9. Rumah Arka

682 Words

9.  Rumah Arka   Pagi telah menyapa, tetapi Risa masih setia dengan selimutnya. Berkali-kali Lusi---mamanya Risa---berdecak kesal kala putri satu-satunya itu sulit untuk dibangunkan. "Risa ... bangun. Kamu ada yang nyariin, tuh, di luar." Lusi menyibakkan selimut yang menutupi tubuh Risa. "Anak gadis jam segini masih belum bangun, mau taro mana nih muka Mama sebagai Mama kamu." Risa menggeliat seraya membuka kelopak matanya perlahan. "Apaan, sih, Mah? Bangun siang nggak masalah, nggak sekolah juga." Lusi menghela napas seraya menggeleng pelan. "Kamu ada yang nyariin, tuh." "Siapa?" "Pacar kamu." Risa mendudukkan tubuhnya seraya mengernyit heran. "Pacar?" "Iya." "Siapa?" Lusi memandang putrinya heran. "Emang kamu punya pacar selain Arka?" "Kok, Mama tau?" Berdecak. Lusi menar

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD