Liner Kingdom, p*********n kedua bangsa iblis
Viole yang pergi meninggalkan Vondest di tengah pertempuran telah membuat Frank sedikit khawatir, kehadiran jendral iblis beserta ribuan pasukan nya. Vondest masih melayang tegak di udara, dihadapan salah satu anggota Kuroi Akuma, otak dari para iblis, Diablo.
"Nah... Diablo, kerahkan semua kemampuanmu padaku." Vondest memasang kuda-kudanya di udara sambil tersenyum, begitu juga dengan lawan di depan nya. Lalu, setelah suasana hening untuk beberapa saat.
"Digul."
Diablo langsung menggunakan salah satu tekniknya untuk menyerang Vondest, tekniknya itu berupa bola-bola hitam yang bergerak cepat. Vondest menghindari seluruh bola hitam itu dengan mudah, benteng kerajaan yang terkena bola itu langsung hancur.
Setelah menghancurkan benteng, bola hitam itu memantul dan kembali mengarah Vondest, dengan sigap Vondest menggunakan tangan dan kakinya untuk menghancurkan bola itu.
Dengan cepat Vondest terbang kearah Diablo dan langsung menggunakan tangan kanannya untuk meninju wajah Diablo. Tidak hanya itu, Vondest juga menggunakan kakinya untuk menendang tubuh Diablo sampai terhempas keudara. Namun, tubuh Diablo yang diserang Vondest tadi berubah menjadi asap hitam.
Vondest berdiri lalu berbalik, "Dirimu yang asli pasti tidak akan selambat siput." Ia kembali menatap Diablo dibelakangnya, "Bayangan? Ilusi? Rupanya dia tidak sepertj Diblo yang dulu, sekarang dia sudah berkembang, sama dengan Pelmond." Gumam Vondest.
"Kau terlalu meremehkan kami para Kuroi Akuma, Vondest. Sama seperti kau, Kami para iblis sudah berkempang pesat." Ucap Diablo, ia membuat banyak jarum kecil disekelilingnya, jarum-jarum itu melayang dan mengarah kearah Vondest, "Kau sebaiknya menghindari yang satu ini Vondest."
Jarum itu bergerak dengan sangat cepat. Namun, kecepatan jarum-jarum itu masih bisa Vondest hindari.
Diablo tersenyum jahat, "Raja tertinggi, raja Vondest memang hebat. Tapi, bagaimana dengan yang satu ini?" Diablo memperbanyak jarum kecil miliknya, energi Vondest mulai bertambah, angin akibat peningkatan energi Vondest terasa sampai tempat William dan Frank berdiri.
Energi Vondest yang awalnya berwarna putih berubah menjadi kuning, petir-petir menyambar disekeliling tubuh Vondest, tanah yang ia pijak mulai goyah dan terbang akibat tidak kuat menahan tekanan energi Vondest.
William dan Frank sedikit terkejut, "Vondest, ia sampai menggunakan wujud Ikari Yasei miliknya?" Tanya Frank, selama ia mengenal Vondest, ia tidak pernah melihat Vondest menggunakan wujud Ikari Yasei, walaupun lawannya lebih kuat dari dirinya yang sekarang sebagai raja.
"Diablo... Aku tidak akan bermain-main." Ucap Vondest serius, matanya berubah kuning membara, Vondest menggunakan wujud Ikari Yasei tahap kedua. Vondest sedikit mengencangkan sarung tangan ia ia kenakan.
"Bagus! Kau tidak boleh meremehkan kami lagi..!!" Jarum-jarum Diablo melesat dengan cepat. Namun, Vondest tiba-tiba menghilang dari hadapannya, hanya tersisa petir dan cahaya kuning sisa jejak Vondest, ia berada diatas Diablo.
Diablo melihat keatasnya lalu menggerakkan tangannya kearah Vondest, jarum yang tadi melesat kedepannya berubah arah dan kembali mengejar Vondest, "Apa-apaan kecepatannya itu?! Ucapan nya memang benar, aku tidak boleh lengah sedikitpun!" Gumam Diablo.
BLDARR....!!!
Vondest menggunakan gelombang energinya untuk menghancurkan tempat Diablo berdiri beserta jarum miliknya, ledakan yang begitu dasyat terbentuk akibat energi Vondest tadi, terbentuk kawah besar akibat serangan itu, William dan Frank hanya terdiam tak mampu berkata.
"Tenang-tenang! Kita semua akan baik-baik saja, raja Vondest dan ratu Viole ada disini." Ucap ratu kerajaan Liner, ia berusaha menenangkan para wanita dan anak kecil yang berada diruang bawah tanah, para pengungsi itu merasa takut karena getaran akibat serangan Vondest tadi mengguncang seisi kerajaan.
"Masih belum!!
Diablo menggunakan teknik ruangnya untuk mengeluarkan jarum-jarum kecil dari segala arah, Vondest dikelilingin oleh teknik ruang itu, ia segera terbang menghindar, "Dapat dipastikan, jarum itu bukan jarum biasa." Gumam Vondest, ia terus menghindar.
Ditengah kejaran jarum Diablo, Vondest melihat seorang gadis kecil sedang asyik menontong pertarungannya. Disamping itu, ia juga melihat bola penghancur milik Diablo sedang mengarah kearah gadis kecil tadi.
Kecepatan Vondest sangat luar biasa, ia berhasil menangkap dan menggendong gadis kecil tadi, gadis itu hanya tersenyum dan merasa senang karena Vondest telah menyelamatkannya. "Wuaha...! Tuan.. tuan! Tunjukan lagi yang duar... Blar! Tadi itu keren sekali..!!" Ucap gadis itu.
Vondest hanya tersenyum, "Kita akan mengalahkan iblis disana, putri pemberani!" Vondest kembali menatap Diablo dengan senyuman penuh percaya diri, "Tadi itu hampir saja, aku tidak akan sanggup melihat jatuhnya korban dengan mata kepalaku sendiri." Gumamnya.
Vondest kembali menghindari jarum Diablo yang kembali datang, "Lari kemana Vondest?!" Diablo menciptakan begitu banyak sihir ruang dimana ia gunakan untuk mengeluarkan jarumnya, teknik ruang milik Diablo menutup wilayah sekitar Vondest.
"Ini... Terlalu sempit!" Vondest susah untuk mencari celah agar ia bisa kembali menghindar. "Tapi, saat ini aku akan sedikit serius." Vondest menutup matanya sesaat, "Sekarang!" Ia kembali membuka matanya lalu melompat dengan kecepatan tinggi.
Vondest berhasil keluar sambil menghindari seluruh jarum Diablo. Namun saat ia berhasil keluar dari kepungan teknik Diablo, ia melihat Diablo yang tengah tersenyum. Vondest langsung melihat hal lain, ternyata ada satu lagi teknik ruang yang sudah mengeluarkan banyak jarum.
"Jarum itu.. mengarah pada anak ini?!" Gumam Vondest.
"Bulls eyes."
Vondest melempar gadis di pundaknya ke udara, Vondest juga berhasil menghindari jarum yang berencana menusuk-nusuk gadis tadi.saat dilempar keudara, gadis itu justru merasa sangat senang, Vondest kembali menangkapnya.
Diablo sedikit cemberut, "Hem... Vondest, kecepatanmu, kekuatanmu. Dua hal itu sangat memuatku benci padamu, bagaimana bisa seorang Fadelta memiliki kecepatan seperti itu? Aku benar-benar tidak mengerti lagi."
"Diablo, kekuatanku ada karena orang-orang membutuhkannya. Selama ancaman seperti kau hidup, aku tidak akan pernah kalah dari siapapun." Ucap Vondest.
Wajah cemberut Diablo seketika berubah menjadi senyuman jahat, "Ya... Tapi kau sudah terlalu lama hidup didunia ini Vondest." Ucap Diablo sambil tersenyum kearah Vondest, awalnya Vondest tidak mengerti apa yang dikatakannya. Tapi, saat ia melihat tangan kirinya.
Vondest melihat adanya sedikit goresan dipergelangan tangannya, "Apa?! Dia berhasil menggoresku?!" Luka kecil itu sedikit mengeluarkan darah. Namun tidak seperti biasanya, darah Vondest menadi biru kehitaman.
William dan Frank melihat Vondest dari jauh, "Apa yang terjadi padanya?"
Vondest memperhatikan goresan yang ia terima, "Luka ini, kenapa dia merasa senang walaupun hanya berhasil menggoresku?" Gumam Vondest, "Bisakah kita lanjutkan? Aku rasa pertarungan kali ini semakin menarik." Vondest kembali menatap Diablo.
Sambil tersenyum Diablo terbang keatas secara perlahan, muncul teknik ruang yang sama dengan teknik yang ia gunakan untuk memindahkan semua pasukan iblis, "Tugasku telah selesai, setelah menerima luka itu. Vondest, kau takan sanggup melawan raja iblis kali ini, ya... Kau takan sanggup!" Kepalanya mulai memasuki lingkaran ruang itu.
"Takan kubiarkan!" Vondest melesat kearah Diablo untuk menghentikannya agar ia tidak melarikan diri. Namun, Diablo juga pergi dengan cepat, Vondest tidak berhasil meraihnya, "Tunggu, kenapa aku terasa seperti.... Melamban?" Gumam Vondest, ia berhenti mengejar lawan nya.
"Uhuk! Uhuk..!!"
Vondest sedikit batuk, ia menutup mulutnya menggunakan salah satu telapak tangannya. Saat ia membukanya kembali, terdapat bercak darak ditelapak tangannya, "Darah... Apa ini?" Tanya Vondest dalam hatinya. Terlebih, Vondest merasa terkejut ada darah saat ia batuk.
Gadis kecil dipundak Vondest melihat telapak tangan Vondest yang memiliki bercak darah itu, "Tuan Vondest, Apa itu?" Tanya gadis itu, Vondest bergegas membersihkan telapak tangannya lalu kembali tersenyum pada gadis dipundaknya, "Sesuatu yang keren!" Vondest beserta gadis kecil itu tersenyum lebar.
"Tuan Vondest... TUAN VONDEST TELAH MENYELAMATKAN KITA...!!!!" Sorak Frank sang raja dari kerajaan Liner, Vondest masih terdiam sambil melihat kearah lengannya yang tergores sambil memasang wajah yang sedikit serius.
Tidak ada korban jiwa atas perang itu, kerusakan yang terjadipun hanya sekedar cogakan tanah akibat ledakan yang Vondest buat dan benteng yang sedikit rusak akibat Teknik milik Diablo.
Vondest mengembalikan gadis itu kepada orang tuanya, kedua orang tuanya langsung bersujud dan meminta maaf kepada Vondest. Tapi, Vondest segera mengangkat badan mereka, itu karena Vondest tidak ingin menerima permintaan maaf dari mereka. Vondest menyadari bahwa itu adalah salahnya sendiri.
Frank sangat berterima kasih atas terselamatkannya kerajaan Liner. Tanpa adanya Vondest, ia memastikan bahwa kerajaannya akan hancur oleh pasukan iblis sebanyak itu. Kerajaan Liner merayakan pesta yang cukup meriah, namun Vondest terus berpikir tentang ucapan Diablo dan luka yang ia terima.
"Raja iblis, kali ini. Kau takan sanggup melawannya!"
Kata-kata Diablo membuat Vondest terus berpikir apa yang sebenarnya terjadi. Saat pesta masih berlangsung, Viole datang membawa kabar baik, tidak ada kerajaan yang diserang oleh bangsa iblis pada hari itu. "Hazin adalah anak dari Vondest Triton dan Viole Kitalya. Dia adalah anak yang tangguh Vondest, kau tidak usah terlalu cemas." Viole menghampiri suaminya.
Vondest merasa sedikit lega mendengarnya. "Ya... Aku terlalu berlebihan. Tapi, bagaimana kabar mereka sekarang ya?" Gumam Vondest, karena Viole datang dan langsung menariknya untuk berpesta, Vondest yang dari tadi merenung tidak dapat menolak permintaan istri tercintanya, ia sedikit melepaskan beban pikirannya dan berpesta.