Tatapan yang kosong kearah luar , dunia bagaikan hampa senyum yang dulu sering dilihat oleh para pegawai kini tidak lagi terlihat, Raka hanya banyak Dian dan melamun saat dirumah . Siang ini Raka pulang dari kantor dan meminta Mbok Dian untuk packing, karena dia harus terbang ke Singapura untuk bisnis barunya disana . Sedang Adel yang saat ini lagi shoping dengan teman- teman barunya sampai tak tau waktu ,Ahir – ahir ini Adel sering pulang malam dengan membawa banyak barang belanjaan, tapi Raka sama sekali tak mempermasalahkanya bahkan dengan begitu Raka lebih lega, kemarin dia juga minta Izin untuk pergi ke Malaysia untuk jalan- jalan Raka hanya mengiyakan nya tampa syarat.
“ Den maaf simbok lancang , kenapa setelah pernikahan Aden jadi murung seperti ini, ada apa den sebetulnya , jujur kami sangat sedih setiap kami melihat Aden kayak gini” mbok Diah mencoba memberanikan diri untuk bertanya pada Raka
Raka yang mendengar itu sejenak terdiam dan melangkah menuju sofa dikamarnya , dia duduk dan menghela nafas panjang menatap mbok Diah menanam pepercayaan jika Mbok Diah bisa dia percaya
“ duduklah di sini mbok” Raka menepuk sofa disebelahnya , mbok Diah pun duduk disitu
“ Mbok Raka sudah membuat kesalahan fatal dalam hidup Raka mbok” Raka berhenti dan menyenderkan tubuhnya
“ Den Raka boleh cerita sama simbok, siapa tau dengan cerita perasaan Aden jadi lebih lega”
“Raka nggak tau harus gimana mbok,mbok sebetulnya Adel bukanlah wanita yang ingin Raka nikahi mbok, karena kekilafanku aku sudah menyakiti hati wanita yang aku cintai , dan lebih parahnya Adel adalah kakak tiri dari wanita yang aku cintai mbok, bertahun tahun aku berjuang untuk masa depan kami, dia telah setia menjaga hatinya untukku . Tapi ,, tapi Raka malah merusaknya dalam semalaman di gerbang pernikahan kami mbok, Raka sangat berdosa, Raka bingung gimana caranya menebus dosa itu, sedang cintaku masih untuk ya mbok, Raka ngak sangup untuk merelakan dia pergi mbok tapi Raka lah yang lebih dulu pergi darinya dan menyakitinya mbok, Raka masih berharap kami bisa bersama mbok apakah masih mungkin?” Raka mencurahkan isi hatinya pada mbok Diah yang memang dari pertama kali datang kerumah ini sudah dekat sama Mbok Diah
“ Jadi benar dugaan kami semua kalau nyonya Adel bukanlah wanita dalam foto itu den”. Mbok Diah ikut merasa sakit mendengar kisah cinta Raka
“ Den Raka yang sabar simbok yakin nanti pasti akan ada jalannya, untuk sekarang mungkin belum waktunya untuk meminta maaf dari hati ke hati, tapi den Nyonya Adel sekarang berhak atas cinta Aden untuknya jadi menurut simbok Aden harus coba untuk menumbuhkan perasaan itu, pelan – pelan saja “ Raka hanya bisa memeluk mbok Diah untuk menenangkan diri
“ Sudah den sudah, nanti berangkat jam berapa den ? Apa nunggu nyonya Adel pulang?” Mbok Diah mencoba mengalihkan pembicaraan agar Raka tak larut dalam kesedihan
“ Jam 4 mbok, aku nggak nunguin Adel mbok nanti tolong sampaikan saja ya mbok, aku harus mampir ke kantor sebentar”
“ Baik den”
Di Surabaya saat ini sedang diguyur hujan lebat berserta angin kencang , banyak pohon tumbang dimana – mana Ana bingung bagaimana caranya untuk berangkat kerja hari ini Naya menghubungi teman- temannya yang mempunyai mobil untuk menjemput tapi teryata semua nggak bisa
“ Aduh,, gimana ini ,siapa lagi ya yang bisa kita tumpangi” Naya bingung siapa lagi yang harus dihubungi
“ Ini juga taksi atau gojeg kenapa susahya, apa lagi ada ganguan ya mbak” Ana juga bingung mencari cara menghubungi ojeg online yang susah nyambung,
Thin thin thin suara klakson mobil yang tiba- tiba terdengar di depan rumah, Ana dan Naya mencoba mengintip di balik cendela dan teryata itu adalah Reno
Naya bersorak kegirangan saat melihat Reno yang turun dari mobil tersebut
“ Na Na lihat siapa yang datang , thu kan Na bener dia kayaknya suka beneran sama kamu , sampai rela jemput kamu hujan kayak gini”
“ Mbak Naya, tapi dari mana dia tau aku tinggal disini mbak?” Ana merasa bingung
“ Sebenarnya kemarin saat kita pulang dia ngebuntutin kita tau” teryata Naya tau saat Reno membuntuti Ana dan Naya saat mereka pulang
“ Assalamualaikum,, “ Reno memberi salam sambil mengetuk pintu
“ walaikum salam, sebentar” Naya langsung berlari membuka pintu sedang Ana masih berdiri seperti patung di dekat cendela
Mereka berangkat ke supermarket bersama , Ana yang masih canggung dengan suasana ini hanya menyimak obrolan Naya dan Reno,Setelah sampai ditujuan bagai lepas dari batu yang menindihnya, rasa lega membuat nafas An kembali normal setelah tadi tersumbat karena rasa tidak nyaman
“ Na kok malah diam aja tho kasihan lho tadi mas Reno, udah bela- belain jemput hujan kayak gini”Naya menegur Ana yang mengabaikan Reno
“ Maaf mbak jujur sekarang ini aku masih dalam kesedihan mbak , jadi aku belum siap kalau untuk meladeni laki- laki” Ana menerangkan akan sikapnya, memang selama ini Ana nggak pernah bcerita pad Naya tentang masalahnya. Saat mereka asik berjalan tiba-tiba ada suara gaduh dari arah gedung sebelah tepatnya di Fashion galeri memangil nama Ana
“ Anaaaaa”
“ Ajenk kamu disini? Ya Allah nggak nyangka banget, ngapain kamu disini?” mereka berpelukan erat,
“ Aku kerja disini Na, ada tawaran dari bos dipindah kerjakan disini, tapi beneran aku nggak nyangka kalau bisa ketemu kamu disini
“ bekerja kini? Alhamdulillah kita bisa sama- sama lagi ya jenk” mereka saling berpelukan sampai terdengar teriakan dari belakang , dan itu adalah Jojo dengan berlari manja dia mendekat ke arah mereka berdua
“ Ajenk , kamu jahat ya ketemu Ana nggak bilang-bilang, say kangen “ Jojo merntangkan kedua tangannya minta pelukan dari Ana, mereka bertiga berpelukan melepas rindu
“ Eh iya ini mbak Naya teman aku disini” Ana memperkenalkan Naya pada teman- temannya mereka pun saling berjabat tangan
“ Oh iya kalian berkerja di Fashion galeri ya, tapi kok bisa kebetulan ya” Ana merasa ada yang aneh ahir – ahir ini
“ Nggak usah difikir itunya say yang penting kita bisa sama-sama lagi , mantap nggak thu, sayang Briyan nggak bisa ikut karena nggak bisa jauh dari ibuknya yang lagi sakit” Jojo dengan muka sedihnya , Ana dan Ajenk memeluk Jojo mereka kasihan kepada Briyan yang mengurus ibuknya seorang diri.
“ Ya sudah kita kembali pada kerjaan masing -masing, Nanti kita kena marah “ Naya ahirnya mengingatkan jika sudah masuk jam kerja