High Pride

2564 Words
Al-Sarem Kingdom, ibukota kerajaan Hari dimana Hazin berencana kembali pergi untuk mencari Death Stone lainnya, ia tiba-tiba dihadapkan oleh suatu bencana yang menimpa kerajaan Al-Sarem. Ibukota kerajaan itu benar-benar hancur, tidak sedikit yang kehilangan nyawa mereka dalam peristiwa itu. Lalu saat kembali dan mencari sebab kejadian itu, Hazin beserta teman-teman nya bertemu dengan orang yang mengenakan semacam baju jirah yang terbuat dari lapisan kayu keras, ialah orang yang mengenakan tudung di kota bawah tanah sebelum nya, ia sendiri menyebut dirinya sebagai, Kuroi Akuma, enam jendral iblis. Latina dan Minaki terkejut setelah mengetahui bahwa orang dihadapannya itu benar-benar anggota Kuroi Akuma, Jack hanya merasa kesal sambil terus menatap orang itu. Hazin hanya menatap orang itu dengan tatapan dingin. Pelmond kembali berdiri tegak, "Ada apa? Apa kalian semua takut?" Tanya Pelmond. Minaki adalah satu-satunya teman Hazin yang terlihat begitu cemas, "Pelmond, dia benar-benar Pelmond? Gawat! Ini sangat gawat, melawannya ditempat seperti ini. Semua orang, orang-orang disini pasti akan ikut menjadi korbannya!" Gumam Minaki, ia mulai berkeringat. Pelmond mengangkat lengan kirinya, "Tidak usah khawatir, jika kalian tidak melawan, aku bisa mencabut nyawa kalian tanpa adanya rasa sakit sedikitpun. Tapi, jika kalian berani melawanku seperti sebelumnya, jangan salahkan aku jika kalian akan menderita bahkan sampai kalian menjadi arwah disana." Ia tersenyum Jahat. Latina dan yang lainnya masih diam tidak bergerak, "Nah.. bagaimana? Bukan penawaran yang buruk bukan? Akar ini memiliki racun yang dapat membunuh siapapun yang terkena. Ingat, tanpa rasa sakit." Akar yang berubah bentuk menjadi runcing terus mendekati Hazin dan teman-temannya. "Aku sangat beruntung. Bisa mendapatkan tiga Death Stone sekaligus, bukankah ini sangat mudah? Si berengsek Vondest itu, dia terlalu percaya diri. Mengirim anaknya yang terlihat seperti keroco ini untuk mendapatkan Death Stone? Mahluk yang satu itu benar-benar membuatku muak." Pelmond terus menggerakan akarnya secara perlahan. Latina terkejut saat mengetahui bahwa ia mengenal raja Vondest, "Apa?! Dia mengetahui tuan Vondest? Tapi, bagaimana bisa?" Gumamnya. "Matilah untuk raja iblis yang agung." Akar runcing dengan racun langsung bergerak dengan cepat mengarah kearah mereka berempat. BLARR!! Hazin menggunakan Naguru sekali lagi untuk menghentikan akar itu, tangannya masih terangkat dan juga masih sedikit mengeluarkan percikan petir, ia menatap Pelmond dengan wajah serius, "Raja iblis yang agung katamu? Mengirim orang bodoh sepertimu untuk menghentikanku, apakah bisa orang seperti itu disebut agung? Jangan bercanda, siapa yang seharusnya dipanggil berengsek?" Latina kaget dan menatap wajah Hazin yang terlihat serius, ia baru sadar. Ternyata, ada sesuatu dari Pelmond yang dapat menghentikan gerakan mereka, "Hazin... Kau." Gumamnya. Wajahnya berubah derastis, "Dengar ya, Kuroi Akuma! Sekali lagi kau bilang kami keroco, aku akan langsung memotong lidahmu!" Latina mengeluarkan pedang Masamune ditangan kirinya. Tiba-tiba datang seseorang dari belakang Jack, "Kalian?! Apa yang kalian lakukan disini?" Tanya orang itu, Minaki menoleh. "Kau! Zaheed Patoar!" Orang yang datang itu ternyata kepala keamanan kerajaan Al-Sarem. "Hei kurang ajar, berani juga kau datang kesini. Urusan kita belum selesai kau tahu?" Ucap Latina ia memasang wajah kesal. Zaheed berjalan dan diam didepan mereka, "Kita selesaikan masalah kita setelah urusan ini selesai, Kuroi Akuma. Maaf tadi aku sedikit menguping pembicaraan kalian, membiarkan salah satu anggota itu disini, aku tidak bisa membiarkannya!" Tubuh Zaheed membesar. "PELMOND!! Itu namamu kan? Aku Zaheed Pantoar akan menjadi lawanmu, lawanlah aku dengan seluruh kekuatanmu, kalian semua! Hazin, Latina, Jack, dan juga Minaki. Kalian tidak boleh mengganggu pertarungan ini, biarkan aku yang menanganinya. Tapi, jika aku sampai kalah disini, aku mohon, tolong amankan seluruh penduduk Al-Sarem." Ucap Zaheed. Latina tersenyum, "Merepotkan saja, jangan salahkan aku jika kau mati disini." Ucap Latina. Zaheed ikut tersenyum sambil sedikit meliriknya, "Aku memang sudah siap akan hal itu." "Baiklah, aku ubah rencanaku, sepertinya sedikit bersenang-senang tidak apa. Kalau begitu, aku akan mengambil nyamamu terlebih dahulu, Zaheed." Balas Pelmond, ia tersenyum jahat sambil menatap Zaheed. Pelmond memperbanyak akar miliknya, jalan dan juga rumah-rumah yang berada di belakangnya hancur karena akar itu keluar dari tanah dengan cepat. Sedangkan, Pelmond mengangkat kedua tangannya dan membentuk huruf 'V' sambil tersenyum, "Aku salut dengan kegigihanmu, setelah terkena serangan seperti itu, kau masih saja memiliki niat untuk mengalahkanku. Ya, aku suka yang seperti ini!" Jack melihat bagian belakang tubuh Zaheed, terdapat luka tusukan yang cukup besar, "Luka itu, bagaimana dia masih terlihat sehat tadi?" Ia terkejut. Lalu, Jack mengingat kembali saat ia berada dikota bawah tanah, "Luka yang kudapatkan waktu itu, itu tidak sebanding dengan luka paman ini. Walaupun sebelumnya aku sempat ingin mencacimakinya, tapi... Tapi sekarang." Jack mengepalkan tangannya. "Hanya terkena gigitan dari mahluk kecil saja aku sudah hampir menyerah, dan juga... Hampir terbunuh sia-sia." Jack terus bergumam. Kaki, tangan dan leher Zaheed mengeluarkan urat. Badannya terus mengeras dan sedikit membesar, "Aku tidak akan melakukan kesalahan yang sama, mau kau itu mahluk terkuat atau dewa sekalipun, aku akan tetap melindungi rakyat Al-Sarem!" Zaheed mengeluarkan pedang dari pinggulnya. Namun tidak seperti saat melawan Latina, pedang miliknya membesar dan menyesuaikan dengan ukuran tubuhnya. Ia sedikit menoleh, "Hazin Triton! Sebelumnya, aku ingin mengucapkan minta maaf padamu, tidak... Bukan, aku ingin meminta maaf padamu, pangeran tertingi Fadelta." Hazin sedikit terkejut dengan apa yang dikatakan Zaheed tadi. Itu karena, tidak banyak orang yang bisa menganggap nya sebagai pangeran tertinggi. "Sikapku sebelumnya sangat tidak sopan, aku bahkan sempat tidak menganggapmu ada, namum setelah melihat kedatanganmu kesini, hal inilah yang membuatku semakin menganggapmu hanya orang yang membawa masalah." Aura kuning keluar dari tubuh Zaheed, "Tapi! Setelah melihat kau datang kembali setelah kau pergi, kau datang kedalam situasi ini. Aku sadar, kau justru ingin menyelamatkan Al-Sarem kan? Kau ingin menyelamatkan semua orang! Maka dari itu. Tolong, maafkan perbuatan lancangku." Zaheed kembali menatap Pelmond. "Em... Itu tidak benar, mungkin." Gumam Hazin dibelakang Zaheed. "Hump! Lama sekali menunggu agar pikiranmu bisa berfungsi." Balas Latina, ia diam dam mendengarkan semua ucapan Zaheed tadi. "Em... Latina, kau seharusnya tidak mengatakan hal itu kepada orang yang telah mengucapkan kata terakhirnya." Ucap Minaki. Zaheed menyentak Minaki, "Jadi kau mendoakan ku mati?! Hah!" "Sudah cukup basa-basinya, kalian memang sedikit lebih pintar dari macan tutul ini, ia masih saja percaya bisa mengalahkanku. Tapi, kenyataannya kau hanya bisa-.." DASH!! Zaheed melompat dan langsung menebas akar yang Pelmond coba gerakan untuk menusuk Zaheed, "Gerakannya lebih cepat dari sebelumnya, kalau begitu." Gumam Pelmond. Ia mengeluarkan lebih banyak akar yang langsung melesat kearah Zaheed. Tentu saja, Zaheed mencoba untuk menghindar, namun karena terlalu banyak akar yang mengarah padanya, salah satu dari akar itu menusuk bagian perut Zaheed. "Oi..!! Kurang ajar!" Jack mengeluarkan pedangnya sambil berusaha berjalan kearah Zaheed yang tengah tertusuk. Namun, Hazin menghalanginya, "Hentikan, jika sekarang kita membantunya, harga dirinya yang tinggi akan langsung terjatuh. Setidaknya, itu yang ia pegang teguh." Ucap Hazin. Jack langsung melemparkan pedangnya dan langsung menggenggam kerah Hazin lalu mengangkatnya, "k*****t! Apa kau ingin membiarkannya mati begitu saja?! Tadi dia sudah meminta maaf padamu kan? Lalu apa jawabanmu?! Kau justru tidak ingin menolongnya disaat-.." "Hentikan! Aku sudah bilang sebelumnya, kalian tidak perlu membantuku, bahkan jika aku sampai mati disini." Zaheed menebas dan mencabut akar yang menusuk perutnya, "Hazin, dia benar. Aku tidak sudi dibantu saat bertarung! Sampai akhir hayatku. Jika, jika sampai ada orang yang membantu pertarunganku ini, aku lebih baik, MATI!!" Ia kembali melompat kearah Pelmond, "Sand Storm!!" Angin beserta pasir mendorong Pelmond dan mengurangi jarak pandangnya, "Aku sudah bilang sebelumnya, bahwa aku... Tidak akan melakukan kesalahan yang sama!!" Zaheed keluar dari terpaan badai buatannya dan menebas Pelmond. Namun serangannya tidak cukup telak, ia hanya sedikit menggores pipi Pelmond. Zaheed kembali melompat kearah Pelmond setelah mendarat, Pelmond hanya sedikit menyentuh luka di pipinya itu, "Kurang ajar, kau akan membayar mahal kucing hutan!!" Pelmond mengeluarkan akar jauh lebih banyak dari sebelumnya dan langsung mengarah ke Zaheed. "Apa yang terjadi didalam sana?" Tanya Latina, ia memperhatikan pertarungan Zaheed didalam angin yang berputar seperti p****g beliung, Minaki juga ikut memperhatikan lalu menjawab, "Aku... Tidak tahu." Pelmond tersenyum, "Mendapatkan nyawa seorang yang menjadi kepala keamanan kerajaan, aku. Aku akan, menerima nyawamu dengan senang hati!" Ia menggerakan akar yang menerjang Zaheed kearah kanan dan kiri. Setelah itu, Zaheed melihat sebuah akar hitam yang lebih tajam dari yang lainnya sedang bergerak kearah Zaheed yang tengah melompat dengan kecepatan tinggi. Zaheed terkejut setelah melihat akar hitam didepannya, "Sial! Aku tidak memperhitungkan yang satu ini. Dan juga, aku tidak bisa... Menghindar dalam lompatanku kali ini!" Zaheed hanya mampu pasrah setelah mengetahui ia tidak mampu menghindari akar hitam itu. "Mati." Badai pasir buatan Zaheed langsung menghilang seketika, perlahan debu menghilang, Jack memperhatikan dengan teliti, apakah Zaheed berhasil mengalahkannya atau tidak. "Oi pak tua, ayo! Tunjukan padaku bahwa kau masih-..." Hazin, Latina, Minaki dan juga Jack sangat terkejut dengan hasil pertarungan antara Pelmond sang anggota Kuroi Akuma dan Zaheed Pantoar seorang kepala keamanan kerajaan Al-Sarem. Darah menetes dari salah satu akar Pelmond, "Dia... Kalah?" Tanya Minaki, ia melihat tubuh Zaheed yang sudah tertusuk oleh akar hitam milik Pelmond dibagian kening dan dadanya, Latina hanya mampu mengatakan beberapa kata, "kau... Kau bercanda kan? Bagai mana bisa kepala keamanan... Mati?" Zaheed mulai kehilangan kesadarannya, pandangannya sedikit demi sedikit meredup. Sebelum menutup matanya, ia sedikit tersenyum. "Maafkan aku, Al-Sarem. Maafkan aku... Hazin Triton, Latina The Down, Minaki Ista, Jack. Aku telah membuat kalian.... " Zaheed tidak mampu lagi untuk membuka matanya. Lalu kalimat terakhir yang ia ucapkan adalah. "... Merasakan hal ini... Tolong.... Selamatkan.... Al-.... Sarem." Hazin masih memasang wajah dinginnya. Tidak dengan teman-temannya, mereka semua sangat terkejut dan syok saat mengetahui Zaheed meninggal didepan mata mereka. Pelmond masih tersenyum sambil membalikan badannya kearah Hazin, "Saatnya, menyantap kalian." Pelmond menjilat darah Zaheed yang menempel dibibirnya. "Dasar mahluk astral! Teganya kau membunuh dia seperti itu!" Latina menyentak Pelmond, lalu ia menjawab. "Itu adalah bayaran untuk seseorang yang berani melukaiku. Dan juga, seseorang yang berani mempersulit rencana sang raja iblis!" Jack menggeram, pedang yang ia lempar sebelumnya perlahan terangkat dan mengapung. Pedang itu sedikit memancarkan api sambil menghampiri Jack yang tengah menundukan kepalanya, ia mengangkat tangannya lalu menggenggam pedang itu dengan tangan kanannya. "Oi, iblis... Apa kau tidak mengerti arti seorang lelaki? Hah?! Orang itu, dia terus bertarung walau dengan luka seperti itu. Tapi kau, kau justru membunuh lelaki itu tanpa adanya rasa kasihan sedikitpun... Kau... Kau...!!" Jack bergerutu, api yang merupakan aura milik Jack perlahan meluap. Pelmond tidak mengerti dengan apa yang dikatakan Jack barusan, ia hanya menatap Jack dengan ekspresi kebingungan, "Hah..? Apa yang kau maksud? Dari awal kau terus mengecoh yang tidak jelas." Pelmond sebenarnya merasa penasaran serta sedikit takut saat melihat pedang yang melayang kearah Jack tadi. "Itu... Jangan-jangan anak itu memiliki kemampuan yang sama dengan si wanita gila? Tidak, itu tidak mungkin. Jika benar dia adalah anak wanita itu, dia seharusnya sudah menyerangku dengan kekuatan penuhnya, apa.... Anak itu berbeda? Sekilas, aku bisa merasakan energinya, mereka memiliki kesamaan energi. Tapi, aku harus memastikannya terlebih dahulu." Gumam Pelmond sambil terus menatap Jack. "Hei! Bocah berambut merah disana!" Pelmond menunjuk Jack, Latina dan juga Minaki kaget karena ia secara khusus menunjuk Jack, "Siapa namamu? Aku sudah memperkenalkan namaku kepada kalian, dimana letak kesopanan-..." "Diamlah!" Jack menyela Pelmond, wajahnya masih terlihat begitu emosi. Pelmond kembali menarik tangannya, "Jadi, tidak berhasil ya?" Ia bertanya ada dirinya sendiri. Disamping itu, Minaki tidak bisa menggerakan badannya sama sekali, ia masih dalam posisi berdiri menghadap Pelmond. "Hazin, apa yang terjadi? Tubuhku... Tidak bisa kugerakan!" Minaki berusaha untuk bergerak, namun usahanya sia-sia. Hazin sedikit melirik Minaki, "Kau bodoh ya? Serpihan dari akar beracun yang sebelumnya kuhempaskan sedikit menusuk kakimu, awalnya aku berpikiran bahwa racun itu memang bisa membunuh. Tapi tidak, racun itu hanya membuat orang yang terkena tidak bisa bergerak." Balas Hazin dengan wajah santai. Latina langsung memelototinya, "kau pangeran aneh!! Bagaimana jika ucapan iblis itu benar? Minaki bisa saja mati kau tahu?!" Ia melihat wajah Hazin yang masih terlihat dingin "Ah..!! Sial, wajahmu itu menunjukan kau tidak bersalah yang aslinya, itu adalah salahmu!" Sentak Latina. "Apa katamu? Justru berkat diriku, kita jadi mengetahui hal penting tentangnya. Iblis itu, hanya menggertak kita" Hazin menunjuk Pelmod, Latina dan Minaki penasaran dengan apa yang dipikirkan Hazin. Hazin kembali menarik tangannya, "Apa kalian tidak lihat? Racun yang dikatakan mematikan itu sama dengan warna akar yang ia keluarkan untuk menghempas kita. Bisa dibilang, yang membuat kita tak dapat bergerak itu adalah akar besar sebelumnya." Jelas Hazin. Setelah mendengar itu, Latina berpikir. "Memang benar, kita semua terkena dan terhempas oleh akar sebelumnya. Lalu, saat kita berhenti disini, tubuh kita tidak bisa digerakan untuk sesaat, jadi begitu! Bukan ucapannya yang dapat menghentikan pergerakan, melainkan, duri kecil disetiap akar yang menusuk kulit kita!" Gumam Latina. Saat mereka sedang asyik berpikir, Jack mengangkat tangannya lalu mengarahkannya kearah Pelmond. Jack kembali memasuki wujud God From Sword atau GFS, salah satu pedangnya melayang kearah Pelmond dengan kecepatan tinggi. Ia tidak menyangka hal itu akan terjadi, tangan kirinya putus akibat pedang Jack tadi, "Sial! Ternyata... Ternyata anak itu... Ia memang putra dari si wanita gila!" Pelmond langsung melompat untuk sedikit memberi jarak antara ia dan lawanya. Latina, Hazin dan Minaki melihat hal itu terjadi, mereka terkejut. "Wuaha! Bagus! Hazin, kita tidak usah terlalu banyak berpikir, lawan kita memang seorang Kuroi Akuma, salah satu jendral iblis. Namun, kita berjumlah empat orang! Kita bisa menang dengan jumlah!" Latina terlihat bersemangat setelah melihat Jack berhasil memotong tangan Pelmond. Pelmond sedikit menjilat darah hitamnya, "Hei... Ini sakit kau tahu, jangan seenaknya memotong lengan seseorang!" Ia mengeluarkan akarnya lagi, Jack diam dan hanya menerima akar yang datang padanya, ia terhempas cukup jauh. Mata biru Hazin kembali membara, ia melirik Minaki. "Oi kucing cengeng, apa kau bisa bergerak?" Tanya Hazin, Minaki kembali mencoba untuk menggerakan tubuhnya. Tapi, ia masih belum bisa bergerak, "Sepertinya aku masih memerlukan sedikit waktu." Di waktu yang sama, Latina langsung melompat kearah Pelmond sambil menggunakan teknik serangan sebelumnya, Red Gamma. Sebuah gelombang energi bewarna merah darah yang dikelilingi juga oleh energi berwarna hitam yang membentuk spiral disepanjang aliran energi utama, gelombang itu membuat jalanan dan juga rumah yang terkena menjadi hancur. Namun dibalik asap, Latina melihat Pelmond yang berhasil menghindar, ia mengeluarkan akar dari belakang tubuhnya, akar itu mengarah Latina. Namun dengan mudah, Latina membelah akar yang datang padanya dari arah yang selalu berbeda, bekali-kali. Dengan cepat, Hazin melesat kearah Pelmond yang tengah berusaha untuk memulihkan diri, Hazin menggunakan kepalan tangannya untuk meninju Pelmond. Namun, Pelmond menghindari serangan itu, Hazin yang tengah terbang itu terhempas oleh akar yang sudah menunggunya dari bawah. Duakk!! Hazin mendarat dibelakang Latina, ia terus menebas akar yang datang padanya dengan kecepatan yang luar biasa. Pelmond menyaksikan kecepatan Latina dari jauh, "Gadis itu ternyata lebih cepat dari yang kukira. Namun, bagaimana dengan ini?" Pelmond mengeluarkan akar dari tanah yang dipijak Latina, ia melompat dan terbang keatas untuk menghindar. "D-dia memang benar, gerakanku terlalu lambat. Jika seperti ini terus, aku takan bisa menang melawannya." Hazin sedikit kesakitan setelah menabrak tembok keras, hidung dan mulutnya sedikit mengeluarkan darah. Namun, ia tetap berusaha bangkit. "Sial, aku harus menggunakan itu." "Hei Hazin!" Hazin mendengar suara Varka dikupingnya, "Apa kau kesusahan?" Tanya Varka, Hazin mencoel darah dihidungnya lalu berhasil berdiri. "Mana ada kesusahan? Kau tidak lihat, aku masih belum menggunakan wujud keduaku." Balas Hazin. Varka hanya sedikit tertawa setelah mendengarnya, "Bagus, kau harus memiliki semangat seperti itu. Kelak diwaktu yang akan datang, kau ditakdirkan untuk melawan si hitam biadab itu kan? Teruslah bertambah kuat, tuanku." Suara Varka perlahan menghilang. Hazin mengepalkan tangannya, "Ikari Yasei, tahap kedua!" Energi meluap-luap setelah Hazin mengucapkan kalimat tadi, energi yang berwarna kuning terus meluap dari dalam tubuh Hazin. Bersamaan dengan hal itu, Hazin sedikit mengingat ucapan ayah nya, ucapan dari raja tertinggi, Vondest Triton. "Kau pasti akan melampaui ayah, Hazin..." Setelah mengingat kalimat itu, energi Hazin semakin membara. Lalu, dengan wajahnya yang serius, ia berkata, "Ya, aku akan melakukan nya."
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD