Bab 3

1498 Words
Dalam hati Jackson, sebenarnya ia merasa mulai kasihan dengan Kate. Tetapi setelah ia teringat akan kejadian yang menimpa adiknya matanya kembali dibutakan dan mulai membantu Julie untuk menjalankan rencana jahatnya. Kate yang sudah kembali ke apartemen mendapatkan sebuah panggilan dari Trisha. Trisha meminta Kate untuk segera kembali ke butik. Tanpa berfikir panjang Kate berbalik arah dan pergi kembali menuju butiknya. Sesampainya di butik, ia melihat butik kosong, tidak ada siapapun disana. Ia menyalakan sebuah lampu dan akhirnya.... " Selamat Kate!" Semua memberi kejutan pada Kate. Disana sudah ada para pegawai butik, Trisha dan Mrs. Haley. Kate merasa terkejut sekaligus bingung, karena hari ini bukanlah hari ulang tahunnya. " Selamat Kate! Sekarang kah menjadi salah satu designer dari semua produkku" Pernyataan Mrs. Haley membuat Kate terkejut.  Ia tak menyangka akan mendapat kabar baik ini. Selama ini Mrs. Haley sudah melihat kerja keras Kate dan mengetahui bakat Kate dalam mendesign gaun. Kemudian Mrs. Haley menggantikan Georgia dengan Kate. Trisha yang sangat senang segera memeluk sahabatnya itu " Aah akhirnya! Mimpimu jadi kenyataan!" Mata Kate sedikit mengeluarkan airmata haru, ia tak henti - hentinya mengatakan terimakasih kepada Mrs. Haley dan Trisha karena sudah membantunya untuk mewujudkan semua impiannya. Mereka merayakan hari jadi Kate menjadi designer pada malam itu juga. Semua masalah yang membebani pikiran Kate hilang seketika. Mrs. Haley mendekati Kate yang tengah asik meneguk segelas wine bersama yang lainnya. “ Kate bisa kita bicara?” Kate mengiyakan, ia mengikuti langlah Mrs. Haley yang membawanya sedikit menjauh dari teman - temannya. “ Ada apa? Ada yang bisa ku bantu?” “ Akan ada komptisi untuk merancang busana. Aku memutuskan untuk mengirimmu mengikuti kompetisi itu. Aku pikir ini juga bisa menjadi langkah yang bagus untukmu memulain karir di bidang fashion. Kau mau ikut kan?” Mrs Haley menyimpan harapan besar kepada Kate.  Kate terdiam sejenak, mencoba mencerna kata - kata bosnya ini. Dalam dirinya juga terdapat dorongan untuk mengambil kesempatan yang kini ada di hadapannya. Kate menyanggupinya dan ia berjanji ia akan melakukan yang terbaik. ------ Pagi hari Kate sudah sibuk di dapur, ia membersihkan semua perlatan masak dan bagian dapur. Setelah itu ia membuat pancake, makanan favouritenya. Ia mencari syrup yang akan ia gunakan sebagai topping, ia mencari dikulkas akan tetapi botol syrup itu kosong. Ia pun memutuskan untuk membuka botol yang baru yang biasa disimpan oleh Jackson di kitchen set. Karena terlalu tinggi, Kate nekat untuk naik diatas meja dapur, sayangnya ia lupa karena meja dapur itu sangat licin. Ia pun terpeleset dan nyaris jatuh kelantai. Untungnya seseorang menahannya erat. Saat Kate membuka mata, ia sudah berada di gendongan Jackson dengan gaya bride style. Mata mereka saling bertatapan, dan disaat itulah Kate merasakan hal aneh pada dirinya. Ia merasa sangat gugup saat melihat wajah Jackson. Bahkan ia bisa mendengar jantungnya berdetak lebih kencang dari biasanya. Jackson segera menurunkan Kate dari gendongannya, " Kau sebaiknya hati- hati. Jika aku tidak menangkapmu bisa saja kau jatuh dan terluka" Kate melihat Jackson seperti ia sedang melihat hantu. Karena memiliki tubuh yang lebih tinggi dari Kate, Jackson mengambil botol syrup itu dan memberikannya pada Kate. Kate menerimanya tetapi tatapannya tak bisa lepas dari Jackson. " Tidak ada ucapan terimakasih untukku?" Sindir Jackson halus tatkala ia tak mendengar Kate berbicara satu kata pun. Kate yang sedang menatap Jackson tersadar " Te terimakasih" jawab Kate terbata - bata. Jackson mengambil sebuah botol air mineral dan pergi dari dapur. Setelah melihat Jackson pergi, Kate mencoba menenangkan hatinya, seketika badannya menjadi gemetar tetapi hatinya sedikit senang karena Jackson baru kali ini memberikan pertolongan kepada Kate dan tidak berbicara tinggi kepadanya. Tetapi kemudian fikirannya berubah, ia berfikir bahwa ini mungkin hanyalah sebuah kebetulan. Bagaimanapun Jackson juga manusia, ia akan mempunyai rasa ingin menolong ketika melihat orang lain celaka. Suara langkah seseorang yang menggunakan heels terdengar dari arah pintu masuk, seorang wanita yang mempunyai rambut blonde panjang, badan langsing seperti model yang memakai tank top merah menyala dan rok pendek serta high heels melangkah masuk kedalam apartemen. Wanita itu melihat Kate dengan sinis, " Julie?" Ini bukanlah pertamakalinya mereka bertemu, selama Kate menikah dengan Jackson, ia sudah bertemu dengan Julie 4 kali, dan Jackson yang selalu membawanya kerumah. Melihat Julie dan Jackson yang bermesraan di apartemen kadang membuat hati Kate teriris. Bagaimana tidak? Jackson yang secara sah adalah suami Kate tidak sama sekali mengerti perasaan Kate bahkan tidak menganggap keberadaan Kate. Jackson keluar dari kamar, ia cukup terkejut melihat keberadaan Julie. Sepertinya kali ini Julie tidak datang diundang oleh Jackson. " Julie? Sedang apa kau disini?" Julie mendekati Jackson dan mulai bermanja dengannya " Sayang.. aku rindu padamu” ia memeluk Jackson dengan manja. Jackson menarik tangan Julie dan membawanya ke balkon. Mereka sepertinya membutuhkan privacy tetapi tetap pembicaraan mereka masih bisa didengar oleh Kate. " Sayang, aku tahu kau merindukan aku. Aku juga selalu merindukanmu tapi kalau kau sering kesini jika orang tuaku tau, semuanya akan berantakan."  " Tapi sayang, mereka kan sekarang tidak disini. Atau jangan - jangan kamu mulai senang hanya berdua dengan perusak hubungan orang itu!" Mereka tiba tiba terdiam, Kate melihat bayangan mereka dari ruang tamu. Ia melihat bayangan Jackson yang tengah mencium bibir Julie. Ini memang bukan yang pertama kali bagi Julie untuk melihat ini semua. Tapi entah mengapa hati Kate sangat hancur melihat Jackson dan Julie. Kate mengerti bahwa ini aneh ketika ia merasa hancur melihat semuanya. Karena itu Kate memilih untuk pergi ke butik untuk memulai tugasnya. Ia sadar bahwa prioritasnya adalah memenangkan kompetisi yang tak lama lagi akan dilaksanakan. Di butik Trisha melihat kedatangan Kate, ia merasa aneh wajah sahabatnya itu tiba - tiba menjadi murung. Padahal sebelumnya Kate tidak pernah menampakkan wajahnya seperti itu. " Are you okay?” Tanya Trisha. Kate hanya tersenyum dan mengangguk, " Apa ini tentang Jackson?" Mata Kate yang berkaca - kaca menatap Trisha dengan tatapan sedih, Trisha mengerti keadaan rumah tangga sahabatnya itu. Ia memilih untuk tidak kembali membahas masalah itu dan memberikan waktu untuk Kate. Kate memandang jalanan dari jendela dari sudut ruangannya. Ia sangat terlihat jelas memikirkan kejadian tadi pagi. Ia tidak tahu mengapa perasaannya mulai berubah seperti ini. Ia menjadi lebih sedih.. Kate tahu posisi dirinya saat ini sehingga ia tak ingin terlarut - larut dalam perasaan, ia memilih untuk mulai menggoreskan kreativitasnya dalam membuat gaun diatas sebuah kertas. --- Kate melihat jam arlojinya, waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam. Ia memilih untuk menghabiskan pekerjaannya di butik daripada di apartemennya. Setelah membereskan mejanya dan memasukkan buku yang berisi rancangan gaun kedalam tas tangan berwarna biru safirnya ia memutuskan untuk pulang sebelum tengah malam tiba. Suara panggilan muncul dari layar ponsel Kate, Kate segera mengangkatnya " Ya Milan?" " Diam di tempat. Jangan kemana mana. Aku akan menyusulmu" Kate terlihat bingung, ia melihat keadaan sekitar tetapi tak ada siapapun. Tiba - tiba Milan menarik tangannya dan meminta Kate untuk ikut dengannya. Milan terlihat sangat terburu - buru dan mereka pun pergi ke sebuah tempat. Mobil Milan terparkir didepan sebuah apartemen tak jauh dari apartemen Kate. Kate bertanya - tanya mengapa Milan membawanya ketempat itu. Setiap Kate bertanya Milan hanya menjawab " Kau juga akan tahu" Mereka menunggu cukup lama di mobil. Mata Kate melebar ketika seorang wanita dan pria sedang bermesraan saat keluar dari mobil yang terparkir didepan mobil Milan Ya benar saja, Jackson dan Julie lah orang itu. Mereka terlihat sangat mesra saat keluar dari mobil audi hitam Jackson. Jackson mengecup dahi Julie dan kemudian Jackson kembali masuk kedalam mobil dan pergi dari tempat itu. " Jadi inikah alasanmu membawaku kesini?" Tanya Kate. Milan bingung melihat reaksi Kate. Kate terlihat biasa saja seakan akan ia sudah biasa melihat semuanya. " Mengapa kau biarkan mereka? Bukankah Jackson adalah suamimu?" Kate diam tak menjawab pertanyaan Milan. Kate sekuat mungkin untuk tak terlihat sedih didepan Milan. Kate tak ingin membuat Milan mengerti perasaannya. " Atau mungkin kau...." " Kau sudah tahu ini semua?!" Lagi - lagi Kate tak menjawab Milan. Milan terlihat sedikit emosi, ia menyalakan mesin dan menekan pedal gasnya. Ia mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. " Mau kemana lagi kita Milan?" Tanya Kate dengan nada takut. " Aku akan memberi si Jerk itu pelajaran!!!" Mata Milan menatap jalanan dengan tatapan tajam. " Ku mohon Milan. Jangan!!" Kate memohon dengan sangat dan menggenggam lengan Milan. Milan meminggirkan mobilnya dan keluar dari mobil. Melihat sahabatnya yang terlihat emosi, Kate juga keluar dari mobil dan mencoba menenangkan Milan. " Milan.... aku memang sudah tahu semua ini dari awal" " Bagaimana bisa kau masih tetap mempertahankan dia?! Dari awal aku sudah tak yakin dengan pernikahan instantmu! Seharusnya kau tidak menikah dengannya Katlea!" Ucap Milan dengan nada tinggi. Seumur hidup Kate, ia baru melihat Milan semarah ini. Kate semakin sedih melihat sahabatnya seperti ini, air matanya jatuh ia seakan tergores hatinya dengan adanya kejadian ini. Kate tak tahan melihat Milan seperti orang frustasi dan akhirnya Kate menceritakan semuanya. Saat awal ia bertemu dengan Jackson sampai sekarang menjadi istri Jackson. " Kau sudah mengerti alasanku saat ini, aku tak mungkin bercerai dengan Jackson kecuali jika ia menceraikanku. Aku mohon Milan jangan seperti ini, biarkan aku mengurus semua ini. Aku hanya membutuhkan dukunganmu sebagai sahabatku Milan" Milan memeluk Kate dengan erat, dan Kate menangis dipelukan Milan. " Jika aku tahu ini semua dari awal, aku tak akan membiarkanmu terjebak dalam pernikahan ini Kate. Karena aku mencintaimu. Dan tak ingin melihatmu terluka sedikitpun" batin Milan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD