bc

A Gentleman's Promise

book_age18+
916
FOLLOW
6.7K
READ
billionaire
family
drama
abuse
childhood crush
friendship
lonely
love at the first sight
affair
colleagues to lovers
like
intro-logo
Blurb

COMPLETED!

-SEQUEL THE FRAGILE WOMAN-

PERNIKAHAN RIVALDI DAN CELLINE BERADA DALAM SEBUAH MASALAH YANG BESAR!

Celline yang mengalami kecelakaan harus koma selama bertahun-tahun. Di saat Celline tidak sadarkan diri, ditambah lagi putri semata wayang mereka, Rebecca, melanjutkan studinya di luar negeri karena beasiswa, Rivaldi mulai merasa kesepian.

Hingga Anastasia atau yang biasa dipanggil Anya yang adalah sahabat Rebecca tiba-tiba hadir dalam hidup Rivaldi. Gadis itu menjadi sekretarisnya dan membuat hidupnya jadi lebih hidup. Ia tidak lagi merasakan kesepian. Ia bahkan melihat sosok Celline dalam diri Anya. Perlahan, Rivaldi jatuh pada pesona Anya.

Mampukah Rivaldi mempertahankan pernikahannya tetap utuh? Mampukah pria itu mempertahankan keluarganya? Bagaimana jika Becca, putrinya mengetahui perasaannya pada Anya? Lalu, bagaimana dengan Anya setelah semuanya terjadi?

Apakah salah jika kita mencintai seseorang? Kata orang, mencintai tak pernah salah. Yang ada kitalah yang memilih mencintai orang yang salah di saat yang salah.

Kisah ini memang dimulai dengan awal yang tragis tapi akan berakhir dengan akhir yang manis. Jangan lupa klik love untuk cerita ini juga ya dan follow Author juga untuk tahu update'nya ya. Happy Reading!

*Temukan hadiah dalam cerita ini ya...

chap-preview
Free preview
Cerita Sebelumnya
JANGAN DILIHAT BANYAKNYA CHAPTER YANG AKAN KALIAN BACA. BEGITU KALIAN MENGIKUTI CERITANYA, KALIAN PASTI IKUTAN HANYUT DAN PENGEN LANJUT SAMPAI TAMAT. SARAN SAYA: NIKMATIN AJA CERITANYA, DIJAMIN MENGADUK-ADUK EMOSI DAN BERAKHIR DAPAT INSPIRASI. TRUST ME! ^^ HAPPY READING YA...      Pria tampan itu sudah berdiri di hadapan altar. Pria itu menanti datangnya sang mempelai wanita. Dengan perasaan tegang bercampur bahagia, ia menunggu hingga sang mempelai berjalan dengan anggunnya masuk digandeng oleh ayahnya. Pria itu tersenyum bahagia. Wanita yang dicintainya kini berada di hadapannya.     Paras cantiknya tertutup veil transparan dengan border bunga di sudut bawahnya. Gadis bertubuh mungil itu berdiri dengan senyuman yang mengembang di wajahnya, melihat pria yang dicintainya ada di hadapannya sekarang. Hari ini mereka bukan lagi dua, tapi satu dalam sebuah ikatan pernikahan.     Eddie menjabat tangan Rivaldi dan menarik pria itu agar mendekatkan telinganya untuk mendengarkan wejangan darinya.     “Aku menyerahkan putri kesayanganku padamu. Aku percaya kau akan membahagiakannya. Berjanjilah untuk menjaga Celline hingga maut memisahkan kalian,” pesan Eddie, ayah mertuanya.     “Aku berjanji, Pa. Aku akan menjaga dan membahagiakan Celline hingga maut memisahkan.”     Eddie menepuk pundak tegap Rivaldi lalu memeluknya. Ia lalu memberikan tangan Celline kepada Rivaldi dan Rivaldi menerima tangan Celline. Ia mengalungkan tangan Celline pada lengannya sambil tersenyum penuh cinta pada gadis itu lalu membawanya ke depan Altar.   Prosesi pemberkatan pernikahan itu berlangsung dengan khidmad.    "Demikianlah mereka bukan  lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Tuhan, tidak boleh diceraikan manusia," ucap Pendeta itu sambil menumpangkan tangan di atas kedua mempela Pendeta itu lalu meminta mereka untuk saling mengucapkan janji nikah mereka. Mereka berdiri berhadapan dengan tangan saling menggenggam.     “Aku, Rivaldi Kurniawan, menerima engkau, Celline Wijaya, sebagai istriku yang sah di hadapan Tuhan dan jemaat. Aku menerima segala kekuranganmu maupun kelebihanmu. Dan aku berjanji untuk menjadi pemimpin keluarga kita dan akan selalu setia padamu baik dalam suka – duka, kaya-miskin, sehat-sakit hingga maut memisahkan kita,” ucap Rivaldi dengan lancar dan Celline meneteskan air matanya.     Kini gilirannya mengucapkan janji sucinya di hadapan suaminya.     “Aku, Celline Wijaya, menerima engkau, Rivaldi Kurniawan, sebagai suamiku yang sah di hadapan Tuhan dan jemaat. Aku menerima segala kekuranganmu maupun kelebihanmu. Dan aku berjanji untuk menjadi pendamping dan penolongmu yang setia baik dalam suka – duka, kaya-miskin, sehat-sakit hingga maut memisahkan kita.”     Seisi ruangan bersorak ketika pasangan pengantin itu kini telah disatukan dan sorakan mereka makin menjadi ketika Rivaldi mencium Celline mesra. Hari itu keduanya terikat dalam satu janji. Setia hingga maut memisahkan. ***  6 Tahun kemudian     Celline menangis dengan panik. Rebecca, putrinya dan Rivaldi, terpisah di dalam mall itu. Ia berlari mencari dari sudut ke sudut namun batang hidung Becca tetap tidak terlihat. Dengan terisak ia memutuskan untuk menghubungi Rivaldi. Tak berapa lama, Rivaldi datang dan Celline langsung memeluknya.     “Tenanglah… kita akan cari Becca bersama. Sekarang kita ke pusat informasi terlebih dahulu.”     Tak berapa lama, punggung Rivaldi diketuk oleh seseorang. Rivaldi berbalik dan mendapati Rebecca di sana. Ia datang bersama seorang anak seusia Becca bersama dengan pengasuhnya.     Celline memeluk Rebecca dan menciuminya. Rebecca balas memeluk Ibunya dengan erat.     “Kau ke mana saja, Becca?” tanya Celline dan ia menghembuskan nafas lega berulang kali.     “Becca tadi bermain di toko mainan, Ma. Becca ditemani Anya di sana,” sahut Becca sambil menunjuk ke arah Anya.     “Selamat sore, Tante. Saya Anya,” kata gadis kecil itu dengan berani sambil mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan Celline.     “Kau manis sekali. Namamu Anya?” tanya Celline dengan berjongkok di hadapan Anya.     “Anastasia Raffles,” jawabnya dengan menyunggingkan senyum lebarnya.     “Nama yang cantik seperti orangnya,” kata Celline dengan menyentil hidung Anya. Gadis kecil iitu tersenyum sambil tersipu malu. Ia melirikkan matanya kea rah Rivaldi yang sekarang menggendong Becca. Rivaldi menoleh ke arah Anya dan tersenyum.     “Terima kasih ya, Anya. Terima kasih sudah menemani Becca. Kalau bukan karena kau mungkin Becca akan ketakutan di dalam sana,” kata Rivaldi sambil mengacak-acak rambut Anya yang tergerai dengan bando merah di atasnya.     Mata Anya menatap penuh kekaguman pada pria tampan di hadapannya ini. Sentuhan lembut Rivaldi di kepalanya entah mengapa membuatnya berbunga-bunga. Wajah Rivaldi begitu sempurna bak pangeran dalam cerita dongeng. Belum lagi bentuk tubuhnya yang begitu terjaga. Anya kecil itu sepertinya merasakan apa yang disebut jatuh cinta pada pandangan pertama. ***     12 tahun kemudian     Rivaldi dan Celline datang menghadiri pembukaan cabang The Grand Dining terbaru di luar kota Surabaya. Keduanya kini berjalan beriringan menuju pita peresmian. Semua tatapan mata menuju ke arah pasangan itu. Cantik dan tampan. Sungguh sangat serasi. Beberapa orang bahkan terang-terangan memuji pasangan itu.     Prosesi peresmian restoran itu dimulai dengan pemotongan pita oleh para pimpinan The Grand Dining lalu dilanjutkan dengan sambutan dan makan malam. Tiba-tiba kepala Celline yang sudah sakit sejak pagi tadi kambuh. Kepalanya terasa berputar dan nyeri hebat. Celline meminta seorang pramusaji membawakan air mineral baginya. Namun, air minum itu tidak terlalu membantu mengurangi sakit kepalanya. Nyerinya makin kuat. Badannya hampir limbung. Sebuah tangan besar menahan badan Celline.     “Sayang, kau tak apa?” Untunglah Rivaldi segera datang begitu melihat badan Celline yang mendadak limbung di tengah keramaian itu. Celline menggeleng. Rivaldi menggiring wanita itu ke meja ujung yang menghadap turunan bukit yang menunjukkan pemandangan indah di bawahnya.     Rivaldi memanggil pelayan untuk menyiapkan teh cammomile untuk Celline lalu ia pergi sesaat untuk meminta seseorang menggantikannya memberikan kata sambutan sebelum ia akan mengantar Celline ke dokter.     Mata Celline melihat pemandangan indah itu dan ingin mengabadikannya dengan ponselnya. Ia berjalan menuju sudut bukit dan sedikit berjongkok. Ketika akan berdiri, ia merasakan kepalanya seperti berputar. Nyeri di kepalanya kembali menyerang dan kali ini ia tidak mampu berdiri. Ia mencoba menutup matanya namun putaran di kepalanya itu tidak kunjung berhenti. Celline sesak nafas. Matanya menggelap. Tubuhnya oleng ke dalam jurang dan kepalanya membentur batu besar. Ia tidak sadarkan diri. ***     Lampu tanda sedang dilakukan operasi itu menyala sejak lima belas jam yang lalu dan hingga kini belum ada tanda-tanda operasi selesai. Rivaldi dan Rebecca menunggu dengan sangat cemas di luar ruangan operasi. Keduanya merapalkan doa bagi kelancaran proses operasi Celline di dalam sana.     Di kejauhan ada sepasang mata yang terus mengamati apa yang terjadi. Ia tidak berani mendekat dan hanya bisa ikut berdoa dari jauh. Ia berdoa agar pria yang disukainya itu diberikan kekuatan dan sahabat yang dikasihinya juga mampu menguatkan ayahnya.     Tak lama kemudian, lampu tanda operasi dipadamkan. Dokter keluar dari ruangan operasi. Rivaldi dan Rebecca segera berlari mendapati dokter itu.     “Operasinya berjalan dengan lancar. Kami menemukan adanya tumor di otak Ibu Celline. Kami sudah mengangkat tumor di otaknya. Namun, kami tidak bisa memastikan kapan beliau bisa kembali pulih.”     “Maksud dokter?” tanya Rivaldi cemas. Dokter itu menghela nafas.     “Benturan keras di kepalanya telah melukai batang otaknya. Ia mengalami kehilangan kesadaran.”     Rivaldi meneteskan air matanya tak percaya. Tangis Rebecca makin kencang.     “Selamatkan istri saya, Dok! Selamatkan dia!” kata Rivaldi sambil menggoyang-goyangkan lengan dokter itu.     “Kami akan berusaha semaksimal mungkin Pak. Namun hanya keajaiban dari Tuhanlah yang bisa membuat Ibu Celline bisa kembali pulih seperti sedia kala.”     Becca kembali terduduk dan tangisannya pecah tak terbendung. Begitu pula Rivaldi yang kini hanya bisa memeluk putrinya dengan menangis. Entah sampai kapan mereka tidak akan melihat Celline seperti sedia kala. Sejak hari itu mereka akan merindukan kehadiran Celline.     Anya mengamati pria itu dari jauh. Entah mengapa ia juga ingin memeluk pria itu meskipun ia tahu Rivaldi adalah ayah sahabatnya. Ia menahan dirinya. Ia tahu perasaan yang ia simpan pada pria itu terlarang karena ia adalah suami seseorang, bahkan ayah dari sahabat baiknya sendiri. Biarlah rasa itu dipendamnya. Biarlah ia saja yang menyimpannya. Tanpa seorang pun yang mengetahuinya, bahkan sahabatnya sekalipun. Biarlah ia menyukainya dalam diam. A/N: Sebelum baca lebih lanjut, disarankan baca The Fragile Woman dulu ya... 

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Secret Marriage

read
943.0K
bc

Married With My Childhood Friend

read
43.9K
bc

His Secret : LTP S3

read
647.3K
bc

Bad Prince

read
509.3K
bc

Crazy Maid ( INDONESIA )

read
206.5K
bc

f****d Marriage (Indonesia)

read
7.1M
bc

HOT AND DANGEROUS BILLIONAIRE

read
570.8K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook