bc

Cinta dan Hijrahku Fisabilillah

book_age16+
961
FOLLOW
4.5K
READ
family
friends to lovers
scandal
drama
comedy
sweet
no-couple
humorous
first love
spiritual
like
intro-logo
Blurb

"Ya Allah... Jatuh cintakanlah aku hanya pada jodohku saja, agar perasaan ini terjaga pada yang seharusnya?"

Gadis cantik bernama KEISYA SAVIERRA ASSALAFIYAH, yang tengah merasakan jatuh cinta dan rindu. Namun ia faham bahwa pacaran itu haram dan dosanya berat.

Mulai dari sini lah ia menguatkan niatnya untuk BERHIJRAH.

Mengutamakan cintanya terhadap Allah. Baru setelah itu mendalami cinta nya pada seorang pemuda, yang satu pesantren dengannya.

Savierra tidak ingin terlalut dalam dosa. Ia ingin menikmati cinta yang diridhoi oleh Allah SWT.

Keputusan masuk di pondok pesantren bukanlah keputusan yang dibuatnya sendiri. Memang awalnya, orang tuanya lah yang memintanya untuk mengikuti kemauan mereka. Karena rasa patuh Savierra pada mereka, akhirnya Savierra menyetujuinya.

Dan dari pesantren inilah, hijrahnya dimulai.

Dari pesantren inilah, ia bertemu dengan seseorang yang namanya selalu ia sebutkan dalam doa.

Sebuah nama yang selalu teralun merdu kala sepertiga malam menyapa.

Sebuah nama yang pada akhirnya menjadi pelabuhan cinta terakhirnya.

Pertemuan kala itu benar-benar membuat Savierra mengucap rasa syukur sebanyak-banyaknya pada Allah. Sebab Allah akhirnya mempersatukan namanya dengan nama seseorang yang selama ini disemogakannya. Namun sayang, ada saja rintangan dalam bahtera cintanya. Hingga ia harus mengambil keputusan berat yang tidak mudah. Ia harus memilih antara bertahan dan mengikhlaskan. Hingga akhirnya, satu keputusan terucap dan merubah semuanya. Namun, nampaknya Allah masih sangat menyayanginya. Allah hadirkan bahagia itu kembali dalam hidupnya setelah kisah-kisah menyakitkan itu terlewatkan.

Inilah, kisah perjalanan hijrah Savierra.

Inilah, kisah cinta seorang Savierra.

Dan inilah, akhir dari semua kisah Savierra.

chap-preview
Free preview
INTRODUCTION
*INTRODUCTION* Matahari mulai menampakkan sebagian anggotanya saat itu. Cuaca yang lumayan cerah tengah singgah di kota pahlawan ini. Ya, kota Surabaya. Waktu menunjukkan pukul 05.30. "Bunda! Bunda dimana, Bun?!" Seorang gadis berteriak dari dalam kamar, seperti sedang mengkhawatirkan sesuatu. "Ada apa sih, Sav? Teriak-teriak segala, ntar dimarahin ayah loh." Tampak seorang wanita paruh baya yang menyahuti teriakan tersebut sambil memasak. "Bunda, Savierra kok nggak dibangunin sholat shubuh sih? Kan kesiangan jadinya." Gadis itu menampakkan raut wajah kesalnya sembari berjalan mendekat menuju sang bunda yang sedang memasak. "Astaghfirullah, bunda udah bangunin kamu kok. Kamu nya aja yang susah dibangunin. Lagian tidur malem-malem mulu tuh ngapain sih? Nih ya, anak gadis gak boleh tidur malem-malem." Bunda mencoba menjelaskan segalanya. "Hah? Astaghfirullah, jadi bunda udah bangunin Savierra? Maaf ya, Bun, Savierra ngantuk banget soalnya. Tadi malem habis liat contoh vokal sholawat di you tube. Janji deh ga bakal tidur malem-malem lagi.” Gadis ini meminta maaf pada bundanya sambil menepuk jidatnya. "Iya udah lah nggak papa. Oh iya, shubuhnya udah diqodo' belum?” "Udah kok bunda" "Bagus deh. Eh, kata kamu, hasil UNBK kamu keluar hari ini kan?" Tanya bunda beralih pembicaraan. "Iya, Bun. Em, doain aja ya, Bun. Ya semoga aja hasilnya sesuai harapan. Hehe," "Bunda selalu doain lah. Apapun hasilnya kamu harus bisa terima. Toh Allah punya rencana yang lebih baik dari mimpi-mimpi kita." Ucap Bunda Rahmah pada Savierra. Savierra tersenyum mendengarnya. Bunda memang orang yang bijak. "Iya, Bunda." Gadis ini pun sudah tak merasa gelisah lagi. “Kamu udah mandi kan? Nanti ke sekolahnya sama siapa?” “Udah. Em, sendiri aja nanti. Savierra bawa sepeda aja. Sekalian nyantai gitu, Bun. Udah lama nggak main sepeda. Hehehe,” “Oh, ya udah. Ya kali aja mau dianterin sama ayah.” “Nggak usah deh, Bun. Savierra berangkat sendiri aja.” “Jam berapa berangkatnya?” “Jam 9 kali, Bun.” “Oke kalo gitu.” “Oh iya, Bun, menurut bunda, kira-kira nanti Savierra lanjut dimana ya sekolahnya?” “Ya kamu maunya dimana?” “SMA sih, Bun. Kalau nilai Savierra bagus, Savierra pengen daftar di SMA favorit, Bun. Selama ada peluang, kenapa nggak digunakan sebaik mungkin? Ya kan, Bun?” “Boleh, aja, Sav. Nanti coba dibicarakan bareng sama ayah juga ya.” “Iya, Bun. Kalo menurut bunda, mungkin nggak sih Savierra bisa masuk ke SMA favorit?” “In Syaa Allah aja, Sav. Yang penting kamu yakin. Dan pasrah aja, tawakal sama Allah. Apapun hasilnya, kalau dari Allah mah udah yang terbaik. Bunda percaya kamu bisa. Karena kamu punya potensi. Selain itu, kamu juga harus imbangi sama doa, Sav.” “Iya, Bun. Selama ini Savierra juga udah berdoa sih. Minta yang terbaik sama Allah buat masa depan Savierra.” “Nah, bagus tuh. Seenggaknya, kalo kita udah mencoba untuk tawakal, apapun hasilnya nanti, In Syaa Allah kita bisa gampang ikhlas menerimanya.” “Iya. Siap, Bunda.” Savierra tersenyum pada bundanya. Senyumnya itu juga dibalas oleh senyuman manis Bunda Rahmah. Savierra dan Bunda Rahmah begitu serasi. Sama-sama memiliki senyuman yang manis. Setelah itu, Savierra membantu bundanya memasak untuk menyiapkan sarapan. ¤¤¤¤ Pagi yang cerah, matahari tengah menghangatkan kota pahlawan itu dengan sinarnya. Savierra tengah mengendarai sepeda kayuhnya dengan santai. Lebih tepatnya gadis ini bernama KEISYA SAVIERRA ASSALAFIYAH. Gadis berusia 15 tahun yang kini akan menginjak jenjang SMA. Pagi itu Savierra berjalan menyusuri koridor kelas. Tapi tiba-tiba, langkahnya terhenti sebab ia mendengar suara yang familiar yang memanggil namanya. "Savierra!" Seseorang berteriak ke arah Savierra dan suaranya pun terasa familiar. "Syila! Hei, kangen ih, gimana hasilmu? Udah lihat belum?" Savierra reflek memeluk sahabatnya itu lantas menanyakan beberapa hal. Savierra mempunyai banyak sahabat. Tapi Syila lah yang paling dekat dengannya, bahkan seperti saudara. "Ih, udah apaan sih, kayak gak ketemu sekian abad aja. Satu-satu dong tanya nya. Belum liat hasil, baru aja nyampe sini. Kita liat bareng aja kesana." Syila mencoba melepaskan pelukan Savierra dan mengajak Savierra melihat hasil UNBK bersama. Mereka berjalan bersama menyusuri koridor kelas. Hingga mereka sampai di depan ruang guru. Disana sudah ada papan pengumuman. "Rame banget dah." kata Syila. "Tau nih. Rame amat kaya antri sembako. Emang pada penasaran sih anak-anak. Sabar ya, sayang." Savierra nampak manja. Mereka berdua memang sahabat dekat. Bahkan seperti saudara. "Kalo ngantri mulu ya nggak bakal kelar liat nilainya. Nyerobot aja, Sav." Syila sudah tidak sabar ingin melihat hasil UNBK nya. Bahkan menyerobot pun ia akan lakukan. "Yakin mau nyerobot? Yang bener aja, Syil." Savierra mencoba meyakinkan. "Kalo kamu nggak mau ya aku sendiri aja." kata gadis yang badannya sedikit lebih tinggi dari Savierra itu. "Eh jangan. Main tinggal aja, iya iya aku ikut. Eh tapi, Syil, pegangin aku sini, ntar aku ilang, tenggelem di lautan manusia." Kata Savierra manja. "Manja bener dah ini anak. Iya udah ayo cepet ah." Syila lantas menggandeng tangan Savierra, mereka memasuki kerumunan siswa yang hendak melihat hasil UNBK. Dan akhirnya, nilai mereka sudah di depan mata. Savierra merasa senang ketika netranya menemukan hasil dari ujian nasionalnya. "Alhamdulillah, Syil, nilai aku lumayan nih. Nggak sia-sia perjuanganku belajar selama ini. Kamu gimana, Syil?" Savierra sangat gembira seketika ia melihat hasil UNBK nya. Pertanyaan Savierra masih tidak digubris oleh Syila. ASYILA AMBAR ANINDYA. Sahabat Savierra ini nampak murung. "Kenapa, Syil? Ada yang salah sama nilai kamu?" Savierra menanyakan perihal kemurungan sahabatnya itu. "Nggak ada. Tapi, nilaiku nggak begitu memuaskan. Mungkin ini karena usahaku kurang selama ini." Syila mendapati nilainya yang pas-pasan. "Ya Allah, em, ya udah nggak apa-apa, Syil. Apapun hasilnya kamu harus terima. Mungkin Allah punya rencana yang lebih baik buat kamu. Udahan dong sedihnya, jadi ikutan sedih nih." Savierra mencoba mengembalikan suasana hati Syila. "Aku takut orang tuaku kecewa, Sav, selama ini juga udah belajar giat-giat. Padahal aku udah berharap nggak akan ngecewain orang tua aku saat mereka lihat hasil UNBK ku." Syila masih menangis. Di tempat yang sedikit mulai sepi itu, Savierra mencoba menenangkan Syila. "Yang penting udah ada usaha, Syil, kecewa itu resiko, kan aku dah bilang, apapun hasilnya kita harus terima. Toh orang tua kamu pasti bisa ngertiin keadaan kamu. Udah lah nangisnya, jadi jelek loh, hehe." Ucap Savierra. "Iya, Sav, hehehe, makasih ya." Kata Syila yang mulai merasa tenang. "Nah gitu dong. Cantik nya kan muncul lagi. Jadi makin sayang, hahaha." Savierra membuat lelucon yang membuat Syila tertawa setelah suasana sedih beberapa saat. "Apaan sih alay ah." Syila mulai tersenyum, ia mencoba meresapi perkataan Savierra. "Eh, Sisi sama Rara kok nggak kelihatan ya? Biasanya udah berempat aja kita. Ini cuman berdua doang." Savierra teringat akan dua sahabat nya yang lain. Davina Syasi Mayangsari yang kerap dipanggil Sisi, dan Tiara Rahmania Avivah yang kerap dipanggil Rara. "Rara sihh katanya pulang ke desanya. Kalo sisi mungkin lagi sibuk atau ada urusan yang lain, Sav." Kata Syila. "Oh, gitu." Sahut Savierra tanda mengerti. Syila memang karakter orang yang sedikit cuek. Tapi cuek bukan berarti tak menyukai. Syila akan menjadi periang kalau sedang bersama dengan orang yang sudah ia kenal sejak lama. Seperti sahabat lah contohnya. Dia tipe sahabat yang baik, karena itu Savierra sangat menyayanginya. "Oh iya, Sav, kalau kamu mau pulang, pulang duluan aja gak papa. Aku masih mau ada urusan." Kata Syila. "Oh gitu. Yaudah deh, aku duluan ya. Assalamualaikum." Savierra beranjak meninggalkan Syila. "Iya, Waalaikumussalam." Savierra lantas mengambil sepeda nya di parkiran sekolah. Lalu ia mengayuhnya dengan santai meninggalkan sekolah, dan menuju ke rumah. Perasaan bahagia tengah menyelimuti relung hatinya. Ia tak sabar ingin memberitahukan hasil UNBK pada keluarganya. "Alhamdulillah, jadi nggak sabar pingin ketemu ayah sama bunda." Gumam Savierra sambil mengayuh santai sepedanya. “Syila udah jalan pulang belum ya? Kasian banget nilainya kurang. Allah, berikan Syila takdir terbaik dari-Mu. Mudahkan urusannya, semoga lancar semuanya.” Sepanjang jalan sebenarnya dipenuhi tentang Syila. Savierra juga ikut merasa sedih. Tapi apa daya, Allah sudah berkehendak. Mungkin akan ada yang terbaik dari Allah untuk Syila. Karena sebaik-baiknya rencana adalah rencana Allah SWT.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

JODOH SPESIAL CEO JUDES

read
289.2K
bc

The crazy handsome

read
465.4K
bc

Pengantin Pengganti

read
1.4M
bc

Rujuk

read
912.8K
bc

Hello Wife

read
1.4M
bc

YUNA

read
3.0M
bc

(Bukan) Istri Pengganti

read
49.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook