh hahahha iya deh iya yang sudah dewasa." Diana masih tertawa, sumpah sungguh lucu suaminya itu.
Cupp
Alex mengecup bibir Diana membuat Diana langsung terdiam.
"Anak manja ini bisa lho buat Anak." Bisik Alex membuat atsmofer di kamar itu berubah, Diana menatap suaminya yang terlihat serius, tidak-tidak ia belum siap.
Alex mencium bibir Diana lalu mendorong tubuh Diana pelan diranjang, bibirnya terus melumat bibir manis Diana, tangan Alex menahan tangan Diana, seperti terhipnotis Diana mengikuti gerak bibir suaminya, mereka berciuman cukup lama sampai Diana melenguh karena ciuman Alex, Alex melepas ciuman lalu turun di leher istrinya.
Diana yang baru saja bernafas lega menggelengkan kepalanya, oh tidak ini salah tapi Alex tetap menciumi lehernya dan membuat banyak tanda disana membuat Diana menahan bibirnya untuk tidak mendesah akibat ciuman suaminya.
"Alex, Diana sayang ayo makan malam dulu!" suara panggilan dan ketukan pintu membuat Alex memberhentikan ciumannya.
"Iya mah." jawab Alex dengan sedikit berteriak.
"Kamu masih selamat Didi." ucap Alex lalu bangun dari tubuh Diana dan langsung keluar kamar.
Diana bernafas lega, Alex sungguh menyeramkan laki-laki itu bisa saja memangsanya kapan saja, Diana harus hati-hati.
Di meja makan
"Lho kamu kok sudah pakai baju tidur saja dek, terus Diana mana?" tanya Tyas heran tak melihat menantunya.
"Iya aku mau langsung tidur tadinya, tapi mama panggil, kirain enggak ada makan malam, Diana sudah bobo mung,.." ucapan Alex terpotong saat seorang wanita menghampirinya
"Selamat malam pah mah." sapa Diana lalu duduk di samping Alex.
Tyas, Adam dan Indah terdiam menatap Diana, mereka tersenyum kecil sambil menjawab sapaan Diana
"Anak mama ternyata sudah besar." ucap Tyas matanya mengerling Alex sambil tersenyum.
Diana belum sadar dengan ucapan mama mertuanya, sedangkan Alex tau maksud mamanya, karena mama dan papanya melihat sebuah tanda yang dibuatnya di leher istrinya itu.
Makan malam hening memang saat makan tidak boleh berbicara. Setelah makan malam selesai mereka masih mengobrol sebentar diruang tengah.
"Gila... Adek gue gerak cepat juga ya, lu sudah sering diginiin Alex ya,?" tanya Indah saat orangtuanya sudah masuk kamar, mereka bertiga duduk di sofa Alex sedang memainkan ponselnya.
Diana tak mengerti mengernyitkan dahi "Maksudnya?"
"Astaga lu sudah sering dicipok Alex ya? lihat ini Diana, atau jangan-jangan lu sudah enggak perawan ya?" ucap Indah sambil menunjuk leher Diana yang penuh dengan bercak merah.
Diana melihat lehernya dengan kamera ponselnya.
"Bonyuuuu." teriak Diana, Alex hanya mendongakkan kepalanya menatap Diana lalu tersenyum kecil.
"Gila-gila cepat punya ponakan ini mah gue." celetuk Indah membuat Diana memukul pundak kakak iparnya pelan.
"Apaan si lu Ndah, enak saja gue masih perawan masih ting-ting." bisik Diana agar suaminya tak dengar, Indah hanya tertawa.
"Tenang saja kak lu mau ponakan berapa, nanti adek buatkan." ucap Alex santai membuat Diana melotot memang dikata bikin anak gampang apa.