“Jangan menakuti anak kecil, Lyssa. Tenangkan dirimu. Kamu tuh ibu dari anak-anaknya Rainier.” Lyssa mendelik. “Ups, sorry. Maksudku, ini ada bantal.” Leo tersenyum lebar. Menggoyang-goyangkan bantal sofa. Rainier serta merta menarik bantal tersebut. Mengambil kepala Gean yang sedang berpura-pura mati dari paha Lyssa. “Jangan kasar-kasar, Rainier!” ‘Tuhan.. Bisakah Lyssa lebih peka sedikit..’ tangis Gean dalam hati. Meski dengan wajah yang bersungut-sungut, Rainier melembutkan pergerakannya. Ia membasuh luka yang bercampur darah di wajah Gean dengan kehati-hatian semampunya. Di seberang, Lyssa memandanginya dengan mata elang. Mencari-cari kesalahan. Anak-anak kelas satu ikut mengerubung, melihat kondisi Gean. Sementara anak-anak yang lain pergi ke dapur, mencari makan. Lyssa yang p

