Babak Kedua Turnament Gya
"Selamat datang kembali pemirsa yang setia, ini adalah hari kedua dari Turnament Gya..!! Dan-dan-DAN..!! Itu berarti kira telah memasuki BABAK KEDUA..!!" Para penonton berorak gembira.
"Kita telah mendapatkan para peserta turnamen yang telah lolos ke babak ini, mereka ADALAH...!!"
Wart Dough...
Minaki Ista...
DAN..!! Hazin Triton...!!
"Sementara itu, peserta yang telah dianggap memiliki kemampuan diatas rata-rata dan dengan langsung telah masuk ke babak kedua mereka ADALAH..!!"
Jack? YA! HANYA JACK!!
Kairo Bakuta!
Ryan Alexis!
Will Harber!
Luke Marco!
Kristof Sebastian!
Julyan Sidney!
Spincer Guansio!
Diaz Bill!
Dan... Ricard Van Onur!!
"Di babak kedua ini, mereka akan bertarung dan memperebutkan posisi untuk masuk ke babak BERIKUTNYA!! Apakah anda sudah tidak sabar? PASTI TIDAK SABAR!! Kalau begitu kita langsung panggilkan peserta pertama di babak kedua ini, dia adalah ras manusia dari negeri barat, ia adalah... Riyan Alexis..! Dan lawannya ras Fadelta, Luke Marco!!" kedua peserta memasuki area pertandingan.
"Kapan giliranmu cacing tanah?" Latina melirik kearah Kairo.
"Aku tidak tau nyonya, setiap nama peserta diacak jadi aku sendiri tidak bisa mengetahui kapan aku bertarung dan siapa lawanku." Jelas Kairo.
"Hah? Jadi bagaimana caramu agar bisa bertarung dengan si es batu itu?" Gerutu Latina. "Es batu?! Maksud anda tuan Hazin?" Kairo melirik kearah kursi Hazin.
"Memangnya siapa lagi."
Waktu berjalan cukup cepat, dua pertandingan telah selesai.
"Pemirsa sekalian, kita telah menyaksikan pertandingan yang begitu LUAR BIASA.!! di pertarungan berikutnya, kita akan menghadirkan peserta yang akan mengguncang arena INI...!! Siapa-siapa-SIAPA MEREKA..!! Mereka berdua adalah JACK DAN KAIRO BAKUTA...!!!"
"Apa?! Hey! Bagaimana ini Kairo? Aku tidak mau tau kau harus menang melawan landak merah itu, bagaimana caramu melakukannya aku tidak peduli. Huff... Kenapa harus pengawalnya?" Latina menggerutu setelah mendengar komentator mengumumkan peserta berikutnya.
"Serahkan saja padaku nyonya."
"Pertarungan DIMULAI...!!"
"Kau yang kemarin itu?!" Jack kaget melihat Kairo keluar sebagai lawannya.
"Tentu saja, aku kan sudah bilang bahwa kita akan bertarung. Tapi, sebagai pengawal pribadi putri tertinggi bangsa manusia, aku takan mengalah padamu Jack!" Kairo memasang kuda kudanya.
"Percaya diri yang bagus!" Jack mengeluarkan pedang besar kesayangan nya dan memasang kuda kuda.
"North Ice Spike!!"
Kairo langsung menyerang Jack dengan kekuatan es nya, Jack menagkisnya dengan pedang.
"Apakah hanya itu kemampuanmu?!" Tanya Jack sambil berlari mendekati Kairo.
"Pertayaan yang bagus."
"Kori no Kuni!"
Seluruh lantai arena berubah menjadi es.
"Wo-wo-wow..!! Untuk apa kau menggunakan trik kecil seperti ini?!" Jack berhenti dan menstabilkan badannya.
"Apakah kau akan bertanya kenapa musuh melawan mu?" Kairo terus mengeluarkan bongkahan es.
"Sial, aku benci dingin." Gumam Jack sambil terus mengindar.
"Ah sial!"
Bukk
Jack terjatuh karna lantai es itu terlalu licin untuk berlari.
"Bagus Kairo! Kalahkan dia sekarang!" Teriak Latina dari kursinya.
"Aku takan menyakitimu Jack, tapi aku tak jamin kau akan bisa menahan rasa dinginnya" Kairo mencoba jurus andalan nya.
"Frezze!"
Trek-tek...
Seketika Jack membeku dan berubah menjadi bongkahan es.
"LUAR BIASA..!! Jack dibekukan dengan MUDAHNYA..!! Dan lagi dingin yang dihasilkan terasa sampai TUBUHKU..!!" Komentator menggigil karna setelah Kairo menggunakan tekniknya, area sekitar arena menjadi salju.
"Bagus Kairo! Kau memang pengawal terhebat!" Latina berdiri dan bersorak.
Shesh...
Kairo menoleh ke arah jack, bongkahan es tempat Jack dibekukan mulai meleleh.
"Bagaimana bisa itu meleleh?!" setelah mencoba mendekati Jack, Kairo loncat menjauh. Tubuh Jack Bagaikan air yang menggolak, ia sudah dapat bergerak lagi.
"Sial.. aku bilang, AKU BENCI DINGIN!!" Tubuh Jack berapi-api. Lantai yang tadinya beku itu mulai mencair dan kembali seperti semula.
"Kali ini kau yang akan kubakar, hehehe.." Jack senyum licik.
"JACK KEMBALI PERMIRSA..!!"
Drash..
TRANG!!
"Kemari kau penguin!" Jack terus melancarkan pedang besarnya kearah Kairo.
"Kau memberiku ide yang bagus!" Kairo tersenyum. "Aku tak peduli dengan ide bodohmu, akan kubakar kau hidup hidup!" Jack terus menyerang, dan tidak sengaja ia menginjak genangan air.
Crash..
"Coba saja!" Kairo melompat keatas jack dan membekukan kakinya yang menginjak genangan air tadi.
"Sial! Tak bisa ku lepas!" Jack berusaha melepaskan kakinya yang terjebak. Namun, itu tidak berhasil.
"Percuma kau gunakan pedangmu, es itu lebih kuat dari yang sebelumnya." Setelah melompat, Kairo menggunakan Freeze lagi. Namun, tidak pada tubuh jack, ia menggunakannya pada air yang mengapung.
"Coba bakar ini!" Bongkahan es itu berada tepat diatas Jack berdiri.
"Dragon Fire!"
Jack melelehkan bongkahan es itu, air dari lelehan nya membanjur tubuh Jack.
"Terima kasih Jack, Freeze!"
Tubuh Jack kembali menjadi es lagi. Namun, kali ini es itu lebih keras dari batu kristal biasa, hanya bagian kepala Jack saja yang tidak beku.
"Sialan kau! Kenapa ini tidak da-pat, meleleh?!" Jack terus memanaskan tubuhnya.
"Maafkan aku, tapi itu tidak bisa kau lelehkah dengan mudah. Sebelumnya aku membekukanmu hanya menggunakan salju yang kuciptakan saja, namun kali ini aku menggunakan air untuk membuat es yang lebih kuat. Oh ya, aku hanya ingin berkata, api akan padam jika terkena air. Namun air, air belum tentu bisa hilang jika terkena api." Kairo terus menghampiri Jack.
"Sial.. ayolah meleleh es bodoh!!" Jack terus berusaha mengeluarkan api ditangannya yang membeku.
"Maaf, tapi kau tidak bisa maju ke babak berikutnya"
DUAK!!
Kairo menendang Jack keluar dari arena.
"Aku akan MEMBALASNYA...!!" Teriak Jack.
"JACK KELUAR ARENA...!! Kairo Bakuta PE-ME-NANG-NYA...!!!" Seluruh penonton bersorak.
"Bagus! Kau melakukannya! Aku akan mengganti sebutanmu mulai kali ini, cacing kutub aku rasa cocok" ucap Latina.
"Ya.. aku hanya dapat menerima itu daripada ditendang ke kutub" Kairo senang campur sedih.
"Huff.. Jack itu, dia selalu bilang bodoh, Padahal dia yang bodoh benar kan Hazin?" Tanya Viole cemberut.
"Ya, dia memang bodoh."
"KAIRO BAKUTA MASUK KE BABAK SELANJUTNYA..!!"
Dari babak kedua Turnament Gya, para peserta yang lolos adalah..
Wart Dough,
Minaki Ista,
Hazin Triton,
Kairo Bakuta,
Kristof Sebastian,
Dan Ricard Van Onur.
Pesta Malam Kedua
"Kau hebat Hazin, kau telah lolos ke babak berikutnya! Ditambah lagi kau sangat keren disaat menggunakan teknik Kasan Ki. Ibu jadi ingin memelukmu, sini Hazin!!" Viole mengejarnya.
"Tidak mau! Jangan begitu ibu, ahk.. lepaskan!" Hazin dipeluk ibunya dan berusaha melepaskan diri. "Kenapa Hazin?! Orang lain suka dipeluk oleh wanita! Apalagi jika wanita itu ratu cantik seperti ibu!" Viole terus memeluknya.
"Tidak! Lepaskan!"
"Ahaha.. Aku tidak tau kalau ratu Viole yang menawan ternyata memperlakukan anaknya seperti itu haha.." Latina tertawa manis melihat Viole. Disamping itu, Jack terus menatap Kairo.
"Mmm... Apakah ini saat yang tepat untuk balas dendam? Mm.." Jack terus menatap Kairo dengan wajah jahatnya.
"Tuan Jack? Em.. kau terlihat seram, kenapa kau menatapku terus dengan wajah seperti itu?" Kairo ketakutan karena ia duduk tepat di depan Jack.
"Mmm... BAKAR!! WAKTUNYA BAKAR PENGUIN!! HAHAHA..!!" Jack mengeluarkan api ditangannya dan mengejar Kairo.
"TIDAK..!! Aku bukan penguin!! Ampuni nyawaku tuan Jack!!" Kairo lari ketakutan.
"Diam kau penguin kecil! Kau salah karna telah membekukan api abadi, ahaha..!!" Jack terus mengejarnya.
"Tidak-tidak-TIDAK..!! PANAS..!!! BOKONGKU TERBAKAR..!! DIMANA AIR?!".
Burr!
"Huf dinginnya, nyaman sekali, hah..."
Kretek.. kretek
"Kau tidak bisa terbang penguin!" Jack mengepalkan tangannya.
"Ahh.. nyawaku, nyawaku pergi." karrna tidak kuat menahan rasa takutnya, Kairo pinsan.
"Hah? Oi penguin kecil! Apa kau sudah matang?"
"Lepaskan!" Hazin berhasil lepas dari pelukan ibunya. "Ah... Kau satu satunya orang yang bersikap begitu pada ibumu ini Hazin, kau membuat ibu ahk.." Viole senyum senyum.
"Ibu, hentikan." Hazin menjauh.
"Maaf mengganggu waktu keluargamu ratu Viole, apakah aku boleh berbicara dengan Hazin sebentar?" Latina datang menghampiri mereka berdua.
"Ohoho.. tentu saja boleh Latina, ini kan malam. jadi kau boleh berbicara dengannya. Ya, hanya Ber-du-a." Viole berbisik diakhir kata.
"Aku tidak akan melakukan apapun nyonya! sama sekali tidak!" Latina sedikit gelisah malu.
Karena tidak ibgin mendengar godaan Viole lagi, Hazin dan Latina langsung meninggalkan nya. Mereka berdua kaluar dari ruangan itu dan diam di taman kastel.
"Apa yang mau kau bicarakan? kenapa harus pergi ke tempat ini?" Tanya Hazin sambil melihat ke arah langit.
"Aku.. aku ingin bertanya padamu." Latina malu malu.
"Hah? Bertanya?" Hazin menyela.
"Diam dulu dan dengarkan!!" Sentak Latina.
"Oke." Singkat Hazin.
"Huf.. kau ini kenapa bisa begitu." Latina menghela napas sambil ikut menatap lagit.
"Kau tau kan? Suatu hari nanti kau akan menggantikan ayahmu dan menjadi seorang raja. Aku tidak pernah bertanya seperti ini bahkan kepada orangtua ku. Tapi, apa yang akan kau lakukan setelah kau menjadi raja? T-tentu saja aku bertanya hal itu karna sebentar lagi aku akan menjadi ratu di kediamanku." Tanya Latina.
"Aku... Tidak tahu. Jujur saja aku belum pernah terpikirkan akan terjadi hal seperti itu, aku.. aku tidak ingin ayah meninggalkan ku" Latina yang mendengar perkataan Hazin barusan, sedikit tersentuh.
"Maafkan aku!! Aku tidak bermaksud seperti itu, kita cukupi saja sampai disini, hufh!!" Tiba tiba Latina kembali masuk meninggalkan Hazin sambil sedikit cemberut.
"Putri tidak berguna." Hazin berbisik
"DIAM!! Aku masih mendengar mu!" Langkah dan cemberut nya bertambah.