Foto di dalam Gereja

1005 Words

"Dapat, Mas?" Pertanyaan itu meluncur dari bibir Tiara, tajam dan presisi seperti jarum yang ia gunakan untuk menata detail gaun rancangannya. Tidak ada sapaan "assalamualaikum", tidak ada pertanyaan "bagaimana harimu?". Hanya tiga kata itu, yang menggantung di udara ruang tamu mereka yang luas dan hening, sarat dengan beban penantian selama seminggu penuh. Itu adalah pertanyaan sambutan yang menyapanya saat ia tiba di rumah. Izzan baru saja menutup pintu di belakangnya, masih berusaha mengatur napas dan menenangkan badai yang berkecamuk di dalam dadanya. Ia hanya sanggup mengusap wajahnya yang terasa lelah dan sepuluh tahun lebih tua dari pagi tadi. Kakinya terasa berat untuk melangkah lebih jauh. "Benar dia?" Tiara bertanya lagi, kali ini suaranya sedikit lebih rendah, namun intensit

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD