Lepas mengirimkan pesan itu Gazain menunggu, yang muncul kemudian adalah pesan balasan berisi suara merdu istrinya. “Aku minta maaf, Suamiku. Akan panjang jika kuulang seratus kali di sini, tapi aku janji, akan aku ganti dengan hal lain saat nanti kamu kembali. Jangan lampiaskan marahmu karenaku kepadanya, mengerti?” Gazain tersenyum. Berembus dibawa angin semua kesalnya kepada Medina dalam sekejap. Chat tertulis muncul lagi dari istrinya itu. “Lenganku memerah karena salahku sendiri. Kalau mau berbaik hati, maafkan aku dulu, Suamiku.” Gazain sadar jika tadi memang mencengkam Medina dengan sepenuh kekesalannya, tentu kulit putih mulus itu akan berjejak kekerasan yang Gazain tekan. Sebagai balasan Gazain merekam suaranya pula, “Aku mencintaimu, Nona.” “Senang mendengarnya,” tulis Medin

