Sudah seminggu Kalina melakukan pekerjaannya mencuci, menyetrika, hingga merapikan kamar Reyno dan setelahnya ia hanya bersantai di kamarnya, di taman atau terkadang sesekali membantu orang-orang di kebun buah.
Reyno hampir tak pernah mengajaknya bicara, hanya berpapasan dan seperti biasa Kalina tersenyum pada Tuannya.
Selama tinggal di rumah besar itu, Kalina hanya mengobrol dengan para pelayan terkadang sesekali saat sekertaris Sam sedang tidak sibuk dia pun mengajak Kalina bicara.
Kalina sangat senang berada di lingkungan barunya, walaupun hanya sebagai salah satu pelayan. Lebih tepatnya pelayan pribadi Reyno, karena Reyno tidak membiarkan sembarang orang masuk kamarnya apalagi menyentuh barang-barangnya.
Hari ini Kalina sangat senang karena Sammy datang ke sekolahnya untuk mengurus ijasahnya. Kalina sangat antusias menunggunya sambil rebahan di kursi panjang taman hingga tak terasa akhirnya ia tertidur.
"Nona, disini dingin masuk saja kalau mengantuk" Kata Sus pengurus kebun
"Nona?" Sus menggerakan sedikit bahu Kalina, namun Kalina hanya menggeliat kecil tanpa terbangun. Akhirnya pak Sus membiarkannya dan hanya menyelimuti tubuh Kalina dengan selimut yang baru dimintanya pada pelayan.
Menit kemudian telihat mobil Sammy memasuki grebang utama, ia langsung turun memasuki rumah, mencari-cari keberadaan Kalina.
"Kepala Nan, Kalina dimana?" Tanya Sammy pada kepala pelayan
"Sepertinya masih di taman, belum kembali. Saya permisi tuan Sam" Pamitnya lalu meninggalkan Sammy menuju mess yang disediakan Reyno di dekat kebun, itu adalah tempat tinggal khusus para pekerja di rumah Reyno.
Sammy langsung berlari lewat pintu samping menuju taman, dilihatnya Kalina sedang tertidur pulas, rambut panjangnya terurai.
"Cantik sekali gadis ini" gumamnya
Lalu membopong Kalina ala bridal style, Sammy membawa Kalina masuk ke dalam kamar Kalina, lalu ia meletakan map coklat di atas nakas dan bergegas pergi.
Tengah malam Kalina terbangun, dia melirik sekitar,
"Kapan aku pindah ke kamar?" Tanyanya pada diri sendiri kemudian dia melirik map coklat di sisi ranjang dan membukanya, betapa senangnya gadis itu saat ini. Ingin rasanya dia menunjukan kebahagiaannya pada orang-orang yang ada dirumah itu, Kalina langsung keluar kamar, menggenggam map coklatnya, dia melihat Sammy sedang mengerjakan sesuatu di ruang tamu.
"Sekertaris Sam ? Kok enggak di ruang kerja saja?" Tanya Kalina
"Ah itu nona, gak papa. Lagi pengin disini saja biar agak santai" Sammy memggaruk tengkuknya yang tidak gatal
"Oh iya , kalau nggak ada orang, Nona panggil nama saja. Kepanjangan juga pakai sekertaris segala" Ujarnya lagi
"Oo, iya sam , hihihi" Kalina terkekeh ,dia merasa belum terbiasa dengan sebutan barunya untuk Sammy.
"Nah gitu dong" Ujar Sammy
"Sam terimakasih ya, ini" Sambil mengibaskan map coklat di tangannya.
"Sama-sama Nona , sudah tugasku. Oh iya, Tuan Rey sudah menyiapkan beberapa brosur Universitas untuk nona pilih nanti" Sammy tersenyum kecil
"Wah ? Benarkah? Baiklah aku akan ke atas sekarang" Kalina langsung lari tanpa bertanya dulu, karena terlalu senang mendengar kabar itu. Sam hendak mencegah tapi terlambat. Kalina sudah berada tepat di depan ruang kerja Reyno yang sedikit terbuka, Kalina membukanya pelan kemudian mendengar suara
"Yeaaah faster baby, ughhhh yeahh .. Ah.. Agh"
Kalina terbelalak dan menutup mulutnya dengan kedua tangannya, ia beringsut mundur tak percaya dengan apa yang dilihatnya, hingga tak sengaja menjatuhkan map coklat yang sejak tadi berada dalam genggamannya. Kalina segera lari menuruni tangga lalu masuk ke kamarnya, Sammy hendak menghentikannya namun terlambat, semuanya benar-benar terlambat, Kalina mengunci pintu kamarnya dan menyalakan TV dengan volume keras supaya tidak mendengar ketukan pintu.
"Hahahahahaha, Orang baik ? aku lupa kalau dirinya juga pria tampan yang kaya raya tentu saja dia bisa melakukan apa saja" Kalina tertawa kencang hingga menangis saking malunya melihat Reyno dan wanita tadi.
"Hahahahaha hahahahaha aku benar-benar tidak mengira tuan Reyno melakukan hal seperti itu di rumahnya, di ruang kerjanya bahkan ia membiarkan pintunya terbuka. Hahahahaha sialan mataku yang suci ini melihatnya telanjang bulat bersama wanita yang entah siapa" Kata Kalina bicara sendiri merebahkan setengah tubuhnya di ranjang, selang setengah jam Kalina sudah tertidur masih menggunakan sandalnya dengan posisi tengkurap.
Di ruang kerjanya, Reyno melempar amplop berisi uang pada wanita tersebut, wanita itu langsung pergi dari ruangannya kemudian giliran Sammy masuk menggenggam map Kalina yang tadi terjatuh.
Reyno menyandarkan kepalanya di kursi kerjanya.
"Dia melihatnya Sam?" dengan tatapan datar Reyno bertanya
"Iya bos, saya sudah mencegahnya tapi terlambat" Sammy mencoba menjelaskan
"Sekarang dimana dia?"
"Dikamarnya bos, tidak keluar lagi sejak tadi"
"Cepat atau lambat dia akan tahu orang seperti apa yang sudah menolongnya" Reyno menyandarkan tubuhnya di kursi kebersarannya sambil memejamkan mata.
"Sepertinya Nona sangat terkejut bos"
"Itu sudah pasti Sam"
"Juga sepertinya dimata Nona , Bos adalah pria baik-baik"
"Yaa karena dia belum tahu, siapa aku.." Reyno bicara lagi "Kau tahu kan Sam, alasanku menolongnya?"
"Karena mendiang istri bos kan?"
"Benar Sam. Yasudah lupakan, besok antarkan dia mendaftar ke Universitas xxxx"
"Bos ikut?"
"Ya iyalah, memangnya kamu yang mau bayar?"
"Tidak bos hehe"
Kemudian Reyno beranjak keluar ruangan lalu masuk ke kamarnya, melepas kimono tidurnya dan membersihkan diri dibawah shower.
Esok paginya pukul 05.30 Kalina sudah bangun merapikan tempat tidurnya lalu bergegas mandi. Setelahnya Kalina keluar kamar dan menuju ruang cuci sekaligus tempatnya menyetrika baju. Kalina mulai menyetrika satu persatu kemeja Tuannya itu dengan lihai dan menggantungnya di gantungan khusus pakaian, ketika Reyno berangkat kerja barulah nanti Kalina merapikan pakaian tersebut di walk in closet milik Reyno.
Sammy sudah rapi dengan setelan jas nya seperti biasa, menghampiri Kalina di ruang cuci diberikannya paper bag berwarna putih.
"Pakai ini, Nona akan mendaftar ke Universitas xxxx hari ini" Terangnya
"Hah itu kan... Mahal" Kalina cemberut seketika
"Tuan Rey yang memilihnya, supaya lebih dekat dengan kantor katanya"
"Nanti gajiku makin tipis dong? Aku jadi nggak bisa beli HP" Ujar Kalina dengan raut wajah sedih, Kalina langsung beranjak ke kamarnya dan mengganti setelannya, kali ini kemeja berwarna biru langit dipadukan jeans putih, dengan sepatu cats yang sangat cocok untuknya.
Kenapa pas banget, selalu pas semua barang yang dibelikan Tuan Reyno di tubuhku. Cicit Kalina kecil sambil memanyunkan bibirnya didepan cermin, Kalina menguncir rambutnya hari ini, ia tidak membiarkannya terurai.
Semua sudah siap di meja makan, sebenarnya hari ini Kalina tidak ingin menyapa ataupun senyum pada Tuannya karena dirinya masih malu dengan apa yang dilihatnya semalam.
Reyno pun mengacuhkannya, lalu masuk ke dalam mobil setelah selesai sarapan.
********
Sesampainya di Universitas XXXX
Kalina dan Reyno berjalan berdampingan, semua mata tertuju pada dua manusia itu. Yang satu cantik, satunya tampan, siapa yang tidak iri? Mereka semua mengira Kalina dan Reyno adalah pasangan.
Reyno begitu tampan dengan setelan jas berwarna navy , mereka berdua menuju ke ruang informasi.
Reyno pun berbincang dengan beberapa petugas informasi
"Sepertinya Tuan Rey sangat dihormati disini" gumam Kalina dalam hati.
Beberapa menit berlalu , selesai itu Kalina diperintahkan untuk ke luar ruangan terlebih dahulu.
Tak lama kemudian Reyno menyusulnya dan melangkah menuju parkiran, sambil berjalan Reyno berbincang kecil dengan Kalina.
"2 minggu lagi kamu sudah bisa masuk" Terang Reyno
"Biayanya gimana Tuan?"
"Sudah saya lunasi sekalian, kamu tinggal berangkat"
"Mahal banget kan pasti? Gajiku gak akan bersisa nih." Jawab Kalina melipat wajahnya
"Kamu butuh uang buat apa sih? Pakaian ga perlu beli, makan tinggal makan, apa yang kamu butuhin tinggal bilang aja sama Sam biar dia yang beli semuanya"
Seketika Kalina menghentikan langkahnya
"Tuan , saya masih waras.. Saya yang butuh sesuatu kenapa saya minta Sam untuk membelikannya? Nanti uang Sam habis dong" gerutu Kalina lalu melanjutkan jalannya lagi, Reyno terkekeh mendengar jawaban gadis yang menurutnya polos itu.
"Dengar ya bodoh, siapa bilang Sam yang membayarnya? Tentu saja Aku dan itu nggak gratis" Reyno tersenyum devil, Kalina mulai berpikir yang macam-macam karena Reyno berkata semua yang di terima Kalina itu tidak gratis.
"Tuan jangan macam-macam ya !!"
"Macam-macam bagaimana maksudmu?"
"Tuan pasti akan memanfaatkan situasi ini"
"Hah?" Tanya Reyno bingung
"U know right?"
"Maksudnya?"
"I'm a bit**ch"
"Now it's not Kalina"
"Nggak ! Karena itu kan?"
"Kalina stop it ! Kamu lihat sendiri aku bisa beli, ga cuma satu.. Banyak.. Untuk apa aku keluar banyak uang cuma buat nikma..." Kalina membekap mulut Reyno karena bicaranya makin lantang, setelah dirasa aman Kalina melepaskan kembali tangannya dari mulut Reyno.
"Tuan maafkan aku yang tidak tahu diri" ucapnya lirih
"Jangan diulangin, nikmatin aja semuanya selagi aku masih baik. Gak usah membantah" Tegasnya dan Kalina menurut dengan dua kali anggukan.
Kalina masuk ke mobil milik Reyno. Tak berselang lama, sampailah Kalina di perusahaan ternama yang selama ini hanya dilihatnya di TV saja.
"Kenapa kesini tuan?" Tanya Kalina
"Mau kerja" Reyno menjawab singkat
"Terus saya gimana Tuan?" Reyno langsung masuk kedalam tanpa memperdulikan pertanyaan Kalina, Sammy memberi kode supaya Kalina mengikut saja. Kalina pun menurut, ketiganya memasuki lift khusus yang biasa digunakan Reyno. Tiba di lantai 16 Reyno Kalina dan Sammy keluar dari lift, semua karyawan menatap Kalina heran, pasalnya mereka baru melihat bosnya membawa perempuan lagi ke kantor bersamanya setelah 5tahun silam.
Mereka bertiga masuk kedalam ruang kerja Reyno, tiba-tiba ponsel Reyno berdering. Reyno dengan sigap menggeser tombol hijau kesamping dan melakukan panggilan Video.
"Daddy !"
"Hai Boy"
"Daddy? Zoey sudah daftar sekolah"
"Daddy sudah tau sayang, nanti sepulang kerja Daddy jemput ya kita jalan-jalan sekalian beli perlengkapan sekolah" bocah kecil bernama Zoey itu langsung mengangguk girang
"Rey anakmu tuh, sudah nggak sabar pengin buru-buru masuk sekolah"
"Iya Bu, nanti Rey jemput Zoey ya" Ternyata tuan lembut hati juga saat bicara dengan ibunya. Batin Kalina
"Katanya juga sudah nggak sabar pengen punya Mommy baru"
Ibu terkekeh tapi Reyno tidak menggubrisnya, hanya berekspresi datar seperti biasa.
"Suruh Zoey tidur siang dulu bu, nanti Rey jemput. Love you"
"Me Too nak"
Tut . Detik kemudian setelah panggilan video dimatikan Kalina mengerjapkan matanya beberapa kali, tak percaya dengan apa yang dilihatnya barusan
Tuan Reyno? Udah menikah? Udah punya anak? Tapi kenapa tidur dengan...
Sammy mencubit lengan Kalina pelan, menyadarkannya dari lamunan.
"Maaf aku nglamun"
"Iya makanya saya cubit Nona" Sammy terkekeh
"Saya sudah menikah, anak saya usianya 4 tahun lebih, istri saya sudah meninggal bertepatan dengan lahirnya Zoey ke dunia" Reyno menjelaskan seolah mengerti apa yang dipikirkan Kalina
"Aaa.. Ya tuan" Kalina hanya menganggukan kepala
"Saya ada rapat sebentar, kamu disini aja, jangan kemana-mana kalau butuh sesuatu bilang sama sekertaris saya didepan namanya Juni"
"Baik Tuan"
Reyno dan Sammy meninggalkan Kalina di ruangannya sendirian.
Sepeninggalan Reyno, untuk mengatasi kebosanan Kalina membuka-buka buku yang terpajang di rak samping meja kerja Reyno.
Lalu membacanya hingga tak sadar ia tertidur di sofa. 1 jam kemudian Reyno dan Sam masuk menyusul Kalina, dilihatnya gadis cantik itu sedang tertidur pulas.
Reyno meraih buku yang menutupi wajah Kalina, meletakannya di Rak lalu membangunkannya pelan dengan cara menggoyangkan lengannya.
"Hey bodoh, siapa yang menyuruhmu tidur?" Kalina terkejut dan langsung bangun dari posisi tidurnya
"Tuh ngiler kan" Kata Sammy meledek Kalina, Kalina dengan reflek langsung mengusap pipinya
"Gak ada kok, bohong !" Kalina menggerutu kesal dengan candaan Sammy.
"Ayo.. !!" Seru Sammy pada Kalina, Reyno sudah lebih dulu berjalan di depannya.
"Kita jemput zoey dulu, setelah itu ke Mall" Kata Reyno yang masih sibuk dengan Tablet nya.
Sampailah mereka di sebuah rumah besar berpagar tinggi dengan cat putih dan cream yang menampilkan kesan elegan.
Mereka bertiga masuk ke rumah mewah milik orang tua Reyno.
Dari jauh Zoey langsung berlari kepelukan Reyno.
"Daddy ,itu siapa?" Tanya Zoey menunjuk Kalina, Reyno hanya mengangkat kedua bahunya sambil tersenyum.
"Apa itu mommynya Zoey dad?" Kalina membelalakan matanya, dan Reyno hanya menyengir kuda.
"Kenapa Zoey bicara begitu?" Tanya Reyno pada anak kecil lucu itu
"Kata Oma, Kalau Daddy kesini ajak tante cantik berarti itu Mommynya Zoey" Zoey bicara dengan polosnya membuat Sammy mengulum senyum
"Memangnya tante ini cantik?" Tanya Reyno mengernyit
"Cantik , Zoey suka" lalu tersenyum lebar ke arah Kalina, Kalina hanya tersenyum canggung membuat Reyno tertawa kecil.
"Semoga saja ya Zoey, ini namanya tante Kalina. Orangnya baik loh, Zoey juga harus baik ya sama Tante Kalina" Kata Sammy sambil mencubit gemas pipi Zoey.
Sedangkan Reyno membulatkan matanya mendengar kata semoga dari mulut sekertarisnya.
Kalina benar-benar gugup dan bingung dihadapkan dengan situasi ini, tapi Kalina mencoba menepisnya dan bersikap senatural mungkin supaya tak terlihat gugup.
"Hai Zoey, kamu ganteng banget" Kalina mengusap lembut rambut tebal Zoey.
"Seperti daddy" Zoey tersenyum melirik Reyno dan Kalina bergantian kemudian, Zoey mengulurkan tangannya ke arah Kalina meminta Kalina menggendongnya, Kalina pun langsung meraih tubuh Zoey menurutinya.
"Aku udah lama gak mencintai wanita lain selain Mommynya Zoey, tapi kalau dalam waktu dekat Zoey langsung nurut sama Kalina, aku pasti akan nikahin Kalina." Gumam Reyno dalam hati.
"Rey, kamu ajak siapa?" Tanya Ibu Reyno (Rahmita/Ami)
"Ini mommy Zoey oma" Zoey memberi tahu bu Ami sambil memeluk Kalina erat.
"Oh ya?" Tanya Ami pada anaknya lalu melirik Kalina dan Sammy berharap mendapat jawaban, sayangnya Sammy malah membalas lirikan Ami hanya dengan seulas senyuman.
"Untuk saat ini jangan bahas hal ini dulu bu, Ada waktunya nanti" Terang Rey berbisik sambil mengecup pipi Ami.
"Baiklah, kalian mau langsung jalan?"
"Langsung Oma, Zoey udah kangen pengen jalan-jalan sama Daddy"
"Ya sudah hati-hati ya, jangan makan banyak diluar, Ibu masak. Kita makan malem disini ya Rey" Pinta Ami dan Reyno hanya mengangguk, mereka berpamitan dan segera menuju ke Mall.
Sampai di Mall tujuan, mereka pun langsung menuju ke toko alat tulis yang ada di dalam mall tersebut, Zoey tetap pada gendongan Kalina,
"Sepertinya Zoey mulai nyaman dengan Kalina" Bisik Sammy pada Bosnya, Reyno hanya mengangkat kedua bahunya
"Zoey, beli tasnya yang gini aja ya biar nyaman dipakainya" Kata Kalina pada Zoey
"Tapi yang ini maunya" Zoey menunjuk tas dengan karakter Superman didepannya.
"Bagus juga, Zoey suka superman ya?"
"Iya soalnya hebat dan kuat seperti Daddy!!" Jawab Zoey antusias lalu Kalina menyeringai kecut melirik sinis ke arah Reyno, Reyno hanya terkekeh gemas melihat anaknya yang super pintar itu. Kalina meraih tasnya dan memberikan pada Reyno "Zoey mau yang ini katanya seperti Daddy yang hebat dan kuat" Kalina memutar bola matanya malas dan menggandeng Zoey lagi lalu beranjak ke toko sepatu.
"Tante lihat yang itu bagus, Zoey mau" Dengan sigap kalina mengambil sepatu yang dimaksud Zoey dan mengambil sepasang lagi yang menurut Kalina juga bagus
"Sama ini juga bagus Zoey"
"Kalau begitu beli dua aja Tante" Zoey tersenyum lebar sampai memperlihatkan gigi susunya, Kalina turut tersenyum.
Setelah selesai dengan belanjaan Zoey, sekarang mereka beranjak ke arena bermain anak. Zoey menaiki satu persatu mainan yang ada di arena tersebut, dan terakhir Zoey merengek ingin main game basket.
"Tante? Zoey mau itu" Menunjuk ke arah game basket
"Tapi itu tinggi sekali sayang" Bujuk Kalina , Zoey langsung cemberut Kalina pun merasa kasihan lalu menghiburnya mencoba menuruti kemauan Zoey
"Baiklah, kita coba.. Tante lupa kalau superman bisa terbang" Kalina mengangkat Zoey ke pundaknya membuat Zoey ceria lagi lalu Kalina memasukan koin di lubang.
"Tapi hati-hati ya !!" Kalina tersenyum dan mengoper satu persatu bola basket pada Zoey.
Dari kejauhan Reyno mengamati dengan senyum kecil di bibirnya.
"Sam, terlepas dari cinta ataupun tidak.. Sepertinya aku tetap akan menikahi Kalina"
"Itu namanya egois bos, kalau Kalina gak mau gimana?"
"Dia harus mau"
"Tapi bos, kenapa bos memilih Kalina. Sedangkan ada Luna yang siap dipersunting bos kapan saja"
"Zoey tidak menyukai Luna Sam"
"Tapi Kalina masih sangat muda"
"Itu bukan masalah bagiku, Zoey dengan Luna tidak pernah seperti ini. Kalina memang punya daya tarik tersendiri Sam"
"Ku akui itu bos"
"Nggak, kamu nggak boleh mengakui itu, nanti kamu naksir lagi !!!" Ujar Reyno dengan tatapan tak sukanya
"Maaf bos" Sam meminta maaf karena merasa tidak enak.
Sore pun tiba, mereka bergegas pulang kerumah orang tua Reyno.
Karena lelah, Zoey dan Kalina tertidur di mobil dengan posisi paha Kalina menjadi bantal untuk kepala Zoey.
Sampai di rumah Ibu Ami
"Lihat kan sam, apa kamu pernah lihat Luna seperti itu bersama Zoey?" Tanya Reyno dengan senyum sumringah
"Tidak bos" Sammy tersenyum kecil
"Bangunkan Kalina Sam, biar Zoey saya yang gendong" Kemudian Reyno membawa Zoey kedalam pelukannya, dan membawanya masuk ke rumah.