Satu Kejutan Besar

1205 Words
Bab 24 Kedatanganku di negeri werewolf ini menarik minat puluhan orang … maksudku werewolf. Berpasang mata memandangku seperti badut dalam sebuah sirkus keliling. Ada tatapan jijik, mencemooh, heran bahkan tak percaya terpancar dari tatapan mereka. “Dia, tamu kehormatan blue moon pack. Tidak ada seorang pun yang boleh menyakitinya. Jika ada yang berani melakukannya, kupastikan keadaan kalian lebih buruk dari para rogue.” Ayah Ethan mengatakannya dengan suara lantang. Orang-orang yang mengitari kami saling berbisik namun tidak ada yang berani menentang. Mereka tampak seperti manusia pada umumnya, hanya saja fisik mereka terlihat sempurna seperti para model di catwalk. Para pria memiliki badan sebesar Ethan dengan tubuh yang sangat berotot. Para wanita memiliki tubuh yang kencang. Walau demikian, menyadari jika mereka adalah serigala jadi-jadian, bulu kudukku meremang. Jantungku berdetak sangat lambat namun cukup keras hingga seolah terdengar di telingaku. “Apa tidak masalah ada manusia disini?” “Katanya siapapun yang melewati Darkforest mati. Tapi dia hidup.” “Kenapa alpha mengijinkan makhluk menjijikkan ini disini?” “Aku tidak percaya, Ethan membawa makanan lezat kesini. Mereka pasti ingin menyantapnya sendiri.” Dan masih banyak lagi bisikan-bisikan yang jauh lebih mengerikan yang terdengar cukup keras sampai di pendengaranku. Ayah Ethan sepertinya tahu hal itu tetapi ia memilih diam dan menggandengku menyusuri jalanan. Orang-orang berada di kiri dan kanan jalan, memandangku dengan berbagai tatapan dan bisikan-bisikan itu jelas ditujukan padaku. *** Keluarga Ethan membawaku ke sebuah rumah berlantai dua bergaya Yunani. Dihiasi dua pilar besar serta air mancur berbentuk lingkaran dengan tiga tingkat berukuran dua meter ada di tengah teras. Begitu masuk rumah, aku disambut oleh ruangan luas yang didominasi marmer membuatku membayangkan pesta dansa di ruangan ini. Sebuah tangga berkarpet merah berada enam meter di hadapanku. Foto keluarga Ethan yang berukuran sangat besar menempel di dinding yang ada di sebelah tangga. “Masuklah. Jangan takut,” kata ayah Ethan. Pria itu memperkenalkan dirinya. Mr. Alex memiliki postur tubuh sebesar Ethan dengan rahang dipenuhi bakal janggut. Pria itu sangat tampan, seperti Ethan versi tua. Mrs. Alena, ibu Ethan memiliki tinggi badan sedikit lebih tinggi daripada aku. Ia sangat cantik dan terlihat begitu lembut, senyumnya sangat hangat, mengingatkanku akan senyum Bibi Dorothy. “Kami mendengar masalahmu dari Maximilliano.” Mrs. Alena mendekatiku, ia memelukku dan menepuk pundakku lembut. “Kami menyesal tidak bisa menolongmu,” tambahnya. Sesaat aku terkejut saat Mrs. Alena menyebut nama Mr. Maximilliano, namun setelah ingat jika pria itu adalah kerabat Ethan maka itu artinya … apakah Mr. Maximilliano adalah seorang werewolf? “Seandainya Clarisa membiarkan kami ikut campur.” Mrs. Alena menghela napas berat, ia menunduk lalu meringsut air mata dari wajahnya. Aku menyipitkan mata, tak percaya jika Mrs. Alena menyebut nama ibuku. “Apakah … anda mengenal ibuku?” Hening sesaat, Mr. Alex dan Ethan menatapku beberapa lama. Aku yakin mereka mengenal ibuku, tetapi itu artinya ada rahasia besar mengapa Ibu bisa sampai mengenal bangsa werewolf. “Saya membutuhkan jawaban anda, Mr. Alex!” Aku menatap Mr. Alex dengan tatapan tajam, menunggu jawaban apapun darinya. Mr. Alex bersitatap dengan Ethan dan Mrs. Alena, ia berpikir cukup lama hingga membuatku tidak sabar menunggu. Mrs. Alena pun sepertinya lebih senang jika Mr. Alex yang menjawabnya. “Clarissa, sahabat ayah dan ibuku.” Jawaban Ethan membuatku melotot tak percaya. Ibu mengenal dekat orang tua Ethan, bangsa werewolf. Tapi bagaimana ini bisa terjadi. Terlalu banyak teka-teki yang tidak bisa kutemukan jawabannya. “Clarissa bukan manusia. Dia … penyihir.” Ucapan Ethan kali ini seperti petir di siang hari. Napasku tercekat saat mendengar perkataan itu. Bagaimana mungkin Ethan menyebut ibuku sebagai seorang penyihir. “Itu benar. Ibumu, penyihir hebat yang memisahkan kami dari bangsa ayahmu, bangsa manusia.” Mrs. Alena menegaskan ucapan Ethan. Aku melepaskan napas yang tadi sempat tertahan, berkedip beberapa kali, berusaha mengolah ucapan mereka. Menggeleng beberapa kali, aku berusaha tidak memercayainya namun pada kenyataannya justru hal ini membuat segalanya lebih masuk akal. “Jika ibuku penyihir maka…,” “Kau keturunan penyihir dan mungkin saja kau mewarisi darah Ibumu.” Mr. Alex memotong ucapanku. Badanku seketika lemas hingga Ethan melingkarkan lengan di pinggangku. Kejutan luar biasa. Hanya saja, sepertinya aku tidak mewarisi darah ibu. Aku tidak bisa sihir. “Bisa sihir atau tidak, darah penyihir mengalir di tubuhmu. Itulah alasan kenapa Esperanza menahanmu. Dia jelas membutuhkanmu untuk kepentingannya.” Mr. Max tiba-tiba muncul entah dari mana. Seketika aku mundur beberapa langkah karena terkejut. Mr. Max menyeringai, ini pertama kalinya aku bisa melihat seringaian menyeramkan dari pria yang selama ini sudah seperti ayahku. Tiba-tiba Mr. Max berubah menjadi serigala berwarna coklat berukuran lima kali dari ukuran serigala pada umumnya. Melihatnya, kedua kakiku lemas hingga Ethan kembali menahanku agar tidak jatuh. “Jadi Mr. Max….” Werewolf. Tapi bagaimana bisa ia tidak menunjukkan jati dirinya kepadaku. “Maafkan aku, Ella. Sihir ibumu membuatku tidak berdaya. Menjadi werewolf di dunia manusia hanya menjadikanku serigala biasa, tidak memiliki otak.” Mr. Max membentuk lingkaran kecil dengan telunjuk di samping kepalanya. .”Aku lebih suka menjadi err –Mr. Max menggeram— manusia.” Aku memejamkan mata, berusaha menenangkan diri dari segala kejutan yang kudapat hari ini. “Adakah yang bisa menjelaskan semuanya kepadaku? Penyihir dan sekarang werewolf. Wow.” Aku benar-benar tidak tahu harus berkata apa. Mr. Alex menjelaskan semua dari awal. Dahulu pulau ini dihuni werewolf dan manusia, setelah sekian lama hidup berdampingan, werewolf yang memiliki selera makan sangat besar akhirnya mulai memburu manusia. Sementara itu, manusia akhirnya melawan hingga banyak werewolf yang mati. Clarissa yang entah datang darimana –karena ibu tidak pernah menyinggung asal-usulnya—, memberi jalan keluar bagi ketentraman hidup werewolf dan manusia. Ia menghentikan peperangan dengan jalan damai yaitu membagi pulau menjadi dua bagian. Werewolf hidup di barat dan manusia hidup di timur pulau. Keduanya dibatasi oleh hutan darkforest. Agar kedua pihak tidak melakukan pelanggaran, ibu membunuh siapapun yang berani melintasi hutan Darkforest hingga akhirnya rumor diciptakan di dunia manusia agar manusia tidak masuk ke hutan. Ibu membangun kastil yang juga dihuni raja saat itu agar pengawasan terhadap manusia lebih mudah. Bertahun-tahun ibu menjaga ketentraman hingga suatu hari ibu bertemu ayah, menikah dan memilikiku. Namun siapa sangka ibu tiba-tiba meninggal dunia. “Penyihir seharusnya hidup kekal seperti kami. Tapi kenyataannya, Clarissa mati,” ucap Mrs. Alena. Aku menyipitkan mata sambil menatap Mrs. Alena. Jika ibu adalah penyihir yang kekal, ada alasan lain dari kematian ibu. “Tidak ada alasan lain selain Esperanza, meskipun aku tidak begitu yakin. Tetapi jika bukan Esperanza….” “Kita belum benar-benar tahu.” Mr. Alex memotong ucapan Mr. Max. Kita belum benar-benar tahu, itu adalah jawaban yang menyedihkan namun sangat benar. Jika ibu kekal lalu kenapa tiba-tiba mati. Tetapi jika pembunuhnya wanita itu, lalu mengapa wanita itu tidak serta merta menikahi ayah dan mengambil segalanya. Tetapi untuk apa menikahi ayah jika ia seorang penyihir yang bisa mendapatkan segalanya dengan lebih mudah. Mr. Alex, Mr. Max, Mrs. Alena dan Ethan menatapku dengan tatapan serius. Seolah akulah penyebab kematian itu. “Benarkah?” ucapku saat Ethan tiba-tiba mengangguk, menyetujui kata hatiku. Aku menyipitkan mata, lupa jika Ethan bisa membaca pikiranku. “Apakah semua werewolf bisa membaca pikiran manusia?” tanyaku. Mata ketiga orang itu melebar. Ethan menutup mulutnya dengan kepalan tangan untuk menahan tawanya. Oh sial, tapi aku memang sudah sangat lama penasaran tentang kemampuan membaca pikiran manusia. “Kau seperti buku yang terbuka. Tidak perlu kemampuan khusus jika hanya untuk tahu isi pikiranmu.” Aku mencebik saat mendengar ucapan Ethan. Padahal sudah jelas jika Ethan seperti punya kemampuan membaca pikiran orang. Tetapi saat ini itu tidak lagi begitu penting. Ada rahasia besar di Madamoissale yang harus kupecahkan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD