Mata Lyssa beranjak naik. Memperhatikan foto cantik mamanya yang terpajang besar di ruang tamu. Foto itu tampak memukau bertaburkan berlian berwarna-warni. Lyssa masih ingat, dulu mamanya menggelar semua perhiasan pemberian ayahnya, ia dengan hati yang berbunga-bunga memilih perhiasan terbaik untuk ia pakai di foto biografi. Sebenarnya, saat itu mereka berencana akan foto keluarga bertiga dengan papa. Sayangnya, setelah menunggu berjam-jam, papanya tak kunjung datang. Kesal, mamanya pun akhirnya berfoto seorang diri. Tidak mengajak Lyssa. Lyssa masih ingat, saat itu ia berdiri di pinggiran studio dengan bibir yang selalu tersenyum lebar. Tersenyum untuk mamanya. Aah.. Lyssa kesal sekali. Kenapa ingatannya sangat kuat?! Padahal dia ingin sekali melupakan memori-memori masa kecilnya. Ia

