A Power That Only He Can Possess

1510 Words
Babak kedua Turnament Gya, pertarungan Darius melawan gadis setengah kucing terlihat masih berlanjut. Semua penonton hanya diam tidak bersuara, itu karena asap milik Minaki Ista masih menutupi arena pertarungan. "Gawat, aku tak bisa melacak arah datangnya jarum-jarum itu. Tidak bisa, aku sudah tak kuat menahan napas ku!" tidak kuat menahan napasnya, ia tak sengaja menghirup asap yang mengisi seluruh arena. Perlahan Darius kehilangan kesadarannya, wujud Ikari Yasei miliknya tak dapat ia pertahankan. Trak.. "Sial.." Mata Darius sudah mulai kehilangan kefokusan nya. Ia terus melangkah dan tidak di sadari, dia sudah mencapai ujung dari arenanya. Buk..! Perlahan asap menghilang dan arena mulai terlihat oleh penonton. "Ha..!! Da-DARIUS KELUAR DARI ARENA..!!!" Teriak sang komentator dilanjut dengan sorakan para penonton kaget. "Pemenangnya nyonya... MINAKI ISTA...!!" Jelas komentator. "Hah?! Apa yang terjadi?" Latina heran setelah melihat Darius berada diluar arena. "Aku pikir Darius kuat untuk menghilangkan asapnya, ternyata anggapanku salah." Ucap Kairo setelah mengambil napas. "Wahh...dia cukup pintar ya Hazin, bagaimana menurut mu?" Tanya Viole. "Itu hanya kebetulan, jika Darius mendengarkan apa yang lawannya katakan, ia mungkin tidak akan menginjak jebakan itu." Jelas Hazin. "Oh... Jadi seperti itu menurutmu Hazin." Viole menatap wajah Minaki. Seperti babak sebelumnya, pertarungan antara Darius melawan Minaki berlangsung cukup cepat. Minaki Ista, gadis yang terlihat lembut itu langsung lolos ke babak selanjutnya. "Baiklah para pemirsa sekalian, karna udara disekitar arena berbahaya. Sampai tim pembersih menyelesaikan tugasnya, kita akan istirahat terlebih dahulu dan menikmati MAKANAN NAN LEZAT DISANA..!!" Sang komentator menunjuk keluar daerah turnamen. Disana, telah disediakan makanan dari berbagai daerah. Ratu Viole, pangeran Hazin dan Jack pergi menuju ke kumpulan makanan itu sambil terus dijaga para pengawal, begitu juga dengan Latina, ia mencoba berbagai macam makanan yang ada. "Wah.. semuanya terlihat begitu enak!" Jack berbinar-binar saat melihat banyak makanan di depannya. "Hazin, sini ibu suapi." Viole menyodorkan makanan kearah Hazin. Tapi, Ia justru bersiul sambil berpura-pura tidak tau lalu pergi menjauh dari Viole. "Hazin..! Ini benar benar enak, kau harus mencobanya." Viole terus mengejar Hazin. "Jika ibu ingin aku memakannya, singkirkan dulu makanan itu dari tanganmu!" Hazin menutup mulutnya sambil terus berlari. "Haduh.. mereka seperti anak kecil saja." Jack sedikit tersenyum melihat tingkah laku ratu Viole dan Hazin. "Hai..!!" Seseorang menepuk pundak Jack sedikit keras. "Hah..? Siapa kau, jangan sok kenal" Jack menoleh ke arah orang yang menepuk pundak nya dari belakang tadi, ternyata itu adalah pengawal pribadi putri tertinggi Latina The Down. "Namaku adalah Kairo Bakuta, pengawal pribadinya putri Latina The Down. Kau pengawalnya pangeran Hazin kan? Salam kenal." Kairo menyodorkan tangannya. "Namaku Jack." Jack berjabat tangan bersamanya, "Jack? Hanya Jack? Apa kau tak memiliki nama panjang?" Tanya Kairo heran. "Hey.. jangan mengejekku yah! Namaku lebih keren daripada namamu." Jack mengepalkan tangan nya karna kesal. "Ahaha.. aku tidak bermaksud sepeti itu, kita akan bertarung sengit di pertarungan yang akan datang." Ucap Kairo, ia melambaikan tangannya sambil pergi. "Hah... Kenapa si bodoh itu bisa tau aku mengikuti turnamen nya?" Pesta makan tidak berlangsung begitu lama, para pengunjung mulai memasuki bangku bangku di arena. "Bagaimana? Apakah anda semua sudah puas dengan MAKANANYA..?! Jika sudah, mari kita lanjutkan.. TURNAMENTNYA..!!" "Hey Kairo, kemana perginya Hazin? Dia tidak ada dibangkunya." Ucap Latina setelah melihat kearah tempat duduk Hazin sebelum nya. ternyata, Hazin tidak terlihat di samping Viole. "Oke-oke-OKE..!! dari awal dimulainya turnamen, kita sudah mendapatkan dua peserta yang telah lolos ke babak berikutnya. Namun tentu saja, kita akan menyaksikan pertarungan selanjutnya. Peserta yang satu ini sedikit misterius, nama keluarga yang memiliki kesan horor disetiap kepala orang. Langsung saja kita sambut.. YADAKU ZUMA..!!" Peserta tersebut langsung keluar dari sisi arena. "Yadaku adalah seorang Fadelta yang tinggal di negeri timur, namun tentu saja dia merupakan anak bangsawan dari keluarga ZUMA..!!" komentator berbicara dengan gaya anehnya. "Namun-namun-NAMUN..!! Lawannya bukanlah peserta biasa, ia merupakan anak dari raja terkuat di negeri ini. DI BENUA INI..!! Dia adalah... HAZIN TRITON.!!" Setelah mendengar namanya dipanggil, Hazin keluar dari arah berlawanan datangnya Yadaku. "Semangat anakku..!! Jangan mau kalah darinya! Tunjukan kemampuanmu!" Teriak Viole menyemangati putra kesayangan nya. Latina sontak bangun dari bangku nya, "Apa?! Hazin mengikuti turnamenya? Bagaimana bisa?!" ia tampak terkejut. "Tentu saja bisa nyonya, di turnamen ini. Tak hanya keluarga bangsawan saja yang dapat mengikuti pertandingannya, keluarga kerajaan juga bisa ikut berantisipasi, apa kau lupa nyonya?." Jelas Kairo. "Tapi keluarga Zuma, keluarga itu berbahaya untuknya." Ucap Latina membantah, ia kembali duduk. "Langsung saja kita mulai PETARUNGANNYA..!!" Hazin dan Yadaku sama- sama diam, mereka berdua tak ingin salah melangkah. "Sepertinya Hazin dan Yadaku saling mengukur diri.. mereka masih belum BEGERAK..!!" "Suatu kehormatan bisa bertarung dengan mu pangeran Hazin. Tapi maaf, kemenangan pasti kuraih." Ucap Yadaku sambil sedikit menundukan badannya. "Begitukah menurutmu?" Hazin masih tidak bergerak. "Ha..!! HAA..!!" Yadaku langsung menggunakan wujud Ikari Yasei dan langsung terbang kearah Hazin, sang putra raja yang melihatnya datang langsung memasang kuda-kudanya. "Apa?! Kenapa dia tidak berubah wujud?" Latina sedikit terkejut. DUAK.!! Hazin menahan tendangan dari Yadaku. "Terima ini!" Hazin balik menyerang kaki yang Yadaku gunakan untuk berpijak. Namun, Yadaku berhasil menarik kakinya yang ditangkis dan lompat mundur. "Tanganmu tak selembek yang kukira." Yadaku melompat maju kehadapan Hazin lagi dan menggunakan kedua tangannya untuk menyerang, Hazin terus berusaha menangkis dan menghindar. Tapi, banyak pukulan yang ia terima. BLAR!! Yadaku menggunakan aliran energinya terus menerus. "Kenapa kau hanya bertahan Tuan? Kau akan mati jika terus menerima serangan ku." Yadaku tanpa ampunnya menyerang Hazin, arena menjadi berdebu karna Yadaku terus menggunakan aliran energinya. "Hazin.. bertahanlah." Gumam Viole dalam hatinya. "Pangeran Hazin sepertinya terus menerima serangan dari YADAKU..!! Tak ada waktu lagi, ia mulai terdesak ke ujung wilayah ARENA!!" Ucap Komentator. Tidak seperti peserta lain, para penonton tak terlihat atusias melihat pertarungan Hazin. "Jangan terus seperti-.." DUAK.!! Satu pukulan telak mengenai Yadaku. "Suatu pukulan TELAK..!! Yadaku terhempas ke ujung ARENA!!" "Aku akan terus seperti itu jika kau lawanku." Hazin mulai terlihat setelah debu debu dalam arena mulai menghilang. "Ukhuk uhuk! B-bagaimana kau bisa menyerang selagi kau bertahan?!" Yadaku menahan rasa sakit diperutnya. "Banyak yang aku pelajari sebelum mengikuti turnamen ini. Guruku selalu bilang, jangan terlalu fokus untuk menyerang dan jangan gunakan pola yang mudah dibaca oleh lawan. Setidaknya, aku selalu mengingat kalimatnya itu." Hazin sedikit melangkah maju. Di bangkunya, Latina tersenyum. "Kupikir dia itu bodoh, namun tak kukira dia akan memanfaatkan situasi terdesak tadi untuk melancarkan serangan telak." "Mana mungkin pangeran akan kalah semudah itu. Dan juga, kenapa nyonya tersenyum?" Kairo menutup mulut karna hampir tertawa. "Apa?! Aku tidak tersenyum, aku hanya terkejut saja." Latina malu-malu. "Serangan tadi sama sekali tak terasa!" Dengan gagah Yadaku mulai kembali menyerang Hazin, lawan di depan nya hanya terus menahan serangan Yadaku. "Oh ya? Tapi sepertinya kau merasa kesakitan." Hazin sedikit tersenyum selagi sibuk menahan pukulan dan tendangan. "Itu memang tidak terasa SEDIKIT PUN!!" Yadaku melancarkan tinju yang begitu keras. DUAK!! Hazin menahan pukulan tadi dengan kedua tangannya. Namun, dia terhempas sedikit jauh, Yadaku mengejarnya dengan cepat dan melancarkan tendangan satu kaki ke arah Hazin. "Sudah BERAKHIR..!!" Dan secara tiba-tiba, Hazin menghilang dari hadapan Yadaku. "Apa.!!" Ia kaget karena Hazin menghilang begitu cepat. BLAR..!! Hazin menyerang dari belakang dengan aliran energinya. "Kau berbohong karna berkata itu tidak sakit." Hazin kembali setelah menghilang sesaat. "Teknik apa yang kau gunakan itu?!" Tanya Yadaku sambil berbalik badan. "Kukira kau sudah tau, itu disebut Vanishing." "Vanishing? Hebat juga dia bisa menggunakan teknik itu." Latina kagum melihat Hazin. "Memangnya kenapa? Bukankah para Fadelta dapat melakukan itu? Dan juga, sepertinya semua orang memang sudah tahu teknik itu." Kairo menoleh ke Latina. "Memang begitu, bahkan tak hanya seorang Fadelta saja yang bisa menggunakan itu. Semua ras bisa melakuiannya, Kau benar. Namun, itu tidaklah mudah, aku sendiri masih belum bisa secepat dia." Jelas Latina. "Ha.. HAA...!!!" Energi dengan jumlah banyak terkumpul di badan Yadaku. "Aku akan segera menyelesaikan ini!!" Yadaku mengeluarka energi yang berbeda, kali ini matanya berubah warna menjadi kuning. Aura disekitar badannya juga berubah dan terus membesar. "Gawat! Aku tidak tau apa yang sedang ia lakukan. Namun sepertinya aku dalam bahaya." Ucap Hazin dalam hatinya. "Benar benar enegi yang LUAR BIASA..!! Yadaku mengumpulkan energi sebanyak itu untuk mengalahkan tuan HAZIN..!!" "Hazin hati-hati, dia tidak akan bermain lagi. Kau harus segera bersiap!!" Teriak Viole dari bangkunya. "Apa yang coba ia lakukan?!" Hazin masih terus mengamati Yadaku. "Bakar dia sampai habis..." "MUGEN NO BAKUHATSU..!!!" "APA?!" Hazin terkejut. Nging.. BLAR!!! Terjadi ledakan yang begitu besar di arena. "Wow...WOW...!!! Benar benar ledakan yang luar BIASA..!!" Semua orang terkejut melihatnya. "Hazin!" Viole berdiri sambil teriak karena takut Hazin tak mampu menahan serangan Yadaku. "Itu... Cukup besar." Latina terkejut, dia tidak mampu banyak berkata. "Itu cukup besar untuk menghancurkan kota kecil nyonya" Kairo merasa susah untuk menahan guncangan angin ledakan itu. "Tapi... ini sedikit aneh, kenapa dia bisa memiliki daya hancur yang besar saat ia mengaktifkan wujud kedua nya?" Gumam Kairo. "Ledakan tak terbatas, itu kan Kairo?" Latina masih melamun. "Benar juga, aku baru sadar!" Kairo kaget. "HEY.. pangeran bisa celaka karena itu, cepat hentikan!" Latina berteriak kepada sang komentator. "Maaf, tapi kita tidak bisa melakukan itu nyonya Latina!" Sang komentator juga sibuk menahan terpaan angin. "APA!!" Sentak Latina terkejut. "Kasan Ki Times Ten!" Dari balik gelombang energi yang menghantam arena. Secara misterius, terlihat segumpal warna hitam diantara warna kuning yang mengisi seluruh arena.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD