Chapter 8

1806 Words

“Pah, kita sefrekuensi kan?” tanya Mama Dewi. Papa Rahman mengangguk. “Haduh, Mba…Mas…kenapa aku yang gemes liat kalian.” ujar Trina sambil menggelengkan kepalanya. “Apasih, Na?” sahut Ray sambil memanyunkan bibirnya. Pasti setelah ini Trina akan meledekinya habis-habisan. “Kenapa kalian ngga mewujudkan hal itu aja?” ujar Mama Dewi sambil menatap Riri dan Ray bergantian. Riri terhenyak. Begitupun Ray. Kenapa sarapan pagi kali ini terasa berbeda bagi Riri dan Ray? “Maksud, Mama?” tanya Riri balik. “Ya…kamu sama Ray menikah aja. Ngga ada yang salah dengan itu kan?” sahut Dewi enteng. Baik Riri dan Ray tak ada yang mengeluarkan sepatah katapun. Di dalam kepala mereka, mereka mencoba mencerna segala ucapan Dewi dan mencoba memahami semuanya. Sebenarnya tak ada yang rumit. Hanya saran un

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD