(Seharusnya) Kehidupan baru

1067 Words
Sampai di tepi sungai, aku segera membuka lapisan pelindung yang melindungi Desa Herrai, agar para werewolf dari Blue Moon Pack bisa masuk. Membuka lapisan pelindung kini bukanlah hal yang sulit. Bahkan tak butuh banyak tenaga untuk melakukannya. Setelah lapisan pelindung terbuka, beberapa werewolf meletakkan jembatan yang dirakit dari kayu. Satu persatu werewolf menyeberang ke tempat yang jauh lebih aman. Seperti aku saat pertama kali datang, para werewolf yang terbiasa dengan kehidupan kota cukup terkejut dengan tempat ini. Mr. Smith yang ikut dengan rombongan kami pun menjadi semacam tour guide yang memandu kami semua untuk lebih mengenal Desa Herrai. Aku kembali menutup lapisan pelindung setelah werewolf yang terakhir masuk. Berjalan di sebelah Ethan yang sedari tadi ikut mengawasi para werewolf yang menyeberang. “Kau lelah?” tanyanya sambil merangkul pundakku. “Aku tidak lelah, aku bahkan merasa lebih segar setelah tidur di punggungmu.” Tentu saja itu sebuah kebohongan hanya agar Ethan bisa lebih santai. “Kau benar, aku sangat lelah dan harus tidur … di sebelahmu.” Ethan main mata untuk menggodaku. “Tahan dulu, Tuan. Ini masih terlalu sore untuk bersenang-senang.” Aku tertawa, tentu saja karena aku tahu apa yang ada dalam pikirannya. “Tidak ada sore, tidak ada pagi kalau untuk urusan kita, Mate,” geramnya, semakin membuatku tergoda. Ia mengendus leherku, membuat rasa panas yang mendesakku untuk terus menempel kepadanya. Tetapi kehadiran Mr. Smith yang menghadang jalan kami, membuatku melepaskannya. “Alpha, kami menunggu perintah anda,” ucapnya. “Istirahatlah! Aku yakin kau lelah setelah perjalanan panjang kita,” perintah Ethan. “Tapi kita harus membangun tempat untuk mereka.” Mr. Smith sepertinya tipe orang yang ingin mengisi waktunya untuk melakukan banyak hal. “Tenanglah, Smith. Kita bisa melakukan semuanya dengan lebih santai. Biarkan dulu mereka menikmati suasana.” Ethan menepuk pundak lelaki paruh baya yang masih gagah itu. Kami berjalan menuju tempat kami yang ada di ujung desa ini. Caleb membawa tas yang besar mendekatiku. Saat penyerangan tadi, ia memilih berlindung dalam gelembung yang kubuat. Ia sebagian kecil hewolf yang memilih untuk menyelamatkan diri mereka daripada bertindak seperti seorang warrior. “Hai Caleb, apa kau benar-benar dari Red Moon Pack?” Ethan menghadang jalannya sambil berkacak pinggang. “Sa … saya wolf yang disingkirkan Red Moon Pack, jadi saya sebenarnya Rogue,” lirihnya sambil terbata-bata. “Sekarang aku tahu kenapa kau disingkirkan. Kau memang lebih cocok sebagai omega dan aku yakin alphamu tak butuh omega sepertimu.” Ethan mengolok-oloknya, membuat mukanya memerah seperti tomat. “Kau jangan menggodanya, Ethan.” “Kau jangan membelanya. Grrr.” Ethan masih saja cemburu pada Caleb yang lebih terlihat seperti adik kecil bagiku. Aku hanya tertawa melihat tingkahnya yang menggemaskan, menggamit lengannya sambil mengusap kepalaku di pundaknya yang padat. *** Hal pertama yang ingin kulakukan setelah masuk rumah adalah mandi dan membersihkan diri dari kotoran yang sudah sangat menumpuk di kulit, jadi aku benar-benar berniat melakukannya begitu Ethan menutup pintu kamar. Setelah selesai mandi, aku berniat meminta Ethan untuk mandi namun ternyata ia tak ada di kamar. Rasa lelah dan mengantuk setelah badan kembali segar pun menguap. Aku segera memakai kaos dan celana panjang lalu keluar. “Caleb, dimana Ethan?” tanyaku pada Caleb yang sedang berjalan dengan membawa makanan. “Alpha sedang rapat dengan Beta di aula. Aku diperintahkan untuk membawa makanan ini ke anda.” Ia menyerahkan daging yang dibakar dengan sempurna, sejenak aku terbuai apalagi perutku sedang lapar, namun aku lebih ingin bertemu dengannya ketimbang makan. “Mate, kau makan dan istirahatlah. Aku hanya ingin memastikan pembangunan rumah sementara bisa selesai sebelum malam. Setelah itu, aku akan kembali kepadamu.” Ethan berbicara melalui mindlink atau telepati. “Biar aku bawa sendiri. Aku mau memakannya di kamar.” Aku merebut sepiring steak itu dan membawanya ke kamar. Aku kembali ke kamar dengan membawa sepiring steak. Piring yang terbuat dari porselein ini pasti ada yang membawanya dari Blue Moon Pack karena penduduk Desa Herrai masih menggunakan alat yang terbuat dari alam. Bahkan ada pisau dan garpu yang membuatku merasa kembali ke peradaban. Aku menikmati steak yang telah dingin. Rasanya hambar karena dagingnya dibakar tanpa bumbu. Aku menghabiskannya dalam waktu singkat. Rasa kantuk pun datang setelah perut terasa kenyang. Setelah makan, aku segera berbaring di atas ranjang yang keras karena hanya terbuat dari papan dengan alas yang dibuat dari serat kayu yang dijalin dengan sedemikian rupa. Aku tidur dalam waktu yang sangat lama namun Ethan belum juga kembali. Aku pun meninggalkan kamar untuk mencarinya. *** Para werewolf sedang membangun rumah-rumah yang terbuat dari kayu dan atap jerami. Hewolf baik dari kota maupun dari Desa Herrai bekerja keras agar bangunan cepat selesai dibuat. Ethan dan Mr. Alex mengawasi pembangunan. Mrs. Alena berdiri di dekat pohon apel yang rindang. Tatapannya kosong dan sepertinya orang-orang terlalu sibuk dengan pekerjaan mereka sehingga tidak ada yang memperhatikan Luna Mr. Alex tersebut. “Hai Bu,” sapaku, membuat matanya membelalak kaget. “Ella, Sayang. Mengapa kau kemari? Seharusnya kau istirahat, Sayang,” ujarnya sambil berkedip beberapa kali. Sangat jelas kalau ia sedang melamun, padahal aku berjalan di depannya sebelum akhirnya berdiri di sampingnya. “Apa yang kau pikirkan, Ibu?” Aku memiliki dugaan kuat kalau ia sedang memikirkan tentang shewolf yang berkhianat. “Tidak, Sayang. Ibu hanya sedang berpikir tentang … ya, kehidupan kita sekarang dan nanti.” Ia merapikan anak rambutnya ke belakang telinga. “Ibu, itu bukan salahmu. Niat ibu baik. Semua werewolf sibuk dengan pikirannya sampai tak memikirkan bekal, kecuali ibu.” “Seandainya aku tahu, semua ini tak perlu terjadi.” “Kumohon, jangan salahkan dirimu. Kita semua tak menginginkannya.” Ibu terdiam, matanya berkaca-kaca dan ia berusaha mencegahnya untuk turun. Namun airmatanya tetap jatuh, aku segera memeluknya erat da membiarkannya menangis di pelukanku. “Yang terjadi sudah terjadi, Bu. Yang harus kita lakukan hanya menjalani kehidupan ini dengan lebih baik.” “Kau benar, Ella. Ethan sangat beruntung memiliki mate sepertimu.” “Aku yang beruntung menjadi mate-nya dan membuatku memilikimu sebagai ibu mertua.” Seketika tawa kami pecah. Tak ada yang lebih menyenangkan daripada melihat tawanya lagi. Mrs. Alena adalah wanita yang sangat baik dan penyayang keluarga. Aku ingin bisa menjadi sepertinya, menjadi Luna terbaik bagi Alpha Blue Moon Pack dan sebagai penyihir yang bisa menjaga mereka. Kebahagiaan sesaat itu mendadak terhenti saat mendengar kegaduhan karena pertengkaran dua shewolf. Para werewolf berlari untuk melihat pertengkaran mereka. Aku dan Mrs. Alena pun ikut melihat siapa yang sedang membuat keributan. Mereka ada di depan halaman rumahku, seorang shewolf yang mengenakan dress biru serta seorang shewolf dari Desa Herrai karena memakai baju dari kulit binatang. Mereka mewujud menjadi werewolf lalu saling mencakar dan saling menggigit. Dua hewolf berubah menjadi wolf dan menahan mereka berdua. Sepertinya sulit membangun pack dengan menyatukan werewolf yang berasal dari kota dan werewolf yang berasal dari desa.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD