Hati-hati Typo bertebaran dimana-mana.
Happy Reading.
"Kuharap kau suka dengan apartement ini" Aliya tersenyum saat membaca Note yang dititipkan Jimin pada penjaga apartement yang baru diberikan Jimin.
Aliya baru saja mengantar Gyuri ke Bandara. Jimin memberikan pekerjaan pada Kakaknya itu di Jepang sebagai pegawai butik.
"Kurasa ini menarik" Aliya tersenyum sambil memegang kartu kredit pemberian Jimin saat mereka baru saja bercinta.
Dreett...drett.
Aliya merogoh ponselnya saat dirasa benda persegi itu berbunyi. Tertara nama Jimin disana.
"Wae?"
"Kau kasar sekali. Tidak ada ucapan terima kasih untukkku?" Ucap Jimin diseberang sana.
"Jangan banyak bicara. Kau mau apa menelfonku?" Ucap Aliya.
"Baiklah! Kau tidak sabar sekali. Aku cuma mau bertanya apa kau suka Apartement itu?"
"Lumayan! Lebih baik dari pada aku tinggal dijalan" ucap Aliya singkat.
"Baiklah jika kau suka. Kakakmu akan sampai di Jepang dengan selamat. Dan aku mungkin akan mengunjungimu malam ini"
"Sayangnya aku sedang tidak bisa. Aku ada acara dikampus jadi Mian Tuan Park" ucap Aliya.
"Kau mengikuti acara amal kan? Aku juga akan datang sebagai donator disana. Jadi kau tak ada alasan untuk menolakku" kekeh Jimin.
"Ah ya aku hampir lupa. Kau kan tunanganya Jung Mina jadi pasti kau datang benarkan?" Ucap Aliya sinis.
"Mulutmu benar-benar lebih tajam dari pada Pisau. Itu cukup melukaiku kau tahu" Aliya terkekeh saat mendengar ucapan Jimin.
"Wae? Aku bicara kenyataankan?. Kau memang tunangan dari putri mahkota Jung's Company" kekeh Aliya.
"Kau akan menyesal jika meneruskan itu Nona Kim" Aliya tersenyum sinis.
"What Ever. Kudengar kalian akan menikah akhir tahun ini? Wah Chukae. Kau akan menyandang suami dari putri itu" Aliya terus mengejek Jimin.
"Kau sudah kuperingatkan Nona Kim. Dan kau terus melanggarnya. Kupastikan kau akan menyesal nanti" Aliya tersenyum saat Jimin mematikan sambungan telfonya.
"Kukira aku harus menemukan alasan Jimin tidak menyukai Mina" ucap Aliya.
*
Aliya menatap datar pada sekumpulan anak Dance yang tengah bersiap untuk acara amal. "Jika bukan karena Han Saem. Aku tak sudi ikut acara ini" monolog Aliya.
"Kau sexy" Aliya memutar bola matanya saat mendengar pujian Minho.
"Aku tak berminat dengan pujianmu Tuan Kim" ucap Aliya dingin.
"Tapi kau benar-benar sexy. Bahkan lebih sexy dari pada putri itu" Aliya tersenyum sinis saat mendengar ucapan Minho.
Ia memakai hot pant yang benar-benar minim. Tangtop yang memperlihatkan perut rata dan bahunya juga terbuka sebelah.
"Bukanya lebih baik dia tidak pakai baju. Untuk apa pakai baju jika payudaranya hampir tumpah itu terlihat. Sekalian saja dia pakai CD toh celana itu juga memperlihatkan b****g tipisnya" Aliya tersenyum saat mendengar ucapan sinis Minho.
"Kau pantas menjadi pengkritim Kim. Mulutmu bahkan lebih pedas dariku. Terus saja kritik putri itu karena aku mau keluar" Aliya langsung keluar dari ruang Dance. Ia butuh udara segar saat ini.
*
Aliya memejamkan matanya saat dirasa angin malam menerpa tubuhnya. Ia tak merasakan dinginya pada tubuhnya sama sekali.
"Pantas kau bersifat dingin. Udara dingin ternyata yang merubahmu" Aliya memejamkan matanya saat Jimin memeluk tubuhnya dari belakang.
"Kenapa kau bisa tahu aku disini?" Tanya Aliya.
"Naluriku Nona Kim" ucap Jimin sambil mencium bahu Aliya yang terbuka.
"Ini ditempat umum b******k" ucap Aliya saat Jimin merabai tubuhnya.
"Pakaian mu membuatku b*******h. Kau sengaja memakainya ya?" Aliya memejamkan matanya saat Jimin meremas gunung kembarnya.
"Emhnn...Jim..ahhh" desahan Aliya mulai terdengar.
"Aku belum tampil b******k. Kau mau melihatku dipermalukan karena kiss mark buatanmu?" Tanya Aliya kesal saat Jimin menyesap lehernya.
"Kapan giliranmu?" Tanya Jimin masih tetap pada pekerjaanya.
"Entahlah! Tapi aku akan jadi penari tengah sama seperti tunanganmu" Jimin langsung melepaskan tanganya.
"Kau merusak suasana. Kau tahu itu" Aliya berbalik.
"Itu lebih baik dari pada kau menelanjangiku disini" Aliya langsung berlalu dari hadapan Jimin.
*
Para penari mulai siap dengan posisinya. Pertunjukan awal dibuka dengan para penari awal yang berpasangan. Sorakan para tamu juga mulai mendominasi saat para penari mulai menunjukkan penampilan mereka. Sekarang saat nya penari inti yang tampil. Mina tampil dengan Sexy sambil diangkat oleh penari lain. Ada 3 penari yang diangkat Momo ditengah dan Aliya, Mina disamping. Mereka menarikan tarian Sexy Dance. Gerakan yang paling indah ditunjukkan oleh Momo, maklum ia adalah Leader dari semua penari.
Saat Aliya menari Jimin tidak melepaskan pandanganya sedetikpun dari wanita itu. Ia mengeram saat melihat Aliya menunjukkan tarian yang sangat menggoda. Apalagi ia juga bisa melihat tatapan mimat dari para laki-laki disini. "Sebentar lagi. Tunggu acara ini selesai" gumam Jimin sambil mengusap Selangkanganya
Aliya menatap aneh kearah Mina. Gadis Jung itu selalu menari didekat Momo, padahal setiap penari diberi jarak agar tak saling bertubrukan, karena pada dasarnya mereka akan menarikan gerakan yang keras. Mata Aliya terbelalak saat Mina menepis jarak antara dirinya dan Momo. Momo yang fokus pada tarianya tidak menyadari kehadiran Mina.
Tanpa merubah gerakan tarianya Aliya berjalan mendekat kearah mereka. Dan dengan cepat ia mendorong Momo alhasil mereka berdua jatuh dibagian pinggir panggung. Hingga hanya menyisakan Mina diatas panggung.
"Perhatikan sekitarmu" teriak Aliya dan mencoba bangkit. Sementara Momo masih shok dengan hal yang baru saja terjadi.
"Dia ingin menjadi penari tunggal. Lihatlah" Momo memandang Aliya dengan bingung. Ia bangkit dari posisi jatuhnya. Ia mengarahkan pandanganya kearah Mina yang menari. Dibibir Mina tampak senyum seringai. Momo yang melihat itu tersenyum miris.
"Kau mau kemana?" Tahan Aliya pada Momo.
"Itu memang panggungnya biarkan saja dia yang menyelesaikanya" ucap Momo.
"Kau ingin membuatku menyesal mengikuti acara ini. Gara-gara acara t***l ini aku memakai pakaian kurang bahan seperti ini. Dan sekarang kau mau meminta berhenti. Kita balas dia" Aliya langsung menarik Momo kebelakang penari lain.
"Kau penari utama. Kau menyiapkan ini lebih dari 1 bulan dan dengan mudahnya kau bilang berhenti. Kita Blok gerakanya agar gadis sialan itu tak bisa menari lagi. Kajja" Aliya langsung menarik Momo kesamping.
"Lempar kami kedalam" Ucap Aliya pada salah satu penari yang membantu gerakan salto.
"Jangan membuatku menyesal mengikuti ini. Kau jauh lebih baik dari pada gadis manja itu. Kajja" Momo mengangguk lalu mengambil posisi untuk salto.
"Hana, dul, set" Brukkk. Mereka terlempar ketengah panggung dan dengan mulus mereka mendarat. Aliya dan Momo mulai menari dan mereka mulai memblok gerakan Mina.
Mina yang melihat itu jelas kaget. Ia tak menyangka jika keduanya akan kembali kepanggung dan yang lebih parah lagi mereka berdua memblok tariannya.
Gerakan tari yang ditunjukkan Momo dan Aliya mengundang sorakan heboh dari para penonton. Mereka benar-benar tidak memberikan akses pada Mina untuk terlihat. Dan sampai musik berhenti mereka masih terus memblok Mina. Alhasil Mina tak terlihat dan tepuk tangan para tamu menyambut penampilan mereka.
*
Aliya menerima beberapa karangan bunga dari para penonton. Sesekali ia tersenyum saat mendengar seseorang yang mengucapkan selamat padanya.
"Gumawo" Aliya berbalik saat mendengar ucapan terima kasih.
"Kau bicara padaku?" Momo mengangguk lalu memberikan sebuah kalung berbentuk daun Maple pada Aliya.
"Dulu aku mendapatkan ini saat baru saja menyelengggakan tarian tunggalku. Dan aku akan memberikan ini padamu sebagai ucapan terima kasih" ucap Mina. Aliya memandang kalung pemberian Momo dengan datar.
"Tak perlu berterima kasih. Aku juga tidak membutuhkan ini" Momo menggeleng lalu kembali memyerahkan kalung yang Aliya kembalikan.
"Tolong terima setidaknya anggap ini sebagai hadiah untuk penampilan sempurnamu tadi" Ucap Momo.
"Baiklah jika kau memaksa" Aliya menerima kalung pemberian Momo.
"Wah dua sampah berkumpul disini" mereka berbalik saat mendengar suara sinis seseorang
"Penari yang tidak punya tempat datang" Mina mengepalkan tanganya saat Aliya mengejeknya.
"Chukae, rencanamu gagal. Ingin jadi penari tunggal malah jadi tidak bisa tampil. Ngomong-ngomong apa kau tidak menyesal memakai pakaian kurang bahan sepeti ini dan yang lebih parahnya lagi kau tidak mendapat pujian dari penonoton. Kasihan" Mina mengepalkan tanganya kuat.
"Dan selamat juga karena aksi sabotasemu yang gagal. Lain kali jika menyusun rencana gunakan sedikit otakmu agar yang lain tidak bisa membacanya" Aliya terus mengolok-olok Mina. Ia muak dengan sifat arogan dan seenaknya Mina. Manusia ini perlu diberi pelajaran.
"Lebih baik tutup mulut sampahmu itu" ucap Mina sambil menunjukkan jarinya diwajah Aliya.
"Tapi setidaknya pemilik mulut sampah ini bisa mengalahkan kau yang katanya tuan Putri berharga ini. Tidakkah kau malu? Jika aku jadi kau aku pasti sudah membuang mukaku ketempat sampah"
"Tutup mulutmu...akhh" Mina memekik saat tangannya dicengkaram keras oleh seseorang.
Sementara Aliya memandang kaget Jimin yang mencengkram tangan Mina yang hendak menamparnya tadi. "Bukan hanya kelakuanmu yang buruk rupanya. Ternyata semua yang ada padamu juga sangat buruk" Jimin langsung menghempaskan tangan Mina dengan kasar.
"Oppa..." Mina memandang Jimin nanar, Sementara Jimin justru bersikap tidak perduli.
"Kalian hebat Chukae" Jimin menyerahkan dua bunga dan masing-masing untuk Aliya dan Momo.
"Kau keluarlah! Namjoon sudah menunggumu" Momo memandang kaget kearah Jimin. Bagaimana pria itu tahu soal Namjoon. Tanpa banyak membuang waktu Momo langsung keluar dari sana dan mengucapkan terima kasih pada Jimin untuk bunga yang ia terima. Dan hanya tinggal Aliya, Jimin dan Mina.
Aliya tidak bicara apapun ia hanya menatap datar Mina yang sedang menatap Jimin. Dan ia tersentak saat Jimin menarik pinggangnya dan membawanya pergi menjauh dari Mina. Mina yang melihat itu terbelalak kaget.
"Brengsekkkk"
*
Aliya memejamkan matanya saat Jimin mencumbui tubuhnya. Pria ini benar-benar membuktikan ucapanya yang katanya akan menghukum dirinya. Dan ia harus pasrah saat Jimin menyetubuhinya sejak 3 jam yang lalu. Dan pria itu tidak berniat berhenti sampai sekarang.
"Yeahh..." Aliya mendesah saat Jimin mempercapat gerakan tubuh mereka. Ia merasakan dirinya yang seperti terbang saat Jimin terus menyerangnya.
"Arghhh" Desahan panjang mereka mengakhiri pergulatan ini. Jimin ambruk ditubuh kecil Aliya. Sementara Aliya masih mengais nafas karena lelah.
"Kau tak takut jika tuan putri itu melaporkan kelakuanmu tadi?" Jimin bangkit dari posisinya dan dengan pelan ia melepaskan kontak tubuh mereka dan itu membuat Aliya meringis.
"Aku tidak peduli. Mau dia lapor ke Presiden manapun aku tidak peduli. Dia bukan tanggung jawabku" ucap Jimin enteng.
"Kenapa kau tadi menyebut nama Tuan Kim didepan Momo?" Tanya Aliya yang ingat saat Jimin menyebut nama Namjoon didepan Momo.
"Momo kekasih Namjoon Hyung" Aliya menatap Jimin kaget.
"Seorang Kim Namjoon pemilik casino terbesar dikorea memiliki kekasih polos seperti Momo. Wah aku tak menyangka jika dunia sesempit ini" ucap Aliya takjub.
"Tak ada halangan seorang b******n mendapat kekasih polos" Aliya mengangguk. Apa yang dikatakan Jimin memang benar. Tidak ada yang mustahil.
"Mulai besok aku akan mengantarmu" Aliya menatap tajam kearah Jimin.
"Itu tidak masuk dalam perjanjian kita" tekan Aliya.
"Kau adalah milikku. Semua yang ada pada dirimu adalah punyaku jadi kau tidak berhak menolak itu. Lagipula aku sudah membelimu dan kau harus menuruti semua ucapanku" Aliya mengepalkan tanganya kuat saat Jimin mengungkit soal penjualan dirinya. Walaupun iti benar tapi Aliya tidak suka dengan kosa kata membeli pada dirinya.
"Kau benar! Kau berhak menentukan apapun yang kau inginkan padaku. Termasuk apapun yang kulakukan. Bahkan aku harus menurut saat kau memintaku untuk telanjang didepan umum karena kau adalah tuanku. Baik aku akan menuruti semuanya tuan" Jimin tertohok dengan ucapan Aliya. Apa wanita itu tersinggung dengan ucapanya.
"Aku lelah dan ingin tidur jika tuan memerlukan tubuhku lagi cukup siram aku dengan air atau tampar saja aku, karena sudah pasti aku akan bangun" Aliya langsung memunggungi Jimin. Ia sedang dalam amarah saat ini dan ia perlu menenenangkan dirinya.
T.b.c