Khalid menarik tangan istrinya dan mengambil ponsel yang masih terus mengulang-ulang musik dansa. Melewati pintu, tangga, lorong. Langkah Khalid hampir dikatakan menyeret istrinya. Khumaira berlari kecil demi menyemai langkah lebar Khalid yang tegas. Ia masih tak mengerti mengapa tiba-tiba Khalid menginginkan mereka kembali. “K---khalid, kau kenapa?” panik Khumaira tak paham. Khalid memejamkan matanya kemudian membukanya lagi lebar-lebar. Tak mau ia menjelaskan jika dirinya hampir saja mencumbu Khumaira di alam terbuka atap Kastil Abinaya. Syukurlah masih waras dirinya saat Khumaira mengatakan kakinya lemas. Syukurlah, Khalid panjatkan dalam diam saat akhirnya mereka sampai di kamar mereka dan mengunci pintu segera. “Khalid, kau belum menjawabku,” protes Khumaira pada sang suami yang

