BB 03 - That Night (21+)

1156 Words
Allan POV Ough s**t! Dia masih perawan. Persetan dengan semuanya, aku tak bisa berhenti untuk memasukinya. Aaah Ini sangat nikmat. Milikku benar-benar di jepit dengan kuat ucapku dalam hati saat berhasil menembus penghalang milik wanita ini. Ada rasa bangga tersendiri karena aku menjadi pria pertamanya. Ku tatap wajah gadis yang baru saja ku jejali adikku. Wajahnya meringis kesakitan. Yeah wajar saja kalau ia kesakitan, bagaimana pun juga aku merobek selaput daranya dengan kasar. Ku benamkan adikku semakin dalam dan eugh rasanya tak bisa ku lukiskan dengan kata-kata. Masuk semakin dalam rasanya berkali-kali lipat. "Aaaargh... sakiitt." Erang gadis cantik itu. Ku tatap wajahnya yang memejamkan mata dengan kuat dan mengeluarkan suara ringisan akibat sodokan ku. Ku belai wajah cantiknya dan tak tahan ku lumat bibirnya. Tubuhnya masih terus meronta, bibirnya tak membalas lumatan ku dan justru malah menutup semakin rapat. Aku tak ingin tinggal diam saja. Ku remas d**a indahnya dengan kuat membuat gadis itu memekik. Aku langsung memasukkan lidah ku dan mulai menjelajahi rongga mulutnya. Holly s**t!! Bibirnya candu bagiku. Aku terus menghisap dan mengulum bibirnya yang telah membengkak. Lambat laun ia pun membalas ciuman ku meski masih malu-malu. Gotcha you! You're good kisser, Baby. Adikku sudah tak sabar untuk segera beraksi. Ku angkat kedua tangannya dan menyimpannya di atas kepala. Ku tatap ia dengan intens. Matanya tampak sendu dan basah. Ia menggelengkan kepalanya seolah meminta ku untuk tidak bergerak. "Please...don't." ucapnya memohon. "I can't Baby. I want you," ucapku sambil mencumbui leher dan dadanya. Tangannya bergerak mencoba untuk melepaskan diri tapi cengkraman ku terlalu kuat. Ku hisap kuat kedua n****e indah itu secara bergantian dan ku tandai tubuh indahnya. Aku mulai menggerakkan pinggulku perlahan namun pasti. Saat aku menarik senjataku dari lubangnya rasanya seperti ada yang hilang. Aku kembali membenamkannya dengan kuat membuat gadis itu mengerang kesakitan. "Aaaah no.. aaah please don't" "Mengeranglah sayang jangan memohon." Ku benamkan kepalaku sambil terus meningkatkan gerakan pinggul ku. Rasanya sangat nikmat. Perlahan gadis itu jatuh ke dalam pelukan ku. Kedua tangannya melingkar di leher ku begitu juga dengan kedua kakinya yang mengait kuat di pinggang. Tubuhnya perlahan bergerak mengimbango gerakanku yang kasar. Ini bukan kali pertama bagi ku bercinta tapi bisa ku pastikan kalau dia adalah gadis istimewa bagiku. Ini kali pertama bagiku memerawani seorang gadis dan dialah orangnya. Kami berciuman sambil terus bergerak kasar untuk mencapai kenikmatan bersama. Miliknya semakin basah dan memudahkan ku bergerak keluar masuk intinya. Mengaduk-aduk dan menimbulkan sensasi luar biasa bagi ku. Berbagai macam posisi telah ku coba bersamanya tapi aku tak kunjung sampai. Ku lihat tubuhnya sudah kelelahan melayani gairahku yang tak kunjung padam. "Ough Mister..." "Allan. Allan Westwood nama ku," ucap ku mengatakan nama ku. "Allaaan... Pleaase..." "Sebentar lagi sayang. Aku sebentar lagi sampai eugh..." Aku mengerang dan merasakan gelenyar aneh yang sudah berkumpul di ujung senjata milikku yang semakin bergerak cepat. "Allaan... aaah Allaaan faster." "Anything for you babe." Aku sudah tak kuasa menahannya lagi. Ku bungkam mulutnya, tanganku meremas b****g indahnya dan aaahh..... Rasanya sangat nikmat. Seolah beban ku menghilang dengan banyaknya cairan yang ku semburkan di rahimnya. Ku tatap gadis yang terkulai lemas di pelukan ku. Tubuhnya bergetar menerima cairan cintaku. Aku tersenyum kerahnya yang masih terengah setelah kegiatan panas yang baru saja kami lakukan. Mata indahnya yang sedari terpejam perlahan terbuka. Kami bertatapan dan matanya sangat indah. Begitu jernih dan bening. Mata indahnya langsung menghipnotisku. "What a jerk!!" umpat si gadis. Aku tertawa mendengarnya. "Kau mengataiku b******k setelah kau bergerak begitu liar di atas tubuh ku, sayang" ucapku sambil mengelus pipinya. Tanganku di tepis kasar olehnya. "Calm down Baby. Relax. Don't be angry. We have so much time tonight." Gadis itu mengataiku dengan bahasanya yang tak ku mengerti. Ia bergerak lagi berusaha melepaskan diri tapi itu malah semakin membangkitkan gairahku. Tanpa basa basi lagi aku kembali menggarap tubuhnya malam itu berkali-kali hingga ia terlelap sangat dalam karena kelelahan. *** Keesokan paginya aku membuka mata dengan senyum yang lebar. Betapa tidak setelah semalam di puaskan dengan gadis yang tadi siang menimpuk kepalaku dengan sebuah kaleng minuman kosong. Tubuhku rasanya sangat enteng. Aku tak ingat sudah berapa kali ia membuat ku klimaks semalam. Jika ia masih sanggup, aku tak menolak kembali menggaulinya pagi ini. Ku sibak rambut panjangnya yang menutupi wajah cantiknya. Ku dekap dengan erat tubuh polosnya. Ku kecup bibir manis yang semalam meneriakkan namaku. Oh God! Aku menginginkannya lagi. Belum sempat aku melanjutkan rancana ku, ponsel ku bergetar. Saat ku lihat ternyata telpon dari Benneth. "What's wrong Benneth?" "APA?! DAMN!!" seru ku bergegas beranjak turun dari ranjang hangat ku. Ku lirik sejenak gadis yang masih terlelap sebelum ku tinggal mandi. Sial kenapa masalah ini muncul di waktu yang tidak tepat. Aku bergegas membersihkan tubuhku lalu mengemasi barangku. Benneth sudah menunggu ku di pesawat. Sebelum pergi ku tatap wajahnya. Aku bahkan belum tahu siapa nama gadis itu. Aku menempelkan sebuah memo yang ku tempel di lampu tidur. Aku tak bermaksud pergi meninggalkannya begitu saja, tapi urusan ku benar-benar sangat urgent. Aku terpaksa meninggalkannya dan ku yakin pasti akan kembali untuk menemuinya. *** Dea POV 'Hah?! Gue lagi dimana? Ini... bukan kamar gue?' Ku perhatikan ruangan kamar yang tampak sangat asing. Kamar ini begitu mewah. 'Ngga mungkinkan gue balik ke rumah? Ngga ngga mungkin gue dalam sekejap balik ke rumah. Gue yakin ini masih di Bali tapi ini kamar siapa?' ucapku bertanya-tanya. Sekelebat bayangan muncul di otak ku. "OMG!!" pekik ku sambil terbangun karena kaget. "Aaaw...sakiit." Ringisku. Tubuh ku rasanya sangat remuk dan nyeri. Saking nyerinya sampai menitikkan air mata saat mencoba menggerakkan kaki. Ada rasa nyeri yang teramat sangat di area s**********n ku. "What?! s**********n?! Jangan-jangan..." Ku sibakkan selimut yang menutupi tubuh ku dan "AAAARRRRRHHHHH!!!" Ku lihat ada bercak darah segar yang menempel di seprai putih. Kepala ku menggeleng seolah menolak apa yang telah terjadi. "Ngga... ngga mungkin gue..." Ku perhatikan lagi dengan seksama kamar yang ku tempati. Ini benar bukan kamar yang selama ini ku tempati. "Gue lagi di kamar siapa ini?! b******k!!" umpatku sambil menitikkan air mata. Jangan bilang gue di perkosa semalam, tapi siapa yang perkosa gue. Gue ngga inget sama sekali. Air mata terus keluar dari mata indah ku. Ku coba beringsut turun dari ranjang. Ternyata ada sebuah memo yang di tinggalkan si b******k itu untuk ku. You're so hot last night, Babe. I'll miss you so much & see you soon "b******k b******k b******k!!" Ku remas dan ku lempar memo sialan itu ke lantai. Tangis ku pun pecah seiring dengan kekecewaan yang teramat dalam. Satu-satunya harta berharga yang ku miliki hilang di rebut paksa oleh pria yang tak bertanggung jawab. Sebuah harta yang seharusnya ku persembahkan untuk suami ku nanti kini hilang. Kehilangan keperawanan jauh lebih sakit di banding di selingkuhi pasangan. Aku terjatuh sedalam-dalamnya dan entah bisa bangkit lagi atau tidak. Di saat sedang frustasi aku di kagetkan dengan kehadiran seorang pria bule yang juga sama kagetnya dengan ku. Setelah itu aku tak ingat apapun lagi. Semuanya gelap. ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD