Perkenalan

2176 Words
Perkenalan Selamat membaca Chaing He, terus berlari sambil memikirkan kejadian yang membuatnya gila. Sesuatu yang tidak pernah ia rasakan mendadak membuat tubuh dia tersontak kaget layaknya tersambar petik. Apa yang merasuki dia, lebih tepatnya racun apa yang diberikan wanita itu sehingga bagian yang tidak pernah mengalami atau merasakan sesak tiba-tiba terjadi hanya karena sentuhan wanita. Chaing He, menutup matanya lalu menarik napas sedalam mungkin saat sampai di ruangan kelasnya. Semua mendadak berubah, tubuhnya berkeringat dan bergetar. Dia takut tapi penasaran, apa yang harus dia lakukan sekarang juga. “Ada apa, kenapa kamu ketakutan seperti anak kecil?” tanya Tae Wang yang baru saja datang. Chaing He menggelengkan kepalanya lalu meletakkan kepala ke atas meja. “Ini sangat aneh, aku ingin mati.” Mendengar ucapan Chaing He, sontak tangan Tae Wang langsung memukul pundak sahabatnya itu. “Katakan, apa yang membuat temanku ini mendadak berubah menjadi pecundang.” “Aku bukan pecundang, berhenti mengatakan hal menjijikkan itu,” pekik Chaing He, dan Tae Wang tertawa mendengar lelaki yang ada di depannya itu cukup menggelikan buat dia. “Ya, wanita yang aku bilang dia ada di sini. Itu bukan hanya mimpi biasa saja, aku bahkan tidak tahu kenapa dia bisa menjadi nyata,” jelas Chaing He, membuat Tae Wang tidak percaya sama sekali. “Tidak mungkin, di mana wanita itu sekarang?” tanya Tae Wang. “Taman belakang, kamu mau apa dengannya? Jangan membuat hal yang aneh karena aku tidak menyukai hal itu.” “Iya aku tahu, jadi kamu bisa diam saja tidak!” ujar Tae Wang langsung kembali ke kursi dia. Memikirkan apa yang dikatakan oleh Chaing He benar atau tidak sama sekali. Bagi dia, jika wanita itu nyata dan bisa membuat Chaing He menjadi laki-laki normal. Tae Wang akan melakukan segala hal agar wanita itu bisa menjadi milik Chaing He. Tidak peduli dia sudah punya pacar atau suami sekali pun, asal sebentar saja sahabatnya itu bisa berubah dia akan berterima kasih seterusnya, tapi bagaimana cara melakukannya. Apa dia harus memaksa atau melakukan dengan perlahan, bahkan saat melihat Chaing He tidak ada yang istimewa dari dia kecuali kepintarannya, tapi bagaimana bisa memanfaatkan hal itu. Ya, dia akan memikirkan hal lain. Seketika seorang wanita masuk ke dalam kelas, Tae Wang berpikir sejenak, wanita cantik yang baru saja melangkahkan kakinya masuk siapa. Dia tidak pernah melewatkan satu kesempatan pun jika bertemu dengan wanita cantik. Di lain sisi Chaing He yang menyadari kehadiran wanita tadi kaget dan langsung pindah ke bangku belakang dengan cepat. Tae Wang yang tidak sengaja melihat tingkah Chaing He langsung memaparkan senyuman singkat, apa dia wanita yang membuat Chaing He bereaksi. Apa Tuhan, sungguh baik sehingga membuat tugas Tae Wang begitu mudah. Tae Wang langsung menghampiri Chaing He, mengedikkan bahunya melihat ke arah wanita yang duduk di depan. “Apa wanita itu orangnya?” “Bagaimana kamu tahu?” Wajah Chaing He langsung memerah mengingat kejadian tadi, bagian bawah dia beraksi lagi, membuat Tae Wang terkekeh dan langsung memukul pundak Chaing He kuat. “Ya, badanmu bereaksi terlalu berlebihan, lihatlah. Bagian intimu b*******h di bawah sana, hanya melihat wanita itu. Bukankah dia jodohmu yang selama ini menghilang ... hahaha!” ledek Tae Wang membuat Chaing He kesal. “Berhenti tertawa!” “Bukannya dia sangat mirip dengan yang kau sebutkan tadi, mata hitam besar dengan rambut kecokelatan, bibir mungil. Aku seakan ingin memakannya sekarang.” Chaing He langsung mencubit perut Tae Wang lalu menatap mata sahabatnya tajam. “Jangan berani menyentuh dia,” ucap Chaing He dan Tae Wang langsung tersenyum seketika. Setelah sekian lama akhirnya sahabat dia bisa berubah juga, perlahan dan pasti. Sekarang dia mulai menunjukkan sisi peduli pada wanita lain. Tae Wang mengangguk dan langsung kembali ke tempat duduk dia, setelah kelas selesai, menemui wanita tadi adalah target utama. Selama kelas tatapan Chaing He tidak bisa beralih ke mana pun, kecuali wanita yang membuatnya berhasil berubah sedikit. Andai saja dia sadar bahwa pria yang ditabrak tadi sekelas dengan dia apa reaksi yang akan diberikan. Tae Wang yang sadar akan hal ini, langsung memberi pesan pada Hyme. Hyme yang tidak percaya langsung menunggu di depan kelas mereka, ini adalah kesempatan bagus. Beberapa menit kemudian kelas selesai, Hyme langsung menunggu di depan pintu dan melarang semua gadis untuk keluar, sampai Tae Wang selesai merapikan perlengkapannya. “Kalian semua boleh keluar, kecuali wanita itu,” ucap Tae Wang menunjuk gadis di sudut jendela. “Aku?” tanyanya dan Tae Wang mengangguk. “Apa yang kau lakukan?” bisik Chaing He sambil menyembunyikan wajahnya agar tidak terlihat. Hyme langsung mendekati wanita yang ditunjuk Tae Wang dan segera tersenyum. “Ayo ikut kami, ada sesuatu penting,” ucap Hyme dan wanita itu hanya bisa diam, seketika pandangan dia menangkap Chaing He yang bersembunyi di belakang Tae Wang. ‘Apa mereka mau memarahiku karena meninggalkan noda dan lancang menyentuh pria itu? Tetapi aku tidak sengaja, aku harus segera minta maaf nanti,’ batinya takut melihat Chaing He. Perjalanan ini membuatnya menegang, Chaing He terus meminta pada Tae Wang, agar wanita yang tidak dikenal siapa namanya dilepaskan saja. Dia tidak ada hubungannya sama semua ini. Tae Wang hanya diam, bagi dia ini adalah kesempatan bagus. Mengajak wanita itu untuk bekerja sama dan membuat Chaing He kembali normal, lalu jika semuanya sudah berhasil dia boleh pergi. Bagi Hyme yang hanya teman biasa, dia juga menanti bagian ini. Di mana kesempatan yang sangat bagus tidak boleh dilewatkan sama sekali. Beruntung Chaing He memiliki kedua teman yang sangat baik. Liu Chaing He, memiliki kelainan yang sangat aneh. Dia terlambat mengalami masa dewasa bahkan dia tidak tahu juga mengenai hal seperti itu. Ketika dia kecil, trauma yang dia alami membuat dia menjadi bodoh. Sang Ayah menghapus ingatannya dan alhasil Chaing He menjadi seperti ini, menjadi seseorang yang sangat bodoh dalam hal berhubungan intim, trauma dan hipnotis yang dilakukan berulang kali ketika kecil membuat dia susah kembali ke sifat manusia asli. Sesampainya di kantin mereka berempat langsung duduk mengelilingi wanita tersangka. Chaing He hanya membuang wajahnya, membiarkan kedua teman dia melakukan semuanya. “Maafkan kami melakukan ini semua kepadamu, kami tidak bermaksud hanya ingin bertanya sedikit. Siapa namamu?” tanya Tae Wang dan wanita ini mengangguk lalu perlahan membuka mulutnya. “Affry ... aku Affry Yuu,” jawab dia menundukkan kepala seketika. Tae Wang tersenyum melihat sifat Affry, dia tidak ada bedanya dengan Chaing He. Memiliki sifat pendiam dan malu pada seseorang yang baru saja dia temui, sekarang semuanya akan dimulai di sini. “Apa kamu mau berpacaran dengan Chaing He?” tanya Tae Wang terus terang, membuat Hyme kaget. Chaing He langsung melempar tasnya dan mengangkat kedua tangan mengatakan tidak. “Ayolah, aku hanya bercanda. Jangan anggap serius, ok. Kamu mau berteman dengan kami bertiga bukan? Kamu mahasiswa baru kan? Biarkan kami membantu semua tugasmu.” Affry sempat kaget, tapi saat mendengar perkataan Tae Wang lagi, dia menjadi tersenyum. Ya, bersatu dengan mereka tidak ada salahnya, ayah dia juga mengatakan untuk mulai berbaur dengan sesamanya. “Baik, tapi aku tidak tahu harus memanggil kalian apa?” jawab Affry, dan Hyme langsung tersenyum memegang tangan Affry. “Panggil aku Hyme.” “Aku Tae Wang,” sela Tae Wang. “Dan ....” Affry melihat Chaing He dan dia hanya diam saja, mungkin Chaing He masih sedikit takut dengan masalah yang menimpa dia barusan tadi. “Dia Chaing He,” jelas Tae Wang. “Maaf, aku tahu tadi kesalahanku. Jika kamu tidak suka aku bisa pergi dari sana.” Tae Wang ingin memberhentikannya, tapi Hyme langsung melarang dan melihat Chaing He. “Maaf, itu salahku. Kamu tidak perlu takut aku hanya kaget saja tadi,” jelas Chaing He, kemudian berdiri memegang tangan Affry dan menyuruhnya segera duduk lagi. “Kita bisa berteman,” lanjut dia. “Kamu serius, aku tidak mau jika kamu keberatan, aku bisa pergi sekarang,” ucap Affry, Chaing He langsung memaksanya duduk dan menggelengkan kepala. Tae Wang menatap Hyme dan mereka saling mengangguk. Tahap pertama dari rencana Tae Wang telah berhasil, semoga saja tahap selanjutnya bisa berjalan seperti saat ini dan tidak menimbulkan masalah apa pun. “Bagaimana kalau kita memesan sesuatu.” Semua setuju dengan perkataan Tae Wang. Chaing He mulai membiasakan diri dan tidak merasa canggung lagi, awal dari pertemanan tidak semua berjalan dengan mulus pasti ada rintangan sedikit yang membuat seseorang bisa menjadi satu. Lalu selanjutnya yang membuat pertemanan itu bertahan adalah diri sendiri, kehidupan baru Chaing He dimulai dengan teman baru di sampingnya, bisakah Affry menerima kekurangan Chaing He seperti yang lain? Setelah selesai mereka kembali pada tujuan masing-masing. “Aku dan Hyme masih ada kesal, kalian berdua bisa pulang saja, sampai jumpa besok pagi,” ucap Tae Wang. “Maaf,” ucap Chaing He dan Affry tampak bingung apa yang dimaksud dengan pria yang ada di sampingnya. Seketika Affry ingat kejadian yang ada di taman, sontak dia langsung menundukkan badannya sedikit dan meminta maaf. Chaing He langsung Affry tegak dan menggaruk tengkuk kepalanya yang tidak gatal sama sekali. “Kenapa kamu melakukan itu?” tanya Chaing He dan Affry menundukkan kepala. “Masalah yang di tam-“ Dengan cepat Chaing He menutup mulut Affry, dan menatapnya dalam. “Maaf,” bisiknya langsung melepaskan kegiatan tadi. “Ayo kita pulang bersama, jika kamu tidak keberatan,” ajak Chaing He dan Affry langsung tersenyum mengangguk menyetujui perkataan Affry. Jantung Chaing He berdetak tak karuan, dia menjadi sedikit sesak dan mulai berjalan perlahan mengikuti langkah kaki Affry. Di lain sisi Tae Wang dan Hyme yang mendengar percakapan mereka hanya bisa tersenyum. Tidak menyangka Chaing He bisa melakukan hal itu dengan sangat cepat. “Ya, kita lupa kalau dia sudah dewasa, bukan?” ucap Hyme langsung menggandeng tangan Tae Wang. “Aku melupakan bagian itu, bagaimana kalau nanti malam kita berdua merayakan pesta ini.” “Kita berdua saja?” “Tentu.” *** “Kejadian yang di taman itu, kamu bisa melupakannya anggap saja tidak pernah terjadi. Jika aku mengingatnya itu sangat memalukan, meninggalkanmu secara tiba-tiba,” jelas Chaing He, dan Affry hanya fokus melihat ke bawah. “Jika itu yang membuat pertemanan kita terhambat, tentu saja. Lupakan hal itu bukan?” ucap Affry dengan senyuman di wajahnya membuat Chaing He mematung seketika. “Aku akan mengantarmu pulang.” “Tidak perlu, aku bisa sendiri.” “Kamu ingin menolak permintaan temanmu? Bukankah kamu sudah menjadi teman yang jahat,” ujar Chaing He dengan senyum di wajah. Ini pertama kali Affry melihat Chaing He tersenyum tulus, seakan ada makna terdalam di sana. “Baiklah, jika itu yang kamu mau,” balas Affry dan Chaing He mengangguk lalu berjalan sedikit cepat, meredakan rasa gugup seketika. Bagi dia mengucapkan perkataan tadi sangat mengerikan, jika sampai ditolak. Chaing He mungkin tidak akan menampakkan wajahnya lagi. Pertemuan hari ini membuat takdir berubah begitu cepat. Chaing He tidak sabar menunggu hari esok begitu pun dengan Affry, semua seakan hanya bermain saja, tapi nyatanya tidak sama sekali. Kisah cinta akan dimulai di sini. *** “Apa Chaing He, melakukan yang terbaik?” tanya Hyme dalam dekapan Tae Wang, tubuh mereka hanya ditutupi dengan selimut, Tae Wang tersenyum dan langsung melumat bibir yang mengeluarkan perkataan tadi. “Tidak perlu khawatir, jika dia gagal sekali pun. Kita akan memperbaikinya bukan?” bisiki Tae Wang menimbulkan rasa geli di telinga Hyme. Tangannya mencari titik sempurna yang sedikit bengkak. “Berhenti menyentuh bagian itu,” pekik Hyme. “Ayo lanjutkan lagi,” ujar Tae Wang langsung masuk ke dalam selimut dan menyentuh lembut semua yang ada di dalam sana. Hyme merasakan tubuhnya kembali panas akibat sentuhan liar yang diberikan Tae Wang, tangannya menjalar dengan sempurna bahkan saat masuk ke dalam sebuah tempat yang gelap. Mengelus di sana dan memberikan rasa nikmat di bawah, Hyme meremas seprei sesuai tempo yang diberikan Tae Wang. “Aku mencintaimu,” bisik Tae Wang dan seketika Hyme merasakan dinding rahimnya penuh. Panas yang sangat luar biasa muncul, Tae Wang bergerak dengan sangat cepat tanpa memikirkan lawan bermainnya. Hyme memejamkan matanya mengambil rasa nikmat dan melupakan rasa sakit yang diberikan Tae Wang. Sentakan demi sentakan membuat ruangan ini terasa penuh dengan suara mereka, semuanya mendadak sepi dan hanya sebuah teriakan yang merasakan sesuatu. Tae Wang mencium kening Hyme yang mengeluarkan keringat, dibersihkan lalu tersenyum dan melanjutkan permainannya lagi. “Aku mencintaimu,” bisik Tae Wang dan melakukan pergerakan terakhir dengan sangat kuat. Hyme menggerakkan kedua kakinya lalu memeluk Tae Wang erat, sentakan terakhir tadi membuat dia hampir gila dan langsung saja lemas. Tae Wang, tersenyum dan langsung membiarkan Hyme tidur di dalam dekapannya. Berharap hari esok akan menjadi lebih indah lagi dari sini. “Aku lelah,” ucap Hyme dan Tae Wang mengangguk, sang Kekasih tertidur pulas akibat kelelahan, dan besok harus memulai hari baru. “Terima kasih,” bisiknya mengelus kepala Hyme lalu mengecup kening yang tampak pucat dingin, dan ikut tertidur sambil memasangkan selimut terlebih dahulu. *** J a n g a n - l u p a - t a p - l o v e, - f o l l o w, - d a n - j u g a - k o m e n. S i l a k a n - b a c a - c e r i t a - l a i n - y a n g - b e r j u d u l - f**k With Boss - a t a u - k e t i k - d i - p e n c a r i a n - F**k With Boss, - g e n r e - d e w a s a - 21+ - s e d i k i t - v u l g a r - b e d a - d e n g a n - c e r i t a - i n i :). Semangat bacanya :v
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD