bc

LOVE and LAST

book_age18+
3
FOLLOW
1K
READ
arrogant
drama
bxg
office/work place
like
intro-logo
Blurb

Aku bertemu, kemudian berpisah, namun bertemu kembali dengan takdir yang berbeda.

Mereka salah! Aku benar!

Mengartikan alur kehidupan tidak akan semulus yang mereka bayangkan.

Aku bertemu dengannya, sebuah kebencian melekat

chap-preview
Free preview
Bab 1 - Andriana
Seorang perempuan cantik berjalan di halaman bandara. Ia mencari papan namanya di antara kerumunan banyak orang. Beberapa saat setelah memperhatikan sampai ke ujung, akhirnya ia menemukannya. Luna Andriana. Seorang laki-laki yang ia taksir masih seumuran dengannya itu memgang papan namanya, sambil mencari keberadaan orang yang ia jemput. Tap tap tap .... Andriana menghampiri laki-laki tersebut dengan menyeret koper dan beberapa barang yang ia tenteng. Setelah laki-laki itu menyadari ada yang menghampirinya, ia bergegas membantu membawakan barang-barang yang terlihat berat itu. "Dengan Nyonya Andriana?" tanya laki-laki itu. Andriana tersenyum dan mengangguk. Ia kemudian menyerahkan barang-barang bawaannya. Ia sedikit meregangkan badannya setelah sekian lama dalam perjalanan. "Perkenalkan, nama saya Jordan. Saya supir Nyonya Andriana." Mendengar sesuatu yang tidak nyaman, Andriana mengangkat tangannya. "Jangan panggil saya Nyonya, cukup Andriana aja. Saya tau umur kita nggak terpaut jauh." Jordan tersenyum. Ia semakin terpesona dengan Andriana. Bagaimana tidak, first impression terhadap atasannya tersebut sangat mengesankan. Ia kira ia akan mendapatkan bos yang galak, cerewet, dan tidak suka bercakap-cakap dengan bawahannya. Namun ternyata sebaliknya. Ia sangat beruntung mendapatkan atasan yang masih memperhatikan etika terhadap bawahannya. Ia juga sangat dibuat kaget ketika bosnya duduk di bangku depan, bukan bangku penumpang. "Maaf, Nyonya. Kenapa tidak duduk di bangku tengah saja?" tanya Jordan. Andriana melirik supirnya, kesal. "Kamu kira saya penumpang? Itu terserah saya jika saya ingin duduk di bangku depan." Jordan gagap. Ia takut ia baru saja salah bicara. Namun ia cukup memahami maksud bosnya. "Tenang saja, saya memang lebih suka duduk di depan. Meskipun ada supir bukan berarti kita seenaknya tidak menghormatinya," tambah Andriana. Ia sedikit tertawa ketika melihat Jordan mengembuskan napas lega. *** 30 menit di perjalanan, Jordan baru saja ingat jika ia belum menawarkan bosnya untuk singgah sebentar. "Permisi, Nyonya. Apa Nyonya mau singgah sebentar di restoran ataupun Cafe?" tanya Jordan, namun pandangannya tetap fokus ke jalanan. Andriana terlihat berpikir. "Tidak perlu, kebetulan saya tidak lapar. Cukup antar saya ke apartemen saja." "Baik, Nyonya," jawab Jordan. "Saya tadi bilang apa waktu di bandara?" Andriana melirik Jordan, sambil tangannya mencubit lengan Jordan yang sedang memegang kemudi. "Maaf, Andriana." Jordan tersenyum kikuk. Ia sebenarnya tidak enak jika memanggil seorang atasan hanya dengan menyebut nama saja tanpa embel-embel yang lain. *** Sesampainya di apartemen, Jordan membantu membawakan barang-barang bawaan Andriana. Setelah selesai ia pun berpamitan. "Terimakasih untuk hari ini. Oh ya, besok tolong antarkan saya ke kantor jam 8 pagi ya, jangan sampai telat." "Siap!" Jordan mengangguk mengiyakan. Andriana berjalan menuju kamarnya. Meletakkan kopernya yang lumayan berat di samping tempat tidur. Ia melepas seluruh pakaiannya dan menuju ke kamar mandi. Membasuh diri setelah melakukan perjalanan dari France sampai ke Indonesia. Tidak lama ia membasuh diri, ia kemudian merebahkan tubuhnya di tempat tidurnya. Tangannya mencoba meraih handphone yang ia letakkan di laci meja. Ia melihat beberapa pesan masuk, baik dari staf karyawannya maupun teman-temannya yang ada di France. Saat sedang asyik melihat-lihat pesan, tiba-tiba ada panggilan masuk dari salah satu temannya yang ada di Indonesia. Andriana menjawab panggilan tersebut. "Hoi, Andri. Lo udah pulang?" Andriana agak menjauhkan handphone-nya. Ia baru ingat siapa yang menelponnya. Sahabatnya dari kecil, Ariel, ia sangat kegirangan mendengar kabar bahwa Andriana pulang ke Indonesia. "Hoi, iya aku udah pulang, barusan. Gimana kabar?" tanya Andriana. Ia beranjak berdiri, keluar kamar menuju ke arah dapur. Sambil handphone-nya tetap ia bawa. "Baik banget dong, Lo sendiri gimana? Dah lama banget nggak pulang, sekalinya pulang pasti bawa oleh-oleh, dong." Andriana mencari minuman yang ada di kulkas. Ia menuangkan s**u coklat dingin ke gelas, sambil mendengarkan suara Ariel. Setelah beberapa saat bercakap-cakap ria. Ariel berpamitan kepada Andriana, memutuskan teleponnya. Ia tahu sahabatnya pasti sudah sangat lelah. Sahabat yang baik. Andriana mematikan handphone-nya. Ia ingin beristirahat walau satu hari saja. *** Jordan berdiri menunggu di luar apartemen, ia menunggu Andriana keluar. 5 menit lagi. Kali ini ia memakai seragam kerja, bukan seperti kemarin yang hanya memakai setelan baju biasa. Meskipun hanya supir, penampilan Jordan tak kalah menarik dengan laki-laki yang lain. Seringkali perempuan yang lewat menatapnya dengan terpesona. "Ekhem, Jordan?" Jordan terperangah. Sedikit kaget. "Eh, Andriana?" Andriana memperhatikan Jordan dari atas sampai bawah. "Kamu keliatan agak berbeda, ya. Kayak bukan Jordan yang kemarin. Mangkannya tadi aku agak pangling." Jordan hanya tersenyum malu. Ia kemudian mempersilahkan Andriana masuk. Seperti hari kemarin, Andriana memilih untuk duduk di depan, di samping supir.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
30.0K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.7K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.3K
bc

TERNODA

read
198.5K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.6K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
51.8K
bc

My Secret Little Wife

read
132.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook