Tempat Latihan Putri Latina
"Tempat apa ini?" Latina melihat sekelilingnya. Tempat itu berupa sebuah hutan kecil yang sangat damai, suara kicauan burung terdengar merdu dikuping Latina.
"Tempat ini akan sangat cocok denganmu, mungkin kau tidak mengerti, tapi. Sepertinya kau tidak butuh latihan yang akan meningkatkan fisikmu lagi." Ucap Hidrus.
"Badanku tidak kekar!" Ucap Latina malu-malu.
"Ahaha.. tentu saja tidak, kau memiliki energi yang unik Latina, kemampuan menyimpan dan mengeluarkan senjata akan menjadi teknik andalanmu kedepannya, mungkin kau berpikir seperti itu. Namun tidak, itu bukanlah jalan yang baik untukmu." Jelas Hidrus, ia membuat sebuah patung besi dibelakang Latina.
"Apa maksud tuan?" Latina belum menyadari kehadiran patung besi tadi.
"Maksudku, keahlian memberi perintah pada senjata bukanlah keahlian yang akan membuatmu berkembang, kau sebagai manusia aku katakan memiliki keunikan dikarenakan kau memiliki jumlah energi yang begitu besar dalam tubuhmu, dan juga. Kau memiliki indra yang lebih unggul dari manusia biasa." Hidrus secara diam-diam memberi perintah patung besi tadi untuk menyerang Latina.
Duak!
Patung besi itu menyerang Latina dari belakang, namun. Seperti yang telah Hidrus prediksi, Latina berhasil menghindarinya.
"Kenapa kau menyerangku?!" Setelah menghindar, Latina langsung membalikan badannya kearah patung itu.
"Itu karena aku tahu kau dapat menghindarinya." Hidrus menghilangkan patung besi dari hadapan Latina.
"Kau pasti tidak menyadari kemampuanmu sendiri, kau pasti mengetahui bahwa manusia setengah hewan atau Half Man memiliki kemampuan indra yang lebih tinggi dan tidak dapat dimiliki oleh ras lain selain Half Man, itu salah puteri."
Latina diam tidak mengerti apa yang Hidrus ucapkan.
"Kemampuanku? Half Man? Apa yang anda maksud?" Latina kembali menghilangkan katana ditangannya.
"Half Man adalah nama untuk manusia setengah hewan kan? Dan juga, kenapa setelah kuberi kuncinya padamu kau masih saja tidak mengetahui dimana letak pintu yang terkunci itu berada?" Hidrus membuat Latina semakin tidak mengerti saja.
"Kunci?" Latina membuka tangannya, tapi tidak terdapat kunci setelah ia buka.
"Ya! Kunci yang akan membuka kemampuan yang hanya dimilikimu seorang, jangan berpikir bahwa wanita kuat itu tidak disukai Hazin." Hidrus duduk disalah satu pohon tumbang dekatnya.
"S-siapa yang berpikir seperti itu?!" Wajah Latina memerah.
"Hehe.. kau tidak bisa menyembunyikan nya dariku." Ucap Hidrus, Latina ikut duduk didepan Hidrus.
"Jadi, apa yang harus kulakukan?" Tanya Latina. "Hal yang mudah, kau lihat batu yang ada disana?" Hidrus menunjuk kesebuah batu yang berada cukup jauh dari mereka.
"Yang harus kau lakukan hanyalah menghancurkan batu itu dari sini tanpa mengeluarkan apapun."
"Jadi, aku harus menghancurkannya hanya dengan pikiranku saja?" Latina kembali bertanya. "Tepat sekali!" Hidrus mengeluarkan meja dengan secangkir teh diatasnya.
Tempat Latihan Minaki Ista
"Huaa.. bahkan tempat ini memiliki energi yang belum pernah kurasakan sebelumnya!" Minaki dengan girang mengelilingi ruang tempat ia akan berlatih.
"Tempat ini kuberi nama Endless Room, sebuah ruangan yang terbuat dari bayangan gelap yang akan menyelimuti siapa saja yang masuk kesini tanpa izin dariku, namun selama aku berada disini, kau akan baik-baik saja." Jelas Hidrus.
"Wah.. benar-benar mengerikan! Biarkan ruangan ini menelanku!" Minaki berbaring ditengah ruangan itu.
"Kau ini aneh, tapi. Karena aku tahu kau memiliki kemampuan dalam mengendalikan energi gelap seperti ini, tempat ini satu-satunya tempat yang akan cocok untukmu agar kau bisa mempelajari Dark Abyss." Hidrus mulai menciptakan meja dengan tehnya.
"Ehem-ehem, sepertinya teknik itu luar biasa! Aku belum pernah mendengar ada teknik seperti itu!" Minaki terlihat lebih senang lagi.
"Dark Abyss adalah sebuah teknik yang digunakan oleh seseorang yang dapat mengendalikan energi gelap sepertimu untuk menyegel energi dengan jarak yang cukup luas, berhubungan dengan misi kalian dibumi, mungkin teknik ini dapat kau gunakan untuk menyegel raja iblis yang akan bangkit." Jelas Hidrus.
"Tapi, raja iblis itu adalah orang yang mengendalikan kegelapan dibumi, bagaimana bisa aku menyainginya? Apalagi sampai menyegelnya sendiri." Minaki tampak sedikit kecewa dengan dirinya sendiri.
"Tidak seperti itu, walaupun energi yang ingin kau segel itu merupakan energi gelap sama seperti teknik ini, kau tidak usah khawatir kau akan gagal, jika kau berpikir ini merupakan teknik untuk menyegel energi seperti yang kukatakan sebelumnya, kau salah total." Hidrus duduk dan mulai meminum tehnya setelah bicara.
"Bukan teknik segel? Lantas, apa funsi dari teknik itu?" Minaki heran dengan ucapan Hidrus tadi.
Hidrus menjawab, "Teknik ini sebenarnya adalah sebuah teknik memindahkan energi, bahkan jiwa yang tuannya tuju, energi ataupun jiwa yang kau targetkan tadi akan secara automatis pindah keruagan ini dan tidak mampu untuk keluar, tidak hanya mereka merasa terkurung saja, bayangan yang menyelimuti ruangan ini akan memburu energi dan jiwa yang diam dan terkurung disini."
"Jadi, teknik ini bisa dibilang segel ataupun pemakan jiwa." Jelas Hidrus, ia melanjutkan minumnya.
"Apa tidak akan terjadi masalah jika kau memberikan teknik mengerikan seperti ini pada orang sepertiku? Kita bahkan baru saja bertemu." Minaki merasa khawatir karena teknik yang akan dipelajarinya merupakan teknik yang lebih berbahaya dari yang ia bayangkan.
"Tentu saja tidak akan terjadi hal yang buruk! Justru sebaliknya, jika aku tidak memberikan teknik ini padamu, hal buruk akan menimpa para penduduk yang tinggal dibumi." Hidrus terlihat santai menikmati tehnya.
"Baiklah! Jika memang begitu, aku bisa menyelamatkan dunia dan Hazin akan jatuh cinta padaku!" Minaki senyum-senyum sendiri.
"Tapi itu semua ada bayarannya." Tiba-tiba Hidrus berubah menjadi serius.
"Hah?!"
"Teknik ini tidak bisa asal kau gunakan, karena. Teknik memiliki dampak yang sangat besar apalagi jika kau gunakan pada penduduk bumi, jika kau menggunakan teknik ini, maka bayarannya-.." Hidrus berbisik diakhir kalimatnya.
Minaki yang mendengar apa yang Hidrus katakan terkejut dan hanya bisa terdiam, ia tidak menyangka bahwa apa yang dikatakan Hidrus tidak seperti apa yang dibayangkan dalam pikirannya.
Tempat Latihan Jack
"Ah sial, menyebalkan sekali." Jack sangat kecewa dengan tempat berlatihnya. Didalam tempat itu terdapat sebuah rumah gubuk kecil dan gubuk kecil itu dikelilingi oleh bangunan benteng besar yang terbuat dari batu.
"Apa maksud dari semua ini?" Jack melihat kesekililingnya.
"Ya.. ini bukanlah tempat yang istimewa, tapi. Berhubungan kau adalah pengguna teknik pedang, tempat inilah yang akan menjadi tempatmu mengajah pedang dan kemampuanmu sendiri." Hidrus berdiri dibelakang Jack.
"Sepertinya itu tidak ada hubungannya dengan teknik berpedang." Jack duduk ditanah.
"Memang terlihat seperti itu, namun. Apa kau pernah berpikir apa benar keahlianmu hanya sekedar mengayunkan pedang dan mengeluarkan api lilin ditanganmu?" Tanya Hidrus.
"Api lilin?! Enak saja kau bilang apiku dengan sebutan api lilin." Jack merasa sedikit kesal.
"Jack, ayahmu bisa bersaing dengan raja terkuat yang berhasil mengalahkan raja iblis bukan hanya sekedar keberuntungan saja, ia memiliki kemampuan yang saat ini telah diturunkan padamu. Vondest, Viole, dan. Ayahmu, Ensberg adalah orang luar biasa yang telah membuat semua penduduk bumi sadar akan bersatu itu penting." Hidrus mengeluarkan meja tehnya.
"Lalu, apa hubungannya? Dan juga maaf, tapi aku tidak akan mengerti jika ucapanmu berbelit-belit." Jack masih melihat kearah gubuk kecil tadi.
"Kau memiliki kemampuan untuk mengendalikan api, yang berarti, sebagian besar energimu berasal dari api. Namun, disamping itu kau memiliki kemampuan lain, yaitu berpedang. Dengan menggabungkan dua keahlian tadi mungkin kau bisa mempelajari teknik God From Sword." Hidrus mengambil cangkir tehnya.
"God From Sword?" Jack sedikit menoleh kearah Hidrus.
"Ya, sesuai namanya. God From Sword atau dikenal sebagai GFS adalah kemampuan seseorang untuk memberi perintah pada pedang miliknya, perintah apapun yang tuannya berikan, pedang seorang GFS akan selalu menuruti perintah tersebut."
"Sebagai contoh, seorang GFS memberi perintah pedangnya untuk terbang dan menebas yang dimana pedang tersebut dikendalikan melalui pandangan mata sipengguna pedang, maka. Pedang tadi akan mengikuti pergerakan yang diarahkan oleh tuannya. Ya.. meski itu hanyalah langkah awal seorang GFS." Jelas Hidrus, ia masih menikmati tehnya.
"Langkah awal?! Bukankah memberikan perintah pada benda mati untuk bergerak sesuai keinginan kita itu adalah sesuatu yang tidak mungkin dapat dilakukan?" Jack terlihat terkejut setelah mendengar penjelasan Hidrus.
"Tidak ada hal yang tidak dapat dilakukan dalam hidup, kalimat itu berarti semua hal yang ada diseluruh bagian kehidupan ini tidak ada yang namanya tidak mungkin, hal tadi memang terdengar aneh ataupun bisa disebut kemampuan dewa, tapi. Semua hal yang ada dipikiran seseorang bukanlah suatu hal yang tidak mungkin selama orang itu berusaha." Hidrus meletakan cangkir tehnya dan menatap langit.
"Aku yang merupakan seorang malaikat tidaklah sempurna, sudah tak terpikir lamanya saat sebuah fenomena yang tidak masuk akal terjadi. Dan, waktu itu.. akulah satu-satunya mahluk yang dapat selamat dari fenomena tadi. Tidak dapat dipungkiri bahwa aku membantu kalian sebagai mahluk bumi itu tidak memiliki maksud." Hidrus teringat hal aneh dalam pikirannya.
"Kalau begitu, apa maksud yang kau katakan tadi?" Jack bertanya dengan wajah serius.
"Menghentikan ke-kehancuran bumi." Wajah Hidrus terlihat seperti menyembunyikan sesuatu.
"Kehancuran bumi?!" Jack sangat terkejut karena kata kehancuran bumi tadi keluar dari mulut seorang malaikat.
"Aku sengaja melatihmu secara langsung agar yang lain tidak bisa datang kesini dan mendengarkan percakapan kita, sebenarnya. Niatku bukanlah melatih kalian agar bertambah kuat, melaikan membimbing agar kalian tidak mengambil langkah yang akan membuat dunia jatuh kedalam kehancuran yang tidak dapat dihindari." Ucap Hidrus.
"Jika kau ingin membimbing kami agar kehancuran yang kau bilang tidak terjadi, kenapa harus kami? Apa hubungannya dengan aku, Hazin, Minaki, ataupun Latina? Dan juga, jika kau benar-benar tahu cara agar kehancuran tidak terjadi, kenapa tadi kau bilang tidak dapat dihindari?" Jack terus bertanya.
"Dengar, aku hanyalah malaikat kecil dibandingkan dengan malaikat lain apalagi para dewa. Aku tidak tahu apakah tindakan yang aku lakukan ini dapat mengubah masa depan yang sudah terlihat dan ditetapkan olehnya, jadi. Aku pikir kalianlah yang mungkin dapat merubah masa depan yang buruk itu." Jawab Hidrus, wajahnya terlihat sedikit putus asa.
"Aku sendiri sudah tahu apa yang akan terjadi besok, atapun tahun yang akan datang, meskipun itu hanya samar-samar, namun. Aku hanya bisa melihat hal tersebut tanpa dapat melakukan hal yang pasti dapat merubahnya."
"Raja, maupun penakluk dunia tidak dapat melakukan apapun, tapi berbeda dengan kalian. Tindakan apa yang akan kalian ambil kedepan akan membuat masa depan berubah, hanya kalian lah yang dapat melakukannya, aku tidak tahu bagaimana bisa seperti itu. Tapi, jika kau bertanya mengapa kehancuran bumi itu akan terjadi, aku hanya bisa menjawab-.. Varka." Hidrus terdiam setelah menjelaskannya.
"Varka?! Mahluk yang ada ditubuh Hazin!" Jack langsung terkejut.
"Kalian tidak mengerti betapa mengerikanya mahluk yang memiliki gelar sebagai Ancient Beast itu. Jadi, aku membiarkan kalian datang kesini agar kalian dapat mencegah hal mengerikan terjadi, menghentikan raja iblis adalah jalan yang baik sekaligus buruk untuk kalian tempuh." Ucap Hidrus, Jack semakin bingun dengan penjelasan Hidrus.
"Jadi begitu... Kami hanya perlu menghentikan kebangkitan mahluk menyebalkan itu agar kehancuran yang kau katakan tidak terjadi. Mudah sekali, kalau begitu... Mohon latih aku menjadi orang yang dapat mengubah masa depan itu, tuan Hidrus!" Jack bangun dan membungkukan badannya didepan Hidrus.
"Hem... Ya, aku pasti akan membuatmu menjadi salah satu orang itu." Hidus tersenyum.
"Emm.. tapi ngomong-ngomong, bagaimana caranya aku menjadi sosok keren yang bernama God From Sword tadi? Hehe.." Jack sedikit tertawa.
Bukk!
Hidrus terjatuh karena kaget mengetahui Jack sama sekali tidak mengerti apa yang ia jelaskan dari awal.