bc

SOFIA, Putri Yang Tak Dianggap

book_age18+
19
FOLLOW
1K
READ
revenge
love-triangle
family
HE
badboy
mafia
billionairess
heir/heiress
tragedy
sweet
city
office/work place
cheating
childhood crush
secrets
affair
like
intro-logo
Blurb

Dihina, disepelekan dan tak dianggap. Pria yang dicintai juga direbut oleh adik tiri, anak haram sang ayah. Begitu banyak kesakitan yang dialaminya. Apalagi saat malam itu, kesuciannya terenggut pria asing akibat jebakan adik tirinya, bagaimana kelanjutan kisahnya? Apakah dia sanggup bertahan ditengah badai yang terus datang? Ikuti perjalanan Sofia, wanita yang tak dianggap oleh ayah kandungnya sendiri.

chap-preview
Free preview
Bab 1
****..**** Prraanggg!!!! "Apa-apaan ini Sofia? Kamu memang benar-benar anak dan tidak becus!! Membawa begini saja kamu tidak bisa!!." Seorang wanita paruh baya tampak memekik dengan kencang memarahi seorang gadis muda yang tampak ketakutan dengan tubuh bergetar. "Maaf!! Saya tidak sengaja!!." Sahut wanita muda itu segera berjongkok untuk memunguti bekas gelas-gelas yang sudah berserakan karena hancur. Tubuh wanita muda itu masih tampak bergetar dengan air mata yang tumpah ruah di pipinya. "Sudah jeng!! Tidak perlu memarahi dia. Pasti dia tidak sengaja menjatuhkannya. Benarkan Sofia?." Sahut seorang wanita paruh baya lainnya yang tampak duduk di sofa mahal itu sambil menoleh menatap wajah Sofia yang tampak hanya bisa mengangguk saja. "Dia memang anak yang tidak berguna jeng!! Itu mungkin karena kami terlalu memanjakannya." Jawab wanita paruh baya itu menatap tajam wanita muda yang bernama Sofia. Sedangkan Sofia sendiri sesekali mencuri tatap kepada seorang pria tampan yang juga duduk di sana. Dan pria itu tampak menatap padanya dengan pandangan yang tak terbaca. Namun tak ada kata yang keluar dari bibir pria itu. "Maaf kak Noah!! Sofia memang seperti itu, Dia sedikit ceroboh. Tapi kami sangat menyayanginya." Seorang wanita muda lainnya tampak segera berucap dengan perkataannya yang lemah lembut, disertai senyum manis ke arah pria tampan yang sedang menatap Sofia. "Tidak perlu diperpanjang lagi! Mari kita bicarakan hubungan yang akan terjadi kedepannya antara keluarga kita." Seorang pria paruh baya tampak segera berucap mengalihkan pembicaraan. Mereka tidak lagi menanggapi kehadiran Sofia yang sedang memunguti sisa-sisa beling dilantai. "Saya datang kemari untuk melamar salah satu putrimu. Bukankah kita sudah membicarakan hal ini lebih dahulu? Bagaimana kalau Noah dan juga Bella bertunangan terlebih dahulu?." Sofia tampak tertegun mendengar ucapan ayah dari Noah. Hatinya terasa teriris-iris mendengar pembicaraan orang-orang dewasa itu. "Kalau saya sih sangat setuju! Itu untuk mengikat mereka Nanti sebelum menikah." Ibu dari Bella tentu saja sangat setuju. Wanita paruh baya itu terlihat sangat senang. Dia menatap wajah suaminya yang duduk di sampingnya. "Kalau saya ikut kalian saja yang mana baiknya. Tergantung persetujuan Noah dan juga Bella. Keluarga Anggara dan juga keluarga Sanjaya akan semakin mempererat tali persahabatan serta kekeluargaan yang sudah terjalin lama." Sofia sungguh kecewa dengan keputusan sang ayah. Padahal seharusnya dialah yang bertunangan dengan Noah. Pria yang sudah disukainya sejak dulu. Karena tidak sanggup mendengar pembicaraan orang-orang itu. Sofia akhirnya meninggalkan ruangan dengan hati yang remuk. "Sabar non!!." Seorang pelayan tua datang dan menatap iba pada Sofia. "Bibi hiks!!." Sofia pun menghambur memeluknya sambil menangis terisak-isak. "Kenapa? Sedih ya? Karena ternyata kak Noah lebih memilih aku! Kasihan sekali!." Tiba-tiba terdengar suara cibiran dari arah belakang. Wajah Bella yang menyebalkan tampak di sana. "Uluh uluh! Sampai nangis segala!! Hahaha hahaha!!." Bella tertawa terbahak-bahak melihat wajah Sofia yang sembab. "Biarkan saja dia!! Anak tidak berguna!! Anak pembawa sial!! Bermimpi ingin dipilih oleh keluarga Sanjaya! Kamu sama sekali tidak pantas! Bella lah Yang pantas." Wanita paruh baya yang menjadi ibu tiri dari Sofia ikut memasuki area dapur. Dia mengejek anak sambungnya itu yang terlihat baru saja menangis. "Dia pikir kalau selama ini kak Noah memilihnya mah! Makanya dia besar kepala dan bermimpi bakal dipersunting olehnya. Tapi ternyata kak Noah lebih memilih diriku. Sungguh kasihan sekali!!." Bella segera menoyor kepala Sofia. Dan kedua wanita itu pun kembali terbahak-bahak menertawakannya. Sudah hal biasa bagi Sofia menerima penghinaan demi penghinaan di rumah itu. Padahal dia adalah anak kandung dari Tedi Anggara, seorang pengusaha ternama di negara ini. Sementara Sony Sanjaya sendiri, juga adalah seorang pengusaha yang kaya raya. Kedua keluarga itu sudah lama menjalin hubungan persahabatan. Bahkan ketika ibu dari Sofia masih hidup. "Kenapa kak Noah? Aku pikir selama ini kamu menyukaiku. Tapi ternyata kamu lebih memilih Bella." Sofia menghempas tubuhnya di sofa kamarnya. Dia menerawang membayangkan hubungannya dengan Noah. Hubungan yang sudah terjalin sejak kecil Karena mereka tumbuh bersama. Walau sempat terhenti karena keluarga Sanjaya pindah ke luar negeri dan baru saja kembali ke negara ini. Noah menyamar menjadi bodyguard di keluarga Anggara dan baru terkuak baru-baru ini, Sofia terang-terangan jatuh cinta kepada pria itu sekali lagi, tanpa tahu kalau dia adalah Noah, teman masa kecilnya, sekaligus cinta pertamanya. Tapi ternyata semua tak seindah harapannya. Noah malah memilih Bella dan bukan dirinya. Hiks!! Tok tok tok!! "Sofia!!." Tiba-tiba terdengar suara ketukan. Sofia pun segera menghapus air matanya dan bergerak membuka pintu. Sang ayah tampak di sana. "Kamu menangis? Kenapa? Apa karena keluarga Sanjaya melamar Bella? Dan kamu berharap kamulah yang dilamar?." Terdengar suara Tedi yang keras. Pria paruh baya itu juga sudah kehilangan kasih sayang kepada Sofia setelah memiliki istri baru yang membawa putrinya ke rumah itu. "Kenapa papa? Padahal kan Papa tahu, kalau Sofia dan kak Noah sudah dekat sejak dulu?." Sofia langsung memasang wajah memelas di hadapan sang ayah. "Karena Noah lebih memilih Bella bukan dirimu. Dan papa pikir Bella memang pantas untuk Noah bukan kau." Sahut Tedi dengan suara kencang. Pria paruh baya itu sama sekali tak iba melihat putrinya bersimbah air mata dan penuh kepedihan. "Sebenarnya di sini Siapa yang anak kandung papa? Aku atau Bella? Atau memang benar, kalau dia itu adalah anak haram papa bersama dengan wanita itu?." Pllaakkkk!! "Mulut kamu begitu lancang Sofia! Kamu memang benar-benar anak tidak tahu diuntung! Mungkin karena Papa selama ini sangat memanjakan kamu!." Tedi berteriak dengan kencang karena marah setelah menampar pipi Sofia. "Memanjakan apa? Setelah Mama meninggal! Papa tidak pernah menganggapku ada di rumah ini. Papa hanya menyayangi Bella, seakan Dia adalah anak kandungmu. Pantas jika aku berpikir kalau dia juga adalah anak kandungmu dari wanita yang sudah merebut posisi mamaku!!!." Pekik Sofia lagi sambil meraba pipinya yang terasa perih akibat tamparan sang ayah. "Hanya karena Noah tak memilih dirimu! Kamu berani berteriak kepada papa! Kamu memang benar-benar anak durhaka!!." Seru Tedi lagi dengan kencang karena tersulut emosi. Wajah pria itu bahkan terlihat memerah dan bergetar saking marahnya. "Ayo! Kamu sepertinya memang harus diberi hukuman agar tidak lagi menjadi pembangkang!." Tedi tiba-tiba menyeret tubuh Sofia menuju arah kamar mandi yang ada dalam kamar. Buukkk!!! Dilemparnya tubuh putrinya itu ke arah lantai kamar mandi, kemudian segera diguyurnya tubuh Sofia dengan air dingin. "Papah hentikan!!." Seru Sofia saat merasakan kedinginan. Dia berusaha mencegah Tedi menyiram tubuhnya dengan air sedingin itu. "Kamu harus diberikan pelajaran! Dasar anak tidak berguna!! Kamu telah berani melawan aku sebagai papahmu!." Pllaakkkk pllaakkkk pllaakkkk!! Bukan hanya menyiram, Tedi juga memberikan tamparan bertubi-tubi pada wajah Sofia hingga terlihat bengkak dan memar. Wanita muda itu hanya bisa roboh di lantai dalam kondisi basah kuyup disertai tangisan memilukan. "Rasakan kamu!." Bella serta Siska tentu saja sangat senang melihat pemandangan itu. Mereka memang sangat ingin Sofia selalu menderita. "Kasihan sekali!! pria yang dicintainya aku rampas, Ayahnya juga begitu, dan semua yang dia miliki akan menjadi milikku!!." Kedua wanita itu kembali terbahak-bahak menertawakan nasib Sofia yang malang. *. Buukkk!! "Biarkan dia semalaman di sini!! Jangan sampai ada yang menolongnya. Jika sampai ada yang datang memberinya makanan ataupun selimut. Aku juga akan menghukumnya dan membuatnya menyesal." Tedi memberikan ancaman yang tidak main-main saat melempar tubuh Sofia ke dalam sebuah gudang dalam kondisi basah kuyup, dan wajah yang memar disertai bengkak. "Tuan!! Jangan perlakukan Nona Sofia seperti ini! Biar saya saja yang menggantikan hukumannya!." Pelayan tua tadi tampak berusaha meminta keringanan hukuman Sofia. "Bibi Laras!! Jangan mencoba untuk melindungi atau menolongnya. Atau saya akan memulangkan kamu Segera ke kampung." Ancam Tedi kepada sosok pelayan tua yang sudah lama bekerja di rumah itu. Bahkan dia sudah bekerja saat Mama Sofia masih hidup. "Dengerin tuh bibi Laras. Jadi pelayan itu tidak perlu sok jadi pahlawan. Nanti akan menyesal kalau kehilangan pekerjaan." Siska ikut memberikan peringatan kepada pelayan tua yang bernama Laras itu. Sementara dalam gudang, tampak Sofia yang sudah menggigil kedinginan. Wajah wanita itu bahkan terlihat sangat pucat. "Dingin!! Mamah! Tolong Sofia!!." Wanita muda itu merintih karena kedinginan dan juga rasa lapar yang menderanya. Tubuhnya pun perlahan lemah hingga Sofia jatuh tak sadarkan diri. ****..****

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

30 Days to Freedom: Abandoned Luna is Secret Shadow King

read
311.3K
bc

Too Late for Regret

read
292.8K
bc

Just One Kiss, before divorcing me

read
1.7M
bc

Alpha's Regret: the Luna is Secret Heiress!

read
1.2M
bc

The Warrior's Broken Mate

read
138.4K
bc

The Lost Pack

read
407.9K
bc

Revenge, served in a black dress

read
148.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook