bc

Menangislah, Dan Tetap Di Sisi Ku

book_age18+
22
FOLLOW
1K
READ
HE
badboy
heir/heiress
bxg
campus
cruel
substitute
like
intro-logo
Blurb

Warning 21+ : Mengandung banyak unsur dewasa, kekerasan dan kata-kata kasar.

.

Ethan Hazardy baru saja kehilangan Tunangannya Clarista Taufan karena gadis itu mengakhiri hidupnya dengan menggantung dirinya. Ethan tak merasa sedih karena pertunangan mereka terjadi karena perjodohan antara Keluarga Hazardy dan Keluarga Taufan.

.

Ethan adalah pria dingin, sedingin es di Antartika.

.

Ia menerima perjodohan karena desakan kakeknya, kematian Clarista sama sekali tak menjadi masalah buat Ethan, ia bahkan tak peduli apa penyebab wanita cantik yang berpendidikan tinggi dan berasal dari Keluarga terhormat itu nekat mengakhiri hidupnya.

.

Namun baru seminggu kematian Clarista, Ethan di hadapkan lagi dengan masalah perjodohan yang tak lain dan tak bukan adalah dengan Sepupu Clarista Taufan yaitu Kanaya Taufan.

.

Kanaya Taufan adalah gadis dengan IQ tinggi yang mengantarkan dirinya bisa menempuh pendidikan jurusan Astronomi di Amerika, gadis cantik dan pintar itu memang bercita-cita menjadi seorang Peneliti luar angkasa dan bisa bekerja di NASA.

.

"Argh ...keluarga Taufan b******k! Keluarga ini benar-benar gila harta, mereka tidak sekalipun menyerah untuk membujuk Kakek agar wanita di Keluarga mereka menjadi Istriku!" ucap Ethan.

.

Lalu bagaimana kelanjutan hubungan Ethan dan Kanaya? apakah Kanaya akan berakhir seperti Sepupunya Clarista.

.

Atau dapatkah Kanaya membongkar misteri kematian Sepupunya Clarista yang sebenarnya ia pun tak suka.

chap-preview
Free preview
Bunuh Diri
"Argh ...Tidak!!!" Evelyn berteriak sekuat tenaganya ketika melihat Putri semata wayangnya, Clarista tergantung di dalam kamarnya, gadis itu sudah tegang tepat di atas ranjangnya. Entah sudah berapa lama gadis itu menjadi mayat. Mendengar teriakan Evelyn membuat keheningan rumah keluarga besar Taufan itu menjadi terusik, Antonio Taufan, kepala rumah tangga di rumah itu yang tak lain dan tak bukan adalah kakek dari Clarista mendadak pingsan saat mengetahui cucu kesayangannya telah tiada. Di rumah besar dan mewah itu, memang tinggal dua keluarga, Putra dan Putri dari Antonio yaitu Alex Taufan dan Camelia Taufan. Alex Taufan memiliki Istri bernama Evelyn Hardy dan mereka memiliki Putri bernama Clarista Taufan. Sedangkan Camelia Taufan adalah seorang janda yang memiliki Putri bernama Kanaya Taufan, Yah Kanaya membawa nama belakang keluarga Ibunya karena Camelia di tinggalkan begitu saja oleh Suaminya yang berasal dari keluarga miskin, Antonio yang marah besar tak sudi bila Putri Camelia membawa nama belakang Ayahnya. Meskipun begitu terlihat jelas kalau Antonio lebih mencintai Clarista di banding Kanaya. Hari ini adalah hari penuh petaka bagi keluarga Taufan, baru sebulan Clarista bertunangan dengan Ethan, pewaris dari Perusahaan besar, gadis itu malah mengakhiri hidupnya tanpa meninggalkan pesan. Suara tangisan sahut menyahut di rumah besar keluarga Taufan, terutama Evelyn atau yang biasa di panggil Tante Eve oleh Kanaya yang sudah kembali dari Amerika. "Tante Eve, Tante harus ikhlas, jangan terus menangis begini Tan, nanti Tante sakit," bujuk Kanaya tepat di samping peti jenazah Sepupunya Clarista yang sudah kaku itu. Evelyn memeluk erat Kanaya, wanita paruh baya itu memang sangat menyayangi Kanaya layaknya putrinya sendiri, apalagi usia Clarista dan Kanaya hanya berbeda dua tahun. "Tante gak tahu apa yang ada di pikiran Clarista, Tante gak bisa terima Nay kalau Clarista harus tiada dengan cara seperti ini," tangisnya begitu dalam hingga ia sudah sesenggukan. Kanaya sangat memahami perasaan Tante Eve, ia tahu betul bagaimana cintanya seorang Ibu pada putrinya. Kanaya yang sedang menempuh pendidikan di Amerika itu terpaksa kembali ke Indonesia, gadis genius itu mengambil jurusan ilmu Astronomi atau ruang angkasa karena kecintaannya terhadap dunia luar angkasa, gadis itu bercita-cita akan menjadi seorang peneliti di NASA. Kanaya hanya bisa berusaha menemani Tante Eve, ia bahkan tak sedetikpun pergi dari sisi Tante Eve. Ibunya, Camelia Taufan bahkan sangat bangga dengan putri semata wayangnya yang tak pernah merasakan kasih sayang seorang Papa, namun selalu peduli pada semua keluarganya. Meskipun Camelia menyadari dengan jelas bahwa kasih sayang Papanya sangat berbeda antara Kanaya dan Clarista. "Kemana Tunangan Clarista Tan?" tanya Kanaya. Kanaya memang belum pernah bertemu dengan Tunangan Clarista, karena saat mereka bertunangan, Kanaya tidak sempat kembali ke Indonesia. Mendengar pertanyaan Kanaya membuat Tante Eve mendengus kesal. "Tante tidak suka dengan pria sombong dan dingin itu, ini semua karena kakek kalian yang memaksa Clarista bertunangan dengan si Ethan b******k itu!" bisik Evelyn, ia tak mau bila Antonio si Papa mertuanya yang begitu mendominasi di rumah itu mendengar umpatannya. "Mak-sud Tante apa?" tanya Kanaya yang ikut berbisik-bisik. Evelyn mendesah "Sebentar lagi pria itu pasti kemari bersama kakeknya, kau bisa melihat sendiri bagaimana kelakuan si Ethan itu," gerutu Evelyn. Kanaya yang masih bingung hanya bisa menganggukkan kepalanya. Kanaya sendiri menyadari kalau Clarista adalah gadis yang sempurna untuk seorang pewaris kekayaan. Clarista cantik dan anggun, gadis itu juga selalu terlihat modis dan juga pintar, berbeda dengan Kanaya yang selalu berpenampilan apa adanya, meskipun Kanaya juga memiliki kecantikan yang tak kalah dari Clarista, nyatanya gadis itu lebih suka mencepol rambut panjangnya dan lebih suka menggunakan sepatu kets dibandingkan heels. Setelah membawa Tante Eve ke kamarnya, Kanaya berencana untuk menemui Ibunya, sejak tiba di rumah keluarga Taufan, Kanaya bahkan belum bertemu ibunya karena sibuk menghibur Evelyn. Jenazah Clarista pun akan di kubur besok siang. "Mama!" panggil Kanaya kepada wanita yang sudah mengandungnya selama sembilan bulan itu, wanita yang begitu tegar menjadi single parent. Camelia langsung memeluk tubuh putrinya, Camelia memang sedang sibuk di dapur membantu Pelayan menghidangkan minuman untuk para pelayat yang merupakan kerabat ataupun relasi bisnis mereka. "Bagaimana keadaan Tante Evelyn?" tanya Camelia. "Tante Eve sudah tidur Ma, sepertinya Tante Eve kelelahan karena terus menangis," Camelia mengangguk, ia tahu betul bagaimana perasaan Evelyn sekarang, kakak iparnya yang memiliki hati yang baik itu. Saat mereka sedang berbincang-bincang di dapur, terdengar suara riuk kegirangan para Pelayan wanita yang masih muda. "Tuan Ethan, si Pria tampan itu sudah tiba," ucap salah satu Pelayan di rumah Keluarga Taufan itu. "Kenapa kalian berisik?" tegur Camelia melihat para Pelayan malah bergosip. "Ma-af Nyonya, Tuan Ethan dan Kakeknya sudah tiba," jawab salah seorang Pelayan. "Ethan siapa Ma?" tanya Kanaya. "Tunangan Clarista, ayo kita temui," "Gak usah deh Ma, Kanaya lelah banget, mau mandi Ma," kekeh Kanaya. "Baiklah Nak, sebaiknya kamu istirahat, kamu sudah melewati perjalanan yang cukup panjang," "Siap Mama," ucap Kanaya setelah menyambar pipi sang Mama dengan kecupan manisnya. Camelia hanya tersenyum tipis melihat tingkah laku Putrinya yang masih kekanakan, meskipun usianya sudah mencapai dua puluh satu tahun, tapi Kanaya masih bersikap kekanak-kanakan, apalagi bila sedang bersama sang Mama. Kanaya yang sama sekali belum bertemu Tunangan Clarista sama sekali tak berniat ingin melihat pria yang di puja-puja oleh semua wanita di kota itu, Ethan bukan hanya tampan, pria itu sangat kaya karena akan mewarisi sebuah Perusahaan besar, namun sikap dinginnya adalah minus dari pria itu. Kanaya melebarkan langkah kakinya menaiki anak tangga, kamarnya memang berada di lantai dua tepat di sebelah kamar Mamanya. Sesampainya di kamar, Kanaya langsung menjatuhkan tubuhnya ke atas kasur yang super empuk itu, sejak kecil ia memang sudah hidup enak di rumah kediaman Taufan, hanya satu yang membuatnya tak betah di rumah ini, yaitu perbedaan kasih sayang Kakeknya. Kakeknya sangat mencintai Clarista yang penurut, berbeda sekali dengan Kanaya yang ingin hidup bebas di dunia yang fana ini. Sambil melamun ia membayangkan bagaimana sekarang perasaan Kakeknya. "Sebenernya apa yang terjadi pada Clarista? kenapa gadis bodoh itu bisa melakukan hal gila seperti itu," ucapnya dalam hati. Sejak dulu, Clarista adalah alasan Kakek mereka yang tegas dan kadang sedikit pemaksa selalu tersenyum karena wajah mendiang Neneknya begitu mirip dengan Clarista. "Jangan bilang Clarista bunuh diri karena tidak ingin di jodohkan dengan si Ethan itu?" ucap Kanaya. Ia menggulingkan tubuhnya, lalu memangku dagunya dengan tangan. "Tapi katanya pria itu sangat sempurna dan incaran para gadis di kota ini? lalu apa yang membuat Clarista harus mengakhiri hidupnya," Kanaya terus bertanya-tanya di dalam hatinya, setelah setahun pergi ke Amerika untuk menempuh pendidikannya, Kanaya memang jarang mencari tahu apa yang terjadi di rumah mereka. Menurut Kanaya, seharusnya Clarista merasa beruntung karena dapat menikahi pria dari keluarga kaya raya seperti Keluarga Hazardy. "Entahlah! aku tidak tahu harus bagaimana, aku hanya kasihan pada Tante Eve," gumamnya berusaha memejamkan mata.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Her Triplet Alphas

read
7.5M
bc

The Heartless Alpha

read
1.5M
bc

My Professor Is My Alpha Mate

read
461.6K
bc

The Guardian Wolf and her Alpha Mate

read
494.6K
bc

The Perfect Luna

read
4.0M
bc

The Billionaire CEO's Runaway Wife

read
599.9K
bc

Their Bullied and Broken Mate

read
462.9K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook