Pergulatan di Tebing Curam

1079 Words
BAB 6 : Pergulatan di Tebing Curam Dalam step ketiga mereka, Aluna dan Kyla berhasil menyelesaikannya dengan lancar. Namun, di step keempat, pemain lain menggunakan trik licik yang sama, dan berhasil menjatuhkan Kyla ke jurang. Meski emas dan poin pengalamannya tidak ikut hilang, Aluna yang berada di tim yang sama dengannya, tidak memiliki pilihan lain selain kembali ke Desa Pemula untuk menjemput Kyla di air mancur. Menemani Kyla untuk memulai task dari awal, Aluna harus menunda untuk memulai quest untuk meningkatkan level. Di step terakhir Kyla, mereka tak sengaja bertemu kembali dengan Pria Pemburu. Mereka memutuskan untuk menyapa. "Mr. Pemburu masih di sini? Kenapa belum memulai quest untuk ningkatin level?" Kyla bertanya dengan semangat. Pemburu itu menatap Kyla sekilas, sebelum memandang ke arah Aluna. "Jangan panggil Mr. Pemburu, panggil saja Leon." "Oke, Kak Leon," sahut Kyla. "Apa ada masalah untuk memulai quest?" Aluna bertanya. Leon menggeleng. "Tidak ada masalah. Hanya ingin memainkannya dengan santai." Leon tidak perlu terburu-buru untuk memulai quest. Dia diperintahkan untuk melihat situasi dan memastikan keamanan dalam game oleh bosnya, jadi dia lebih memilih untuk menjadi turis, menapak ke sana-kemari dengan santai ke setiap tempat yang bisa dikunjungi. Game memiliki beberapa desa. Selain desa pemula untuk membangkitkan pemain baru dan pemain yang mati, desa-desa lain masih terkunci. Saat ini hanya Desa Dalmig yang baru bisa diakses oleh para pemain. Itu lah kenapa Leon hanya bisa berputar-putar dari desa pemula ke desa dalmig, dan kembali bertemu dengan Aluna dan Kyla. "Oh, begitu." Aluna menatap Leon lekat-lekat. Sedikit keraguan melintasi matanya. "Apa kamu orang yang duduk di sebelahku di ruang game?" "Iya. Kita duduk sebelahan di ruang game lantai 16." Leon mengkonfirmasi tanpa ragu. Lantai 16 mengacu pada ruangan khusus yang disediakan oleh Bima Sakti group untuk para pemain beta testing. Aluna sudah cukup ragu sejak pertemuan pertama. Dibandingkan Kyla yang mengubah penampilan orientalnya menjadi gadis eropa, Leon masih menggunakan penampilan aslinya sebagai avatar. Tapi karena Aluna hanya sempat melihatnya sekilas di ruang game, dan pakaian yang dikenakan berbeda, ia takut salah mengenali orang dan terkesan sok akrab. Siapa yang menyangka Leon tanpa ragu mengiyakan. "Kalian saling kenal?" Kyla bertanya. "Kami duduk bersebelahan di ruang game. Nggak sengaja jumpa juga, kayak kamu sama aku." Aluna menjelaskan. "Ohh …" Kyla manggut-manggut. "Kalau gitu, kenapa kita gak jalan bareng? Kan kita udah saling kenal. Ayo kita saling menambahkan teman juga." Atas desakan Kyla, akhirnya mereka berhasil menambahkan Leon sebagai teman, tapi Leon masih menolak untuk bergabung dengan tim duo mereka. Mereka tidak memaksanya. Setelah itu, ketiganya melanjutkan perjalanan ke Tebing Curam. Tebing Curam mulai sepi. Beberapa pemain tampaknya sudah memulai quest untuk meningkatkan level mereka. Hanya tersisa sedikit pemain yang masih mencoba menyelesaikan task. Tebing Curam berbentuk lingkaran menurun. Lebarnya tak sampai satu meter. Di satu sisi ada dinding batu, dan sisi lainnya adalah jurang tanpa penghalang. Pemain yang tak sengaja jatuh akan mati dan kehilangan semua emas dan poin pengalaman, lalu dibangkitkan di air mancur. Semua misi sebelumnya akan di reset dan di ulang dari awal. Di sinilah Kyla tak sengaja jatuh saat berkonfrontasi dengan pemain lain. Ia menatap dengan benci TKP kematiannya. "Hati-hati," Aluna memperingatkan. "Jangan sampai jatuh lagi." "Kalian pernah jatuh?" Suara Leon terdengar dari depan. "Hu'um." Kyla mengenang dengan penuh kebencian. Dia sedikit menggeram, "Saat jatuh sama sekali nggak ada aba-aba apa pun, tiba-tiba udah di samping air mancur. Mau nangis rasanya, semua point dan emas yang udah terkumpul lenyap." "Ini step terakhir kita, kita harus hati-hati. Kalau jatuh lagi, akan terlalu merepotkan untuk memulai dari awal," tutur Aluna. Kyla mengangguk. "Iya, benar. Semua orang udah memulai quest, jangan sampai kita jadi yang terakhir." Leon masih memimpin jalan di depan. Tebing Curam tidak akan begitu sulit jika tidak ada lawan di arah lain. Namun karena desainnya yang melingkar ke bawah, terkadang ada penyergapan di beberapa titik buta, atau hal-hal lain yang akan memulai kekacauan di antara pemain. Leon tahu bahwa tidak ada masalah dengan pencurian dan pembunuhan dalam game. Ini adalah bagian menariknya. Saat mereka membuat game, mereka memang sengaja menambahkan fitur ini untuk meningkatkan pengalaman dan keseruan dalam game. Apa menyenangkannya game datar dan lurus yang hanya menyelesaikan task dan quest? Game yang membuat pemain bisa mencuri peralatan, emas, dan point pemain lain lebih menarik. Itu bisa meningkatkan euforia dan persaingan yang membuat darah mendidih. Di tengah perjalanan, mereka bertiga mendengar keributan. Kebetulan tepat di depan mereka adalah belokan lain dari tebing. Saat mereka mencapai garis pandang, hal yang mengejutkan memasuki visi setiap orang. Di depan, ada seorang pria berambut gondrong yang sedang mencoba mendorong pemuda yang menggunakan tuksedo. Tak jauh dari mereka, ada Ezra dan Bimbo yang tadi mereka temui. Ezra sedang mencoba menyelamatkan Bimbo yang hampir jatuh ke jurang. Tangan mereka saling berpegangan, tapi dari ekspresinya, tampaknya itu tidak akan bisa bertahan lebih lama lagi. Beberapa meter di belakang pria gondrong, ada gadis lain yang melepaskan panah ke Ezra. Panah menancap tiga detik lalu menghilang dengan sendirinya. Karena ini hanyalah game, tidak ada darah yang keluar. Hanya saja setelah panah mengenainya, seluruh tubuh Ezra berubah menjadi sangat pucat, hampir transparan. Kyla tegang di tempat. Apa-apaan ini? Apakah p*********n seperti ini diperbolehkan dalam game? Untuk sesaat dia bersyukur bahwa kematiannya hanya tak sengaja jatuh untuk menghindari llama, bukan sengaja dibunuh dengan brutal. Leon bereaksi cepat, menarik panah dan menembak pria gondrong. Saat pria itu terkena panahnya, dia membeku sejenak dan wajahnya menjadi pucat pasi. Pemuda bertuksedo yang ia tahan cukup lincah, memanfaatkan situasi, dia langsung memberontak melepaskan diri. Gadis pemanah tampak tak senang. Ia mengambil panahnya dan menembak ke arah Leon. Leon menghindar dengan cepat, tak lupa merentangkan tangan ke belakang untuk menarik aluna dan kyla. Leon kembali menembakkan busurnya ke gadis pemanah. Mereka fokus untuk menjatuhkan lawan satu sama lain. Di sisi lain, pemuda yang tadi di tahan berhasil melepaskan diri, ia langsung berlari ke arah Leon. Pria gondrong akhirnya pulih dari pembekuan, mengejarnya. Pria gondrong dengan cepat menerkam dari belakang, membuat mereka berdua jatuh ke tanah. Melihat mereka berdua bergulat di tanah, Aluna merangkak dan mendekat, mencoba membantu. Dari belakang Kyla mengikuti. Mereka berdua dengan si pemuda mencoba menjatuhkan pria gondrong ke jurang. Saat mereka berhasil, Leon juga sudah menyelesaikan pertarungannya dengan pemanah wanita. Pemanah wanita itu meninggal, mayatnya jatuh di tempat ia berdiri sebelumnya, berubah menjadi transparan dan perlahan menghilang. Di jejak tempat kematiannya, muncul sebuah peti harta karun. Leon bergegas membantu Ezra yang masih berusaha menarik Bimbo agar tidak jatuh ke jurang. "Ya Tuhan, terima kasih. Aku terselamatkan!" pekik Bimbo saat ia berhasil di tarik ke atas, penuh dengan sukacita.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD