3

957 Words
Aeji hari ini akan sedikit sibuk. Ia memutuskan untuk lembur karena besok dirinya akan mengajukan cuti untuk menjenguk adiknya di Incheon. Pekerjaan yang biasanya ia kerjakan 2-3 hari harus ia kebut semalam penuh. Kondisi kantor sudah cukup sepi hanya tertinggal 2-3 orang yang sepertinya juga akan pergi dari sini. Aeji memeriksa ponselnya yang menunjukkan pukul 11 malam. Sepertinya segelas kopi akan membantunya untuk terjaga. Selama menuju dapur, Aeji terus memeriksa handphonenya. Pesan terakhir Kyuhyun sudah ia balas. Ngomong-ngomong apa Kyuhyun ada di ruangannya? Haruskah ia kesana? Sebenarnya ide bagus, tapi sangat buruk jika ia mengganggu Kyuhyun. Di dapur ia melihat sosok Minho yang sedang mencuci gelasnya. "Habis ngopi?" sapa Aeji membuat Minho menyadari kedatangannya. "Hahaha... iya. Tadi rencana ingin lembur tapi anakku merengek di rumah" Aeji mengangguk paham karena memang pria yang seumuran dengannya ini baru saja menikah dan di karuniai seorang anak. Walaupun sebenarnya mereka belum menikah saat mendapatkannya. Namun Minho pria yang baik. Aeji cukup senang berteman dengannya. "Lembur?" "Iya. Besok mau ke Incheon" "Adikmu" Aeji menganggukan kepalanya sebagai balasan. Minho menyunggingkan senyum manisnya. "Semoga adikmu cepat sembuh," satu kalimat yang Aeji dengar seperti doa untuknya. Ia tentu juga mengharapkan kesembuhan adiknya. "Terimakasih," Minho tersenyum dan membersihkan tangannya. "Sepertinya aku harus duluan sebelum Mirae menghancurkan rumah kami" Aeji tertawa mendengarnya. Anak Minho memang lebih dekat dengannya dari pada ibunya. Maka dari itu tak heran jika rumah Minho benar-benar akan hancur oleh kelakuan dua orang di rumahnya. "Hati-hati," seru Aeji saat melihat Minho hendak pergi. Namun langkah Minho terhenti lalu berbalik menatap Aeji. "Aku menaruh kopi s**u di rak paling atas. Ingat jangan katakan siapapun" Mendengar kopi s**u Aeji langsung senang. "Terimakasih, kau yang terbaik," seru Aeji. "Oh iya, buatkan untuk temanmu itu. Ngomong-ngomong dia tampan juga," kata Minho yang membuat Aeji menegang. "Hai namaku Minho maaf belum bisa berkenalan denganmu. Aku terburu-buru. Sampai jumpa" Ceklek Pintu sudah tertutup. Aeji terdiam. Bulu kuduknya berdiri seketika. Hawa panas mulai menjalar di tubuhnya. Saat ini kondisi Aeji tengah sendirian. Lantas siapa yang Minho ajak bicara? Tak jadi membuat kopi, Aeji langsung berlari menuju meja kerjanya. Gadis itu terus fokus pada pekerjaannya. Menghilangkan fikiran aneh yang baru saja terjadi. Aeji terus berkutat pada laptopnya untuk bisa istirahat lebih awal juga. Satu per satu teman kerjanya sudah menghilang. Kini hanya Aeji saja disana. Gadis itu sudah memberitahu pada satpam untuk tidak mengunci pintunya karena ia sedang lembur. Hingga larutpun Aeji masih mengerjakan tugasnya. Hollow Man Ding dong ding dong ding Aeji mengerjapkan matanya saat tidur gadis itu terusik oleh suara alarm. Tangannya meraba raba meja karena matanya belum seutuhnya terbuka. Saat handphone itu di tangannya. Alarm pun mati. Aeji melihat tulisan angka 6 di ponselnya. Sudah jam 6 pagi pikir Aeji. Mata gadis itu melihat sekitar. Kantor masih kosong. Saat hendak merenggangkan tubuhnya, Aeji merasakan sesuatu yang sudah menelingkupinya. Sebuah selimut bercorak garis kotak-kotak. Sangat tak asing untuknya. Aeji meraih selimut itu dan tersenyum senang. Ternyata selimut ini yang membuatnya nyaman tidur tadi malam. Dengan perasaan yang bahagiah Aeji segera mengemasi barangnya yang masih berantakan. Pagi ini ia harus berangkat ke Incheon. Tanpa memperhatikan penampilannya, Aejipun keluar dari gedung tinggi itu. Hollow Man Setelah turun dari halte, Aeji berjalan menyusuri kompleknya. Terdapat orangtua dan anak muda yang menyapanya. Aeji terkenal sebagai tetangga yang ramah kalau perlu diketahui. Tak heran gadis itu betah tinggal di Seoul sendiri. Aeji berjalan sedikit gontai karena tubuhnya pegal semua. Bahkan sedari tadi Aeji terus menguap karena masih menganguk. Saat sedang merenggangkan tubuhnya, terdengar suara yang menghentikan langkahnya. "Pergi ke Incheon tidak mengabariku. Kau anggap aku apa?" Aeji melihat sosok Kyuhyun tengah bersandar di mobil suv hitam. Pria itu tampak keren dengan kemeja biru muda, beserta jaket coklatnya dan celana jeans. Benar-benar tidak ingat umur, tapi Aeji suka gayanya. Dengan senang Aeji berlari menghampiri Kyuhyun. Pria itu merentangkan tangannya membuat Aeji terdiam. "Tidak ingin memelukku?" "Siapa yang mau memelukmu?" "Tsk," Kyuhyun langsung saja merengkuh tubuh Aeji dan membawa gadis kecil ini kedalam dekapannya. Sudah cukup lama berpelukan. Aeji menepuk punggung Kyuhyun, seolah mengerti pelukan itu terlepas. "Kenapa pagi sekali ke rumahku?" "Pagi ini aku datang untuk mencegah seorang gadis yang akan keluar kota sendirian" "Tsk. Ini bukan pertama kalinya aku pergi sendiri" "Mulai sekarang kau harus terbiasa, karena aku akan menemanimu kemanapun kau pergi" "Kau mau ikut ke Incheon?" "Kenapa tidak?" "Kau kan harus kerja" "Kau lupa aku bos nya?" Aeji mendecih kesal. "Aku hanya ada satu tiket" "Kata siapa?" Aeji terbelalak ada dua tiket kereta di tangan Kyuhyun. Perjalanan ke incheon. Kereta express? Yang benar saja? Mahal sekali. Aeji mendesah pasrah saat Kyuhyun menampilkan senyum menyebalkan itu. "Baiklah, aku akan bersiap" Hollow Man Kyuhyun tersenyum senang menikmati perjalanan naik kereta pertamanya. Aeji sampai terheran-heran melihat Kyuhyun yang kegirangan. "Mau duduk di dekat kaca? Kau bisa melihat pemandangan dengan jelas" "Tidak, tidak. Aku sedang melindungimu makanya aku duduk di sini" Aeji mendecih melihat gaya kepahlawanan Kyuhyun. Menggemaskan. Namun Aeji sudah tak tahan lagi karena Kyuhyun selalu menempel padanya untuk melihat pemandangan di luar kereta. "Kyuhyun aku sesak" Pria itu hanya tersenyum polos. Selama perjalanan mereka habiskan untuk mengobrol dan bergurau. Aeji dan Kyuhyun sama sama tak pernah bosan saat bertemu. Selalu ada saja pembahasan. Meski setiap hari mereka selalu berbagi kabar. "Kau tidak kedinginan?" tanya Kyuhyun. "Kau kedinginan?" Kyuhyun pun mengangguk. Aeji yang teringat masih membawa selimut kotak-kotak tadi pagi langsung mengeluarkannya. Mereka berdua pun saling berbagi selimut disana. "Terimakasih selimutnya," ujar Aeji tulus. Ia tahu selimut ini milik Kyuhyun. Karena pria ini selalu memakainya saat lembur di kantor. Kyuhyun hanya mengusap kepala Aeji dengan gemas. "Gunakan barangku sesukamu" Aeji hanya membalasnya dengan senyum. Gadis itu mulai menguap. Tidurnya sedikit kurang karena lembur. Ia ingin tidur sebentar sebelum sampai di Incheon. "Mengantuk?" Aeji mengangguk "Memang semalam kau habis darimana? Kenapa baru pulang tadi pagi?" Deg Mata Aeji yang hendak tertutup langsung terbelalak. Kyuhyun yang melihatnya terkejut. Aeji menatapnya dengan wajah bingung dan... ketakutan. "Aeji ada apa?" tanya Kyuhyun sambil menggenggam kedua tangan Aeji yang mulai dingin. "K-kau... Kau tidak tahu tadi malam aku lembur di kantor?" Kyuhyun menggeleng. "Semalam aku masih berada di China. Aku baru kembali tadi pagi saat bertemu denganmu" Aeji mulai bergetar. Ia menatap selimut yang mereka kenakan. Kiranya Kyuhyun yang memberikannya. "Hey hey hey, ada apa Aeji tenanglah" Kyuhyun yang mulai khawatir langsung merengkuh Aeji kedalam pelukannya. "Kyu..." "Hm?" "Lalu siapa yang memberikan selimutmu padaku?"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD