02 - Little Sister

1756 Words
Alex menyuruh adiknya untuk keluar dari dalam mobil. Masih menatap gadis itu dengan tatapan tajamnya, karena sudah berani membohongi orangtua mereka dan mengatakan akan mengerjakan tugas secara kelompok. Bagu sekali Claire, ingin rasanya Alex mengurun Claire di apartemen miliknya dan memberikan pelajaran pada gadis itu. Dan bagaimana kenikmatan yang dicari oleh gadis itu. Alex tahu hubungan antara pria dan wanita tidak mungkin hanya sebatas menjalin kasih secara normal pasti merambat ke hal lain. Ayolah … ini zaman modern. Apalagi mereka tinggal di negara yang bebas akan hubungan seks. Dan tidak ada larang sama sekali. Alex yang juga kurang ajarnya membayangkan tubuh molek Claire berada di bawahnya sambil mendesah akibat perbuatan Alex. Sial. Alex tidak bisa membayangkan itu. Alex berada di rumah orangtuanya, dan tidak ingin orangtuanya tahu perbuatan Alex selama ini yang memerhatikan Claire secara diam dan membayangkan tubuh Claire saat memuaskan dirinya sendiri di dalam kamar mandi atau di atas kasurnya sendir. “Ma! Pa! Anak Mama dan Papa yang cantik dan mengaku sudah dewasa ini, bukannya mengerjakan tugas secara kelompok, tapi, malam pergi ke klub bersama dengan seorang lelaki. Kalian tahu apa dilakukan olehnya di situ? Dia minum-minum!” ucap Alex pada orangtuanya, dan menyuruh Claire untuk duduk dan jangan memberontak sama sekali. Claire menatap tajam pada Alex. Ingin rasanya Claire membunuh kakaknya itu sekarang karena sudah mengadu pada orangtua mereka. Claire tidak akan bisa bebas keluar lagi sekrang. Dasar pria tukang ngadu! Jeremy menatap tajam pada putrinya. “Claire, kau tahu apa yang kau lakukan? Papa sengaaj tidak memberikan pengawasan padamu lagi, agar kau belajar untuk jujur dan jangan bertingkah seperti ini. Papa tidak mau kau menjadi korban pria yang tidak baik di luaran sana!” Jeremy memarahi putrinya. Claire mengentakkan kakinya dan menggeleng. “Kenapa? Aku hanya pacaran dan tidak ada salahnya aku memiliki kekasih. Ayah dan ibu juga pernah pacaran bukan? Kalian seharusnya tidak mengaturku seperti ini. Aku tidak suka!” teriak Claire marah. Alex yang melihat itu menatap Claire tajam. “Claire jaga ucapanmu! Kau sudah keterlaluan denagn melawan ayah dan ibu. Kau seharusnya sadar dengan apa yang kau lakukan. Kau membohongi mereka dan pergi ke klub. Kau tidak bisa bersikap baik sedikit saja dan tidak melawan atau membohongi ayah dan ibu?” tanya Alex, ingin sekali memberi hukuman pada Claire. Amber yang dari tadi hanya mendengarkan mendesah kasar. “Claire, kau memang tidak harus melakukan itu. Kau masih 21 tahun dan tidak cukup umurmu memahami kejamnya dunia ini dan para lelaki yang tidak baik di luaran sana.” Amber tidak ingin anaknya, seperti Amber dulu yang mudah dibohongi oleh lelaki dan hampir saja dirinya terjurumus oleh lelaki itu. Amber tidak bisa membayangkan kalau Jeremy menyerah padanya, pasti sekarang hidupnya tidak akan sebaik sekarang atau dia sudah mati bunuh diri. “Mama, aku sudah besar dan dewasa. Aku bisa menjaga diriku sendiri. Kalian tidak perlu berlebihan dan mengatakan kekasihku bukan lelaki yang baik. Kalian tidak tahu siapa yang baik untukku, kalian hanya memikirkan Kakak yang selalu mengusik kehidupanku dengan dalih dia menjagaku. Heh, dia tidak akan bisa menjagaku dengan baik sebaik diriku sendiri.” Alex yang mendengar ucapan Claire mengepalkan tangannya. Claire memang mencari masalah dengannya. Alex tidak akan membiarkan gadis yang lucu waktu kecilnya dulu dan sekarang sudah seksi dan menggoda saat dewasa lepas begitu saja. Alex akan terus mengawasi Claire. Tidak suka Claire yang memuji pria lain di depannya. “Claire, kau jangan berbicara buruk tentang Kakakmu. Dia sangat baik dan menjagamu dengan baik. Kau seharusnya bersyukur memiliki seorang kakak yang sayang dan mau menjagamu di tengah kesibukan yang dimiliki olehnya,” ucap Jeremy tidak suka putrinya berbicara seperti itu padaa Alex. Alex mendesah pelan. “Biarkan saja Pa. mungkin dia memang membenciku. Padahal aku melakukan ini tidak untuk kepentinganku, untuk Claire agar tidak merasakan bagaimana kejamnya di luaran sana,” ucap Alex, membuat Claire semakin membenci pria yang menjadi kakaknya itu. Cih, dia selalu saja berkata baik dan lembut. Padahal saat memperlakukan Claire selalu saja kasar dan tidak pernah baik sama sekali. Alex juga sering mengancam Claire, dengan membunuh kekasih Claire atau hal lainnya. “Kau jangan bersilat lidah Kak! Aku tidak pernah percaya padamu, kau membenciku dan tidak mau hidupku tenang dan bahagia. Kau iri padaku bukan?” tanya Claire, yang membuat Alex tertawa mendengarnya. “Untuk apa aku iri padamu Claire? Kita memiliki orangtua yang sama dan aku juga memiliki perusahaan sendiri sekarang yang membuatku dikenal dengan pengusaha muda yang kaya raya sekarang. Dan apa yang membuatku iri padamu? Coba katakan?” tanya Alex, menunggu jawabam dari Claire. Jeremy dan Amber juga menunggu jawaban dari putri mereka. Apa yang membuat Alex iri pada Claire. Padahal kehidupan Alex sudah lumayan sempurna, dengan memiliki wajah tampan, pemilik perusahaan, dan sekarang Alex sedang menjalin hubungan dengan salah satu model yang cantik rupawan. Claire menatap pada semuanya dan tersenyum tipis, tidak bisa menjawab pertanyaan dari Alex. Claire mencari cara agar bisa menjawab ucapan Alex. “Kau iri padaku. Karena kekasihku selalu ada untukku. Sedangkan kekasihmu selalu bekerja dan tidak pernah ada untukmu,” jawab Claire. Alex tertawa mendengar ucapan Claire, setelah itu menghentikan tawanya dan menatap Claire tajam. “Hanya itu yang kau bilang buat aku iri? Hei, Claire. Aku bukan anak kecil yang selalu ingin kekasihku ada untukku. Aku tidak peduli dengan selalu ada selalu bertemu. Dia bekerja untuk mencari uang dan kebutuhannya sendiri. Kami akan bertemu kalau sudah memiliki waktu luang,” ucap Alex tersenyum meremehkan pada Claire. Claire mengepalkan tangannya mengentakkan kaki. Dia kalah berdebat dengan Alex. Selalu seperti ini. Claire sangat membenci Alex yang selalu berlagak paling benar dan tidak pernah mau mengalah pada Claire, atau membebaskan Claire dengan tidak mengatur kehidupan Claire lagi. “Kau berengsek! Aku tidak ingin memiliki kakak sepertimu. Kau selalu mengganggu kehidupan tenangku!” ucap Claire berteriak. “Claire, kau jangan bicara seperti itu. tidak sopan sama sekali. Kami tidak pernah mengajarkanmu untuk bicara seperti itu pada Kakakmu sendiri,” tegur Jeremy. “Ya. Claire, kau seharusnya bersyukur ada Alex yang selalu mengawasi dan menjagamu. Kami tidak bisa selalu melakukannya. Atau kau mau Papa mengawasimu dengan memberikan banyak di sekelilingmu?” tanya Amber, yang akan menyuruh suaminya untuk mengawasi Claire dengan mempekerjakan banyak pengawal. Claire menangis melihat pada orangtuanya. Mereka sangat pilih kasih dan selalu membela Alex. Alex. Alex dan Alex. Mungkin anak mereka hanya Alex saja. Dan Claire bukan anak mereka. Bisa saja Claire anak pungut mereka. “Mama dan Papa selalu membelanya! Bela dia saja terus. Mungkin kalian bukan orangtuaku, karena kalian tidak pernah membelaku sama sekali!” “CLAIRE APA YANG KAU UCAPKAN?!” Alex berdiri dari tempat duduknya, dan marah mendengar ucapan Claire yang sangat keterlaluan. Amber dan Jeremy adalah orangtua kandung Claire. Bisa-bisanya Claire mengatakan itu. Alex menatap pada ibunya yang tampak sedih mendengar ucapan putrinya. “Claire, kami tidak pernah membela Alex atau siapa pun. di sini dirimu yang salah. Kau seharusnya bisa intropeksi diri Claire. Kalau kau memang sudah dewasa dan bisa menjaga diri sendiri,” ucap Amber menangis. Claire yang melihat ibunya menangis, merasa bersalah. Namun, rasa gengsi membuatnya tidak ingin meminta maaf pada orangtuanya. Orangtuanya juga salah, yang selalu membela Alex. Apa istimewanya kakaknya itu. Tidak ada sama sekali. “Kalian memang selalu membelanya. Aku capek selalu salah di mata kalian semuanya!” Claire berdiri dari tempat duduknya, dan berjalan menuju lift mansion untuk membawanya ke dalam kamar. Alex yang melihat itu semua. Semakin marah pada Claire yang tidak punya sopan santun sama sekali pada orangtua. Claire sudah banyak berubah di luaran sana, bermain dengan orang-orang yang tidak baik sama sekali. “Ma, biar Alex yang berbicara pada Claire. Alex tidak akan membiarkan Claire bertinkah seperti ini lagi,” ucap Alex pada Amber. Amber mengangguk dan tersenyum manis pada putranya. Alex memang selalu baik dan menghormati dirinya dan Jeremy. Walaupun mereka bukan orangtua kandung Alex, tapi, Alex tidak pernah bersikap kasar pada mereka. “Iya, jangan sampai membuat Claire semakin marah. Mama tidak mau, kamu nanti sedih mendengar ucapan tajam Claire,” ucap Amber. Tahu putrinya memiliki mulut yang sangat tajam dan tidak segan-segan melukai hati seseorang. Alex mengangguk dan berjalan menuju lift mansion. lihat saja, apa yang akan Alex lakukan pada gadis itu. Memang gadis nakal dan tidak bisa diatur sama sekali. Selalu saja membangkang dan membantah ucapan orangtua. Alex memasuki kamar Claire yang tidak dikunci. Lihat betapa cerobohnya Claire, kamat saja tidak dikunci oleh gadis itu. Bagaimana bisa dia menjaga diri di luaran sana. Pasti Claire nanti jadi mainan banyak lelaki. Alex menatap setiap sudut kamar Claire, dan tidak melihat gadis itu sama sekali. Mungkin Claire sedang dalam kamar mandi. Alex duduk di atas ranjang, sambil memainkan ponselnya dan mengirim pesan pada kekasihnya. Kalau dia tidak akan pulang ke apartemen beberapa hari ini. Alex juga mengatakan akan tinggal di rumah ornagtuanya untuk sementara waktu. Claire yang baru keluar dari dalam kamar mandi. Terkejut melihat kakaknya berada dalam kamarnya, Claire yang hanya menggunakan handuk di atas paha yang memperlihatkan kulit putih mulusnya dan juga lekukan tubuhnya. Alex melihat pada Claire dan tersenyum sinis. “Kau terbiasa tidak mengunci pintu dan keluar dari kamar mandi dengan hanya memakai handuk? Luar biasa sekali Nona Claire Malvin Cullens, kau ingin menggoda siapa? Kakakmu?” tanya Alex sarkas. Claire menggeleng. “Aku tidak sudi menggodamu. Kau kakakku kenapa kau bertanya seolah kau tertarik padaku? Ingatlah kita sedarah!” ucap Claire bingung melihat tatapan kakaknya yang menatapnya dengan tatapan yang … mengarah ke halmesum. Alex tertawa kencang dan menatap Claire bersedekap d**a, dan melihat dari atas kepala sampai ke kaki Claire. Adiknya ini memang sangat menggoda sekali. Dan apa Claire bilang tadi mereka sedarah? Ah, gadis itu tidak pernah tahu kalau Alex bukanlah kakak kandung Claire. Dan tidak memiliki hubungan sedarah dengan Claire. “Aku bisa saja kelepasan sekarang, membawamu ke atas ranjang ini dan ingin memberitahumu bagaimana rasanya melakukan seks, bukankah itu yang kau cari di klub tadi?” tanya Alex mengejek Claire. “Kau berengsek. Aku tidak sebodoh itu mau melakukannya dengan pria yang bukan suamiku. Aku sudah mengatakan, kalau aku bisa menjaga diriku sendiri. Aku akan mengadukan pada Papa dan Mama apa yang kau katakan barusan,” kata Claire mengancam Alex. Alex tidak takut sama sekali, dan malah balik menantang Claire. Coba saja gadis itu mengadukan pada orangtua mereka. Apakah mereka akan percaya? Ah, sepertinya tidak. Melihat sifat Claire seperti ini. “Bilang saja. Aku tidak takut sama sekali Claire. Aku akan membuat semuanya berbalik padamu, little sister,” ucap Alex sambil menjilat bibirnya, lalu berjalan keluar dari dalam kamar Claire. Meninggalkan gadis itu sendirian dengan rasa amarah pada Alex. Jangan pernah bermain dengan Alex. Kalau tidak mau dipermainkan balik. ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD