Sepanjang perjalanan, gadis itu uring-uringan. Baru reda setelah melihat-lihat foto pacarnya di galeri.
Sampai di kompleks perumahan, Lyssa akhirnya tenang juga. Gadis itu merapikan dress hitam ketat yang ia pakai.
Melewati belokan menuju rumahnya, low beam mobil menerangi jalan depan, menyorot pada sosok yang berdiri menyandar pada mobil gagah di belakangnya. Pemuda berpakaian serba hitam itu sama sekali tak berkedip meski tersorot lampu. Wajahnya sedatar tembok, sedingin cuaca malam.
Mata Lyssa mengerjap-ngerjap.
“Rainier?” tanya Lyssa tak percaya. Gadis itu menurunkan kaca samping, melongokkan kepala keluar.
Segera setelah kunci mobil terbuka, gadis itu berhambur keluar.
“Rainier!” panggilnya. Ingin rasanya Lyssa berlari, tapi ingat kalau ia mengenakan hak tinggi.
Mobil yang tad
