40. Light Skylerz

1220 Words
"Seketika waktuku terhenti. Semua yang kamu ucap sempurna menyelusup ke hati. Terima kasih sudah memberikanku kesempatan untuk mencintai." *** "Yodium livermorium uranium litium lantanum. Oke, gue harus cari lambang unsurnya!" Lila membuka buku pintar kimia untuk mencari lambang itu. "Yodium itu I, terus livermorium itu Lv, uranium U, litium Li, lantanum La," ujarnya setelah menemukan lambar unsur-unsur itu. "Aduh, bentar. Gue lupa huruf apa aja tadi. Gue catet, ah!" Lila tak bisa berhenti mengoceh sendiri. Bagaimana pun, dia memiliki hal spesial pada dirinya. Lila menulis jawaban dari tugas Navi di lembar yang sama dengan soal. "I Lv U LiLa." "HAH?!" Lila tercengang hebat mendapati jawaban itu. Pasokan udara di kamarnya seakan menipis. Kurang ajar, jantungnya terpompa begitu cepat! "I LV U LILA? I LOVE YOU, LILA?!!" "INI SERATUS JUTA MILYAR SERIUSAN? NAVI? NULIS INI?" "TOLONG GUE BISA TERBANG INI, ELAH. TOLONGIN GUE!" "PANTESAN AJA KEMARIN-KEMARIN DIA MEPET-MEPET. AH GILA, NAVI SUKA SAMA GUE. GUE KEK KAYA MAU MATI!" "ADUH JANTUNG GUE KENAPA INI WOY?! ADUH KOK CEPET BANGET DEBARANNYA! APA GUE MAU MATI BENERAN? APA GUE UDAH DI SURGA?" "NAVII!!!! TANGGUNG JAWAB LO UDAH NGEBAPERIN ANAK ORANG!" "MAMA!!! NAVI SUKA SAMA LILA!" Lila tidak peduli dengan mamanya, dengan tetangganya, atau yang melewati depan rumahnya. Gadis itu berteriak begitu keras, meluapkan rasa kebahagiaannya. Dia seperti orang gila. *** Lila menarik napas pelan. Dia melihat pantulannya di cermin backstage Light Skylerz. Astaga, dia terlihat begitu cantik dengan gaun hitam bercorak putih yang menawan. Wajahnya dirias tipis, menggunakan fondation, bedak, blush on, eyes shadow berwarna cokelat terang, serta warna bibirnya yang diombrai oleh beberapa warna lipstik dan liptint. Warna lipstik yang lebih gelap sebagai dasar, serta warna liptint yang terang sebagai pemanis. "By, Genta belum ke sini?" Lila bertanya kepada Ruby yang sedang duduk mendampinginya di meja rias. Gadis itu berkali-kali menggerakan layar ponselnya seperti mengecek ruang obrolan. "Belum. Gue chat juga nggak dibales." Lila mendesah pelan. Bagaimana ini? Sepuluh menit lagi saatnya dia dan Magenta untuk naik ke atas panggung. Namun, Magenta tak kunjung muncul. Cowok itu telah meminta izin Lila sore tadi. Kata Magenta, dia hendak ikut pertandingan basket dahulu di SMA Khatulistiwa. Terlebih ia selaku kapten tim basketnya, masa iya mau membiarkan anggotanya berjuang seorang diri. Dari backstage itu, Lila dapat mendengar sorakan-sorakan penonton pentas seni Light Skylerz. Memang yang sedang tampil merupakan tim dance SMA Sky Blue makanya banyak sekali orang yang antusias untuk menonton. "Diego lagi nyusul?" "Iya, lo tenang aja, Genta pasti cepet ke sini. Tuh lo sampe keringetan. Make up-nya luntur nanti." Ruby memberikan selembaran tisu kepada Lila. Lila tidak bisa tenang, dia takut jika ada sesuatu yang terjadi pada Magenta. Gadis itu mengambil handphone-nya, lalu beranjak ke belakang. Duduk berjongkok bersender pada dinding. Mencoba menghubungi Magenta. "Ish, bisa-bisanya tuh orang ngilang! Nggak tau apa bentar lagi tampil!" gerutu Lila seorang diri. Dia menepi dari keramaian para peserta pensi dan panitia. Dia butuh ketenangan. "Lila, Magenta cedera!" Lila mendongak. Dia mendadak panik bukan main setelah mendengar suara dari Ruby. "H-hah? Terus gimana? Gimana keadaan Genta, By? Cuma cedera biasa, kan? Dia bisa nyusul ke sini, kan?" tanyanya menggerak-gerakan tangan Ruby. "Gue telepon Diego lagi." Ruby segera menggunakan ponselnya untuk mencoba kembali mencari tahu tentang keadaan Magenta. "Halo, Di. Gimana Genta?" tanya Ruby ketika sudah mulai terhubung dengan Diego di sambungan telepon. Lila belum bisa tenang. Dia begitu gelisah. "Di ... Magenta baik-baik aja, kan? Dia bisa nyusul ke sini?" "Lila ... maaf gue nggak bisa nyusul. Maaf gue nggak bisa temenin lo tampil. Gue minta maaf, La .... " Suara Magenta dari dalam telepon terdengar begitu sendu. Tunggu. Cowok itu sepertinya menangis. "Gue nggak mau ngerusak kebahagiaan lo, La. Gue tahu lo pengin banget tampil di Light Skylerz. Gue minta maaf La, kaki gue nggak bisa diajak kompromi. Gue minta maaf," lanjut Magenta. "Genta, nggak papa. Yang penting lo baik-baik aja, kan? Gue nggak jadi tampil aja nggak papa. Gue mau mengundurkan diri." Nada suara Lila mengikuti suasana ini. Dia ingin menangis, dia tidak tahu ini semua akan terjadi tepat sebelum dia tampil. "Jangan, lo harus tampil. Ada dan nggaknya gue nemenin lo waktu tampil, gue yakin lo tetep keren meski tampil sendiri. Gue suka liat lo senyum waktu kita dipilih sama Bu Roro. Dan gue akan lebih suka, lo tampil semaksimal mungkin. Good luck, Lila Rosetta." Tut ... tut ... tut ... Panggilan diputus sepihak oleh seerang telepon. Mata Lila memerah, dia hampir menangis. Gadis antik itu tidak tahu harus bagaimana. "Silakan untuk Lila Rosetta menaiki panggung. 2 menit lagi, kamu tampil, ya." Siska selaku penanggung jawab event ini, sudah memberi aba-aba kepada Lila. "Udah, La. Tampil aja, nggak papa. Lo pasti bisa." Ruby membantu Lila untuk berdiri. Sebagai sahabat, dia berusaha untuk menyalurkan semangat. Lila terpaksa melangkah mendekati panggung. Dia sedikit ragu, tapi dia tidak mau mengecewakan sahabat-sahabatnya. Gadis berbalut gaun hitam itu mulai menaiki panggung. Sorot lampu panggung belum menyala, namun dia bisa melihat ribuan orang bersedia menyaksikan penampilannya. Dia menarik napas panjang sambil memejamkan mata, berupaya menghilangkan rasa gugupnya. Jantungnya serasa berhenti berdetak, ketika seseorang menggenggam tangan kanannya begitu erat. Lila menoleh ke arah orang itu, betapa tercengangnya dia melihat Navi yang sudah berbalut tuxedo hitam sedang menggenggam tangannya. "Navi?!" "Fokus. Gue nggak mau liat lo tampil sendiri." "Nav, lo--" "Bu Roro minta gue buat gantiin Genta. Jangan buat kesalahan, oke?" Musik dimulai, sepasang remaja itu mulai mengikuti alunan irama musik. Baik Lila maupun Navi tidak dapat memutuskan tatapan mereka. Rasa gugup Lila hilang, saat dia fokus mendengarkan musik dan memandang Navi. Gerakan yang mereka buat begitu kompak dan sangat serasi. Para penonton berteriak riuh selama penampilan mereka berdua berlangsung. Musik selesai, gerakan menari diakhiri. Lila dan Navi tak lupa untuk memberi salam dengan sedikit membungkuk ke arah penonton. Tepukan tangan ribuan orang itu sangat ramai. Mereka semua merasa puas menyaksikan penampilan Tari Cha Cha barusan. "Ikut gue." Navi menarik Lila turun dari panggung. Bukan ke area backstage atau area para penonton, melainkan ke area taman sekolah yang sunyi karena jauh dari tempat event Light Skylerz. Cahaya taman itu sangat aesthetic karena mneggunakan warna cahaya warm white. Lila tidak mengerti mengapa Navi membawanya ke tempat ini. Dia masih tidak percaya karena tadi tampil dengan cowok yang ia sukai. "Ngapain, Nav? Nggak mau ikut prom?" tanya gadis itu penasaran. Navi mengulas senyumnya, dia menatap teduh Lila. "Gue mau nagih jawaban tugas. Bukannya gue kemarin udah bilang, mau minta jawabannya malam ini?" Lila menepuk dahinya. Hal sepenting itu ia lupa? "Sorry gue lupa. Tapi gue udah nemuin jawabannya." Dia refleks tersenyum karena melihat senyuman Navi Lila bahkan sudah lupa dengan Light Skylerz, sahabat-sahabatnya, dan Magenta. Navi belum melepaskan genggamannya. Dia tak hentinya untuk menatap Lila. Satu tangannya digunakan untuk membenarkan tatanan rambut Lila yang baru saja terkena angin. "Jadi, jawaban dari tugas spesial gue apa?" Deru napas Lila mendadak tidak teratur. Jantungnya begitu berdetak hebat. Lila tak bisa memudarkan senyum cantiknya sedikit pun. "Jawaban tugas itu, tulisannya I Lv U, Lila," balasnya mengeja setiap huruf jawaban tugas spesial. "Jadi, kalau dibaca?" "I love you, Lila." Lila tersipu malu saat Navi tidak jeda untuk menatapnya. Cowok itu tersenyum begitu manis. Lebih manis daripada senyum dua sebelum-sebelumnya. "Terus?" tanya Navi. Lila terkekeh kecil. "Lo unik, Nav. Makasih, akhirnya lo jatuh hati juga sama gue. I love you too, Navi," ujarnya terdengar sangat tulus.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD