Luka Yang Takan Pernah Bisa Di Obati

1526 Words
Hujan membasahi rambut dan pakaian Hazin. Arena terlihat kacau sejak Dough bertingkah aneh, Viole yang berusaha menolong putra nya telah terkena semacam teknik yang membuatnya tidak dapat berdiri. "Hazin.. HAZIN..!!" Suara Varka terdengar dikuping Hazin. "Dengar, aku akan memberimu sedikit tenaga, kau harus gunakan-.." "Diam kau!" Pikiran Hazin dipenuhi oleh suara-suara Viole dimasa lalu. "Yea..! Dia bisa menyebut kata ibu Vondest!! Kau dengar tadi? Dia menyebutkan kata ibu!.." "Ayo.. pelan pelan saja ya, kau akan cepat bisa berjalan jika ibu terus menuntunmu.. " "Awas..! Kau jangan berlari terlalu kencang Hazin, bagaimana jika kau terluka?.." "Ibu akan selalu ada disisimu Hazin.. jangan pernah lupakan itu.." "Apa sekarang kau senang Hazin? Ini seru kan?.." "Dengar ya, jika kau mengganggu Hazin lagi, aku takan diam.." "Ayo sini Hazin..! Ibu dan ayah sudah menyiapkan ini semua untuk mu!" Hazin ingat moment moment tidak terlupakan tentang ibunya. "Ibu.. mati?" Emosi Hazin terasa sangat besar. Kata-kata yang dikeluarkan Dough sebelum nya telah membuat mental Hazin membara, wajahnya terlihat amat kesal. "Jangan bercanda!! Kau.. KAU..!! BERANINYA KAU MENGUCAPKAN HAL SEPERTI ITU TENTANG IBUKU..!!" Energi Hazin meluap-luap. Energi berwarna biru yang membara itu terus mengelilingi tubuh Hazin, "Tarik kembali ucapan mu!" Hazin terus meningkatkan energinya. "Apa?! Hazin masih memiliki energi sebesar itu?!" Latina kaget melihat Hazin yang tengah terbawa emosi di tengah arena. "HA....!!" Dan akhirnya, mata Hazin berubah menjadi biru. begitu juga dengan energi disekitar tubuhnya. "D-dia berhasil, dia berhasil menggunakan wujud.. Ikari Yasei!" Latina kagum. "Jadi, ini yang disebut wujud Ikari Yasei? Aku memang merasakan energi dalam jumlah yang besar mengalir diseluruh tubuhku. Namun, apakah ini cukup untuk mengalahkannya?" Hazin berbicara dalam hatinya. Ia mengangkat kedua tangannya dan merasakan wujud Ikari Yasei. Ia menoleh dan menatap Dough dengan tatapan tajam, "Akan kubuat kau menyesal!" Hazin dengan cepat menendang perut Dough. "Uhuk..!!" Dar..!! "Mau Ikari Yasei atau apapun itu, aku tidak peduli..!" Energi Dough ikut membesar setelah terhempas menabrak Barrrier. "Aku akan tetap membunuhmu..! Shadow Claws!" Sebuah cakar hitam keluar dari tanah. "Kau harus mati, HAZIN..!!" Cakar itu bergerak kearah Hazin dengan cepat. "Sial, ini terlalu cepat!" Bahkan dengan wujud pertama Ikari Yasei milik Hazin, kecepatan cakar itu masih terlalu cepat. CRAT..! Tubuh Hazin terluka. "Hazin di bawah mu!" Latina membantu Hazin dengan cara memberi tahu letak cakar hitam yang selalu keluar dari tanah secara acak. "Naguru!" Hazin bekali-kali menghancurkan cakar hitam dengan kekuatannya. "Aku tidak boleh membuang energi terlalu banyak. Aku harus melakukan-.." CRAT..!! Hazin terkena cakar itu lagi. "Sial..! Aku tidak bisa menghindarinya." Hazin menahan luka di pundaknya, ia teringat kata gurunya Hidrus. "Kecepatan akan kalah melawan kecepatan yang lebih tinggi dari kecepatan itu, yang berarti. Jika kau melawan musuh yang memiliki kecepatan yang tinggi dengan kekuatan, maka kesempatanmu untuk menang hanya sekitar empat puluh persen saja." "Namun, jika kau meningkatkan kecepatanmu dan mengurangi kekuatan. Maka, kesempatan kau menang akan meningkat jika kau berhasil mengungguli kecepatan lawanmu itu." Hazin masih teringat ucapan gurunya. "Bayangkan saja, jika kau ingin masuk kedalam api yang besar. Maka, kau harus menjadi seperti api tersebut. Jika kau masuk kedalam api itu sambil menutupi badanmu dengan air, maka air itu akan mendidih dan membunuhmu. Lain halnya jika kau menyiramnya." "Jika kau bertarung dengan lawan yang memiliki kecepatan yang rendah tapi memiliki kekuatan yang lebih. Maka kau harus melawannya menggunakan kecepatan yang tinggi untuk bisa mengalahkannya. Bayangkan saja seperti api yang kecil, api itu akan padam oleh air yang cukup banyak kan?" "Naguru!!" Blarr..!! "Ah sial! Aku sama sekali tidak mengerti ucapannya waktu itu! Namun, kenapa Hidrus tidak mengatakan untuk mengalahkan api yang besar kita harus membawa air yang banyak juga? Siapa juga yang ingin masuk kedalam api dengan air ditubuhnya?.. yang berarti.. tujuan ucapan Hidrus tersebut adalah.." Hazin terus berpikir sambil menghancurkan dan menghindari serangan Dough. "Aku harus masuk kedalam api itu!! Ya! Aku harus mendekati Dough!" Hazin bergumam dan akhirnya memiliki ide untuk mengalahkan Dough. "Kalau begitu, bagaimana jika aku mendekat!" Hazin terbang kearah Dough dengan cepat. "Kau pintar Hazin!" "Tutup mulut kotor mu!" Cakar tadi menghadangnya, dengan kuat Hazin menghancurkan serangan serangan Dough yang terus berupaya untuk menghalangi Hazin mendekatinya. Setelah Hazin sudah dekat dengan Dough, ia mulai membuka telapak tangannya dan mencoba menggunakan Naguru dari dekat, Namun. JLEB! "HAZIN..!!" Teriak Latina. Bayangan hitam yang menyerupai tombak menusuk badan Hazin. "Sial, aku terlalu fokus untuk me-.. nyerang." Hazin tidak menyangka bahwa bayangan itu bisa berubah bentuk menjadi benda lain. "Haha..! Kau pikir aku itu bodoh?!" Dough tertawa dengam suara anehnya. "Tunggu.. kenapa kekuatanku seperti terserap oleh tombak ini? Aku benar benar tidak kuat lagi." Hazin kembali kehilangan kekuatan nya karena ia sudah banyak sekali mengeluarkan darah dan energi, wujud Ikari Yasei nya pun tidak mampu ia pertahankan. "Huahaha...!! Lucu sekali! Apa kau bangga Hazin? Kau sudah mendapatkan wujud yang tidak bisa kau dapatkan selama ini kan? Kau seharusnya berterima kasih padaku!!" Dough kembali menertawakan Hazin. "KAU BAJINGAN..!!" Latina menyentak. "Oh ya, aku lupa akan kehadiran putri tertinggi bangsa manusia disini. Maafkan aku Latina, setelah aku menyelesaikan tugasku disini, aku akan mengurusmu." Dough melirik kearah Latina. "Hazin!!" Suara Varka kembali terdengar. "Jika kau sampai terbawa emosi, maka tubumu akan diambil alih olehku!" Hazin tidak berkata apapun. "Aku sendiri tidak mampu mengendalikan kekuatanku karena tubuhku tidak bersatu dengan jiwaku!" Emosi Hazin bercampur aduk. Marah, sedih, kecewa. Semuanya sedang Hazin rasakan saat melihat dirinya sendiri tidak dapat melakukan apapun ketika ibunya memerlukan bantuan. "Aku sekarang benar-benar ingin menghajar orang itu yang berarti gawat!" Wajah Varka terlihat serius. "Hah? Serigala bodoh itu terus membuatku jengkel." Wajah Hazin masih terlihat murung. "Kau yang bodoh sialan! Jika sampai aku berhasil menguasai tubuhmu, maka seluruh planet ini akan hancur kau tahu?!" Jelas Varka, "Ini serius Hazin!! Jangan sampai terpancing emosi!" "Tidak, aku tidak peduli dengan itu. Aku hanya ingin menolong orang tuaku, aku tidak peduli dengan orang lain yang telah seenaknya menilai orang. Bahkan, jika aku bisa hidup bahagia dengan kedua orang tuaku. Aku tidak akan berfikir lagi untuk menghancurkan dunia tidak berguna ini. Ya, akan ku hancurkan semuanya." Hazin memutus komunikasinya dengan Varka. "Dengar ya Hazin, setelah aku membunuhmu. Aku akan membunuh kedua orang tuamu, dan juga si berengsek Latina itu." Deg-deg! Hati Hazin terasa seperti ditusuk oleh kata kata dari Dough, ia merasa sangat marah namun sama sekali tidak memiliki kekuatan untuk berkata. "Aku akan melucuti tangan nya, kaki, kepala, dan apapun yang kumau. Namun soal ibumu, setelah kupikir lagi, aku akan menyiksanya terlebih dahulu. Aku ingin melihatnya teriak kesakitan! Aku akan mencabut satu persatu kukunya yang telah berani merobek KULITKU..!!" "Hentikan, hentikan omonganmu itu." Hazin melihat kearah ibunya yang sedang tidak sadarkan diri di dekapan tangan Latina. "Aku tidak sanggup ibu, aku tidak sanggup jika melihatmu mati. Jangan, tolong jangan." Hazin kembali mengingat masa lalunya bersama Viole. "Hazin, kau itu anak satu satunya ibu. Jadi, kau tidak perlu bertanya kenapa ibu menyanyangimu.." "Vondest, Hazin terlihat cantik jika memakai baju kecilku.." "Sini, biar ibu obati lukamu.." Lalu tiba-tiba, masa lalu itu berubah mendari ingatan kelam. "Hazin, ibu akan pergi untuk selama lamanya. saat ibu meninggal, ibu ingin melihatmu tersenyum dengan teman yang akan selalu bersamamu, menemanimu.." "Jangan jadi anak yang cengeng ya, Hazin.." Hazin terbayang wajah ibunya yang meneteskan air mata untuknya disaat ia meninggalkan dunia untuk selamanya. "Tidak, ibu. Jangan tinggalkan aku sendiri, kumohon." didalam kegelapan, ibunya meninggakan genggaman tanggan dan pergi menjauh. "Jangan tinggalkan aku ibu, jangan tinggalkan." Hazin berusaha menggapai tangan kedua orang tuanya. Namun, tangan nya tidak sampai menuju tujuan yang ia ingin gapai. "Dengarkan dulu aku bocah!! Sudah kubilang jangan terpancing oleh b******n itu!! Segelnya, segel sebenarnya akan hancur!!" Salah satu rantai yang mengikat ekor Varka putus. "Akan ku hancurkan KAU..!!!" Tubuh Hazin mulai mengeluarkan asap, matanya perlahan berubah seperti mata milik Varka. Muncul satu buntut di belakang tubuhnya. Taring panjang terlihat dimulutnya, Kukunya memanjang, dan postur tubuhnya sudah mulai menyerupai serigala yang akan merangkak maju. Dough maupun Latina terkena tekanan energi yang luar biasa dasyat, tenakan itu bersumber dari tubuh Hazin. "Apa yang terjadi padanya?!" Latina masih tertekan oleh energi itu, begitu juga dengan orang yang telah meninggalkan arena. "Uhk.. apa ini!! Dadaku terasa sekak!" Jack yang berada cukup jauh dengan arena merasakan tekanan energi yang sangat besar. "Jack! Apa yang terjadi?! Energi macam apa ini?" Kairo juga terlihat kebingungan, ia meremas dadanya yang merasa tertekan oleh energi yang menyebar keseluruh wilayah Triton. "Aku tidak tahu! Tapi, sepertinya ini sangat berbahaya!" Balas Jack, ia tidak dapat berbuat banyak setelah ia merasakan kehadiran energi itu. Namun, disaat Hazin mulai merusak segel lain yang menahan Varka. TRANG..!! Seseorang masuk ke arena dan menghancurkan Barrier yang melindunginya. "Kau seharusnya tidak datang kesini." Orang itu berbicara pada Dough. "Siala-.." DUAK..!! "Seharusnya kau tidak pernah melakukan ini dalam hidupmu." Ucap seseorang yang baru datang itu dengan tatapan dingin, Dough terlempar keras. BLDAR..!! Ledakan besar terjadi, seluruh tembok di hadapan orang tadi hancur tidak tersisa. Begitu pula dengan Dough, getaran ledakan tadi terasa sampai tempat diamana para penonton sedang di ungsikan. Kres.. kretek.. Tembok dan lantai bergetar kencang, "Apa yang terjadi Jack?!" Seluruh bangunan bergetar. "Jangan menyentakku! Jika aku tahu pasti akan kuceritakan!" Semua pengunjung langsung merasa ketakutan. "Jangan takut! Masalah ini pasti segera diselesaikan oleh ratu Viole!" Jack berusaha menenangkan para pengunjung. Namun, sepertinya itu tidak berhasil. Mereka justru bertambah gelisah dan ricuh. "Sial! apa yang terjadi didalam arena?!"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD