Serangan Tak Terduga

1033 Words
Untuk pertama kalinya, aku memandang sebuah medan pertempuran. Di menara setinggi enam meter di gerbang utama pack ini, aku bisa melihat semuanya. Sulit mengenali mana kawan dan mana lawan. Akan tetapi sepertinya kawanan werewolf blue moon pack tidak demikian. Wolf-wolf itu saling menggigit dan saling mencakar, beberapa werewolf dibantu Gloudes mengalahkan werewolf lainnya. Werewolf pun ada yang saling membantu mengalahkan Gloudes. Kenyataan Gloudes mampu terbang, membuatnya sulit dikalahkan. Tiga dari sepuluh werewolf dari blue moon pack terluka parah, bahkan salah satunya menggelepar di depan gerbang dan tidak mampu bangkit. “Kau harus membantu mereka, Ethan!” Aku memandang Ethan yang masih belum melepaskan pandangan dari peperangan itu. Para gloudes mengacungkan senjata mereka yang berupa mata sabit dengan gagang panjang serta bola cahaya merah yang keluar dari tangan mereka, menyerang wolf yang tersisa secara membabi buta. “Ethan. Mengapa kau tetap disini?” Aku menarik kain lengan bajunya. Meminta perhatian dari orang yang masih tetap bergeming. “Tugasku menjagamu. Aku tidak bisa membiarkanmu sendirian, terutama disini.” Aku merasakan kehangatan menjalar ke seluruh tubuh. Rasa yang membuatku merasa sangat bahagia karena Ethan ada untuk melindungiku, akan tetapi ini bukan saat yang tepat untuk hal itu. “Kau harus membantu menyelamatkan pack ini.” “Tidak.” “Kau bilang aku ratumu. Kuperintahkan kau membantu pasukanmu.” Aku memutar tubuh, menatap Ethan yang masih tetap pada posisinya. “Kau ratuku, tapi kau juga mate-ku. Sebagai mate, aku tidak bisa membiarkanmu sendiri.” Ethan menatapku dari sudut matanya. Aku memicingkan mata, berusaha menenangkan diri. Suara lolongan serigala dan geraman-geraman aneh sayup-sayup terdengar. Aku membuka mata, memandang kembali arena pertempuran yang berdarah. Wolf coklat keemasan diserang wolf hitam dan gloudes. Aku yakin wolf coklat itu adalah pasukan dari blue moon pack. Aku mengulurkan tangan kanan, mengerahkan pikiranku untuk menembakkan sesuatu kepada wolf dan gloudes itu. Sesuatu yang tak kasat mata membuat keduanya tiba-tiba terjengkang ke belakang, sekaligus membuat perhatian mereka beralih kepadaku. Gloudes itu terbang mendekatiku, sambil mengeluarkan sabit dari balik jubah hitamnya. Warna sabit itu mengkilat terkena pantulan sinar matahari, mengarah kepadaku. Ethan merubah dirinya menjadi wolfy, menarikku mundur dan menggunakan dirinya sebagai tameng. Sabit itu melukai punggungnya, membuat darah seketika mengalir, membasahi bulu-bulunya yang lebat. Membuat kedua mataku membelalak, satu tanganku menutup mulut. Gloudes lain pun datang, hendak menyerangku namun wolfy menahan mereka. Pertempuran kini terfokus di atas tembok gerbang. Beberapa werewolf mampu melompat tinggi hingga akhirnya ikut bertempur. “Lindungi Ratu,” teriak Mr. Alex berada di belakangku. Membuatku menoleh, memandang werewolf hitam legam sama besarnya dengan wolfy dan lebih besar dari wolf yang lain. Wolfy menggigit kerah bajuku dan melemparku ke atas punggungnya. Ia berlari kencang lalu melompat dengan lompatan yang sangat tinggi untuk turun dari pagar setinggi enam meter. Aku memeluknya erat dan menempelkan kepalaku di atas bulunya yang halus. Tangan kananku menyentuh sesuatu yang hangat dengan cairan lengket sebesar telapak tanganku. Membuat mataku membulat dan menahan napas saat membayangkan lukanya yang besar dan pasti sangat menyakitkan. Tetapi ajaibnya luka itu perlahan menutup dan akhirnya hilang tak berbekas. Apakah semua wolf juga bisa membuat dirinya cepat sembuh seperti ini. Kalau memang benar, berarti semua wolf yang sedang bertempur disana juga bisa menyembuhkan diri mereka sendiri dengan cepat. Mungkin kecuali untuk yang terluka pada bagian vital mereka, karena itu ada wolf yang menggelepar. Artinya, pertempuran akan sangat lama dan sangat menyakitkan. Ethan tidak membawaku pulang melainkan keluar dari gerbang Blue Moon Pack. Melewati hutan yang sangat luas karena kami sudah melintasinya cukup lama. Tak ada yang kupikirkan selain Gloudes yang mungkin mengikuti kami dan cara supaya tubuhku bisa mengeluarkan kekuatan yang lebih besar. Kenyataan kalau aku baru saja bisa sihir dan kemampuanku belum terasah, membuatku merasa tak berdaya. Seharusnya aku bisa membantu para wolf mengusir Rouge, Pack lain yang ingin merebut Blue Moon Pack dan tentu saja untuk membinasan Gloudes. Yang paling utama adalah aku ingin membuat ibu membayar atas semua yang terjadi padaku, ayah, Dolores dan Dorothy bahkan Redrick yang tak kuketahui kondisinya. Cahaya perlahan menyusup diantara ranting-ranting dan dedaunan. Pagi telah tiba di hutan yang tak kukenal namun aku yakin ini bukan Darkforest karena hutan itu dipenuhi pohon maple sementara hutan ini pohon redwood. Pohon dengan batang yang memiliki diameter sangat besar hingga kalau Ethan bahkan Mr. Alex memeluknya pun, takkan bisa menyatukan kedua tangan mereka. Kami tiba di sebuah sungai yang luas, werewolf pun butuh kekuatan besar untuk melewatinya. Jauh dari hutan itu ada sebuah gunung lagi yang lebih besar daripada Gunung Bowie. “Aku baru tahu kalau tempat ini begitu luas. Bahkan ada gunung lagi selain Bowie,” teriakku kepada Wolfy yang sedang mengurangi kecepatan larinya lalu perlahan berhenti tepat di dekat sungai. Aku turun dari punggungnya, berjalan sambil menikmati pemandangan yang sangat indah. Air sungainya jernih, mengalir cukup deras dan ikan-ikan melompat seakan meminta untuk ditangkap. Aku mendekati bibir sungai, menghirup dalam-dalam aroma hutan dan menikmati udara dingin yang menyapa. “Aku akan mencari ikan, kamu carilah kayu-kayu kering untuk membakarnya.” Ethan baru saja mewujud menjadi manusia. Kupikir ia akan mewujud menjadi wolfy lagi dan menangkap ikan seperti beruang kutub, namun ternyata aku salah. Ia menceburkan diri ke sungai dan menangkap ikan layaknya manusia biasa. Tak butuh waktu lama, ia telah mendapatkan dua ikan besar yang ia lemparkan padaku. Aku mengangkat kedua tanganku, hanya untuk menghindarinya karena aku merasa belum siap menerima lemparan spontan itu. Keajaiban terjadi lagi, dua ikan itu melayang-layang di udara tepat di depan tanganku. Memandang Ethan yang masih sibuk mencari ikan di sungai, aku tersenyum jahil lalu menggerakkan tanganku seakan sedang membuang sesuatu. Ikan yang melayang-layang di udara seketika terlempar dan mengenai wajahnya. Ethan terkejut lalu melompat dan mewujud menjadi wolfy. Membuat lompatan besar membuat bulu-bulunya melambai karena tertiup angin. Serigalaku terlihat sangat tampan meskipun sedang mewujud sebagai serigala. Ia menubrukku hingga aku terjatuh di bawahnya dengan cara yang cukup menyakitkan, tapi rasa itu seketika hilang saat wolfy kembali mewujud menjadi Ethan. Aku melingkarkan kedua tangan di lehernya, menikmati wajahnya yang sangat tampan dari hari ke hari. Ia meletakkan lengannya sebagai bantalan kepalaku, membuat jarak wajahnya kian lama kian mendekat. Mengikuti dorongan hati, aku mengangkat kepala dan menyambut ciumannya yang sangat lembut dan manis. Menuntutnya untuk menciumku lebih dalam dan membiarkannya memujaku dengan sentuhannya. Lolongan serigala yang panjang dan diikuti lolongan serigala-serigala yang lain membuat kami menghentikan ciuman kami.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD