Membentuk Tim

1267 Words
BAB 5 : Membentuk Tim "Mulai dari awal?" Pria dengan pakaian tentara bernama Bimbo, dari class penjaga. "Sialan! Berarti kalau aku yang jatuh barusan, aku harus mulai ulang task dari step pertama?!" Ia mencak-mencak di tempat sebelum mendekat ke tepi jurang dan berteriak keras, "Kutandai kau ya, b*****t! Kalau sampai kita ketemu lagi, kuajarin kau gimana rasanya diseruduk llama." "Berisik!" sela Ezra, yang mengenakan pakaian bangsawan. "Tidak ada gunanya berteriak. Mungkin dia sudah dibangkitkan kembali di air mancur sekarang." Bangsawan tampan itu mencongkel telinganya dengan bulu burung yang halus, memberi tampilan bahwa suara Bimbo mengganggu pendengaran. Bimbo mendelik kesal. "Tapi bukankah … kalau dia dibangkitkan ke air mancur, dia berarti mati, ya? Terus gimana sama emas dan point pengalamannya?" Gadis Penyembuh bertanya. Semua orang terdiam, lalu tanpa aba-aba menoleh dengan serempak kepada pria yang sejak tadi berdiri tenang di sebelah Aluna. Pria itu menggunakan pakaian coklat, sepatu boot, dengan topi rotan dan busur di lengan. Aluna menyadari classnya adalah pemburu. "Semua emas dan poin pengalaman sudah ditransfer padaku," ujarnya sambil menekan-nekan jam tangannya. Ia tampak acuh tak acuh dengan semuanya, seakan tak ada hubungan dengan sekelompok pemain ini. Seolah-olah orang yang memberi tendangan ke llama bukanlah dia. "Serius? Apa itu artinya poin pengalamanmu sudah cukup untuk memulai misi kenaikan level?" Bimbo tampak bersemangat. Pria Pemburu hanya bergumam setuju. "Hm." "Sial, tau gitu harusnya aku aja tadi yang nyepak dia!" Bimbo meratap dengan penuh penyesalan. Ezra mendengus. "Memangnya kau bisa? Kau tadi hanya bisa berdiri konyol di depanku, tampak seperti ingin mengompol." Bimbo menatap nyalang "Siapa yang kau bilang ngompol?! Kau yang ngompol! Kau dan nenek moyangmu semuanya hobi ngompol! Gak bisa liat apa? Aku ini penjaga, lihat pakaianku dengan benar!" Ezra melirik dengan ujung mata dan mencibir , "Tampak seperti anak TK sedang ikut pawai di mataku." Mulut Bimbo menganga. Apa-apaan b******n ini? Dia mau adu mekanik? Ayok! "Hentikan." Sebelum peperangan pecah di tempat, Pria Pemburu mengangkat suara. Ia tampak tak sabar. "Ada pemain lain yang mendekat. Kita tidak boleh menghalangi jalan." Setelah itu, ia langsung berbalik dan melangkah. Melihat hal itu, Ezra dan Bimbo kembali menarik diri. Mengikuti pria pemburu, 4 orang lainnya secara alami membuat barisan memanjang, seperti sekelompok anak itik mengikuti induk. Mereka berjalan lebih dekat ke bagian dinding batu dan dengan hati-hari menghindari jurang yang tak memiliki pengaman. "Nggg… Kak, Kakak ingat aku nggak?" Penyembuh dibelakangnya menarik ringan lengan baju Aluna. Aluna berpikir dengan cepat. "Kamu cewek yang di auditorium?" Aluna menoleh, yakin ia tidak memiliki kenalan lain selain gadis itu di game ini. Ia mengangguk cepat dan merepet bahagia. "Iya, Kak, aku Kyla. Gak nyangka beneran bakal ketemu. Tadi aku cari Kakak di desa pemula, tapi karena para pemain bisa mengubah avatarnya, dan aku gak bisa nemuin Kakak, jadi aku nyerah dan memulai tugas. Siapa kira kalau kita bakal ketemu di sini. Mana avatar Kakak wajah asli Kakak lagi, harusnya tadi aku nungguin lebih lama di air mancur." Aluna sejujurnya tidak mengenali gadis ini sama sekali. Gadis yang ia temui di auditorium tampak seperti anak SMA yang enerjik dengan wajah oriental, tapi gadis di depannya memiliki fitur yang sangat asing. Rambut pirang, mata biru, dan ciri khas ras kaukasoid lainnya. Mengingat avatar di game ini bisa diotak-atik, Aluna memakluminya. Mungkin gadis ini ingin mencoba hal-hal baru. "Aku agak lambat. Sebenarnya tadi cukup lama untuk memilih profesi dan membaca panduan," jawab Aluna. Kyla meliriknya. "Pakaian Kakak bagus. Kakak jadi apa?" "Aku mengambil class penyidik." "Wah, keren. Aku gak terlalu tau cara mainnya, jadi aku ambil yang paling mudah dipahami, sebagai penyembuh. Terus pakaian dokternya juga cantik, jadi aku pilih ini aja deh, haha" matanya melengkung saat tertawa. "Aku juga. Aku melihat pakaian bangsawan ini sangat indah dan membuatku tampak sangat tampan, jadi aku mengambil ini tanpa pikir panjang. Waktu sadar, ternyata profesinya ahli hipnotis, serasa menjadi penipu." Mendengar mereka bercakap-cakap, Ezra yang tidak suka diam ikut masuk dalam percakapan. "Gak ada apa-apanya sama profesiku. Liat sekilas aja udah jelas, kan? PEN-JA-GA, class paling keren di game ini!" Bimbo berkata. Ia melirik Ezra dan tak bisa menahan ejekan. "Nggak usah sedih, nggak butuh pakaian, wajahmu aja udah kayak penipu, kok." Sesaat, api berkobar di mata keduanya lagi. Ezra menutup mata, mencoba menenangkan diri. "Tidak perlu memancing. Apa kau tidak takut aku mendorongmu dari belakang lalu menjatuhkanmu ke jurang?" Tulang punggung Bimbo langsung tegang. Ia bisa merasakan emosinya melonjak, siapa yang mau dia dorong? "Ayo, baku hantam kita disini! Lihat siapa yang mati duluan." "Cukup, jangan bertengkar!" tegur Aluna, "kalau kalian saling mendorong di sini, semua orang bakalan jatuh." Dengan saling mengirim tatapan sengit terakhir, duo bodoh di belakang barisan akhirnya kembali tenang. Kyla menatap Aluna. "Kak, ayo kita saling nambahin teman. Tadi aku udah nambah beberapa teman di desa pemula. Ayo kita saling nambah teman juga supaya bisa berkirim pesan." Setelah menekan bagian atas kaca jam tangan, layar transparan langsung melayang di udara. Di salah satu menu, ada tulisan [Teman]. Di sana mereka bisa saling menambakan pemain untuk menjadi teman, agar memudahkan berkomunikasi. Mereka saling memasukkan ID permainan, lalu menekan konfirmasi. Berbeda dengan nama yang bisa dibuat dengan bebas, ID pemain adalah campuran nomor pendaftaran masuk game dan nama pemain yang ditulis tanpa spasi. Di sisi Aluna, ID-nya tertulis [603Aluna]. Sedangkan ID Kyla adalah [490PrincessKyla]. "Ini step Kakak yang keberapa?" Kyla bertanya dengan riang. Ia menatap dengan antusias nama Aluna yang berdiam diri di daftar temannya. Karena mereka sempat bertemu di auditorium, dia cukup senang dengan kehadiran Aluna. Memiliki kenalan dari dunia nyata dalam dunia game palsu ini membuatnya tenang. Aluna menjawab sambil lalu. "Step ketiga." "Sama dong, Kak! Kak, ayo kita nyelesain tugasnya bareng. Nanti kita bisa buat tim untuk duo. Kalau nyelesain tugas bareng rekan setim, bakalan ada bonus tambahan!" Kyla merengek. "Bonus tambahan?" Selain bonus poin pengalaman dan emas, menyelesaikan task juga membuat pemain bisa mendapatkan equipment. Equipment biasanya berupa peralatan penunjang profesi. Ramuan untuk penyembuh, kaca pembesar untuk penyidik, senjata untuk penjaga, atau panah untuk pemburu. Equipment akan di drop oleh sistem secara acak setelah step terakhir terpenuhi. "Iya. Kalau pemain bermain solo, sistem hanya akan nge-drop 1 equipment aja, tapi kalau kakak mengerjakan task dalam tim, sistem akan menjatuhkan 1 equipment untuk setiap pemain di dalam tim, dan 1 equipment tambahan sebagai bonus. Biasanya, equipment tambahan berisi barang langka, yang gak akan bisa jatuh kalau pemain hanya menyelesaikan task secara solo." jelas Kyla. "Jadi, kalau kita membentuk tim, kita bisa dapat equipment langka?" Bimbo yang menguping, menjadi sangat tertarik. "Yup, bener banget!" Kyla mengangguk. "Oke, ayo bentuk tim!" Aluna setuju. Lagi pula, lebih baik memiliki rekan setim daripada harus melakukan misi sendirian. Setidaknya rekan setim bisa saling membantu saat ada kesulitan. Ditambah lagi ada hadiah bonus penyelesaian tugas tambahan, Aluna tidak mungkin menolak. Bimbo berbinar mendengar penjelasan Kyla. Ia menatap pemburu yang berada di barisan paling depan. "Mr. Pemburu, ayo kita bikin tim bareng juga. Aku seorang penjaga, aku akan melindungimu selama task dan quest." Pemburu menolak tanpa berpikir. " Tidak, terima kasih." Bimbo mendesah sedih. Bibirnya mengerucut ke depan, tampak seperti anak TK yang sedang merajuk. Ezra, yang berjalan di belakangnya memperhatikan dengan senyum geli. "Kalau dia tidak mau menjadi rekan setimmu, kau bisa membentuk tim denganku. Nanti, biar aku yang menjagamu selama task dan quest." Bimbo menoleh dengan wajah berkerut "Kau ingin menjagaku dengan bulu burungmu?!" Ezra, yang tengah bermain dengan kipas bulu burung yang ia dapatkan dengan set pakaiannya, mengangguk pelan sambil memasang wajah polos palsu. Menahan diri, Bimbo berbalik dengan urat marah yang menyebar di dahi. Ia harus menenangkan amarahnya, atau dia akan menarik Ezra untuk melompat ke jurang bersamanya. Setelah mereka berhasil melewati tebing, selain Aluna dan Kyla, mereka berpisah untuk menyelesaikan task masing-masing.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD